Enam dari tujuh lifter muda Indonesia meraih medali dari Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior 2022. Itu menjadi sinyal positif untuk regenerasi lifter atau menjaga keberlanjutan prestasi angkat besi Merah Putih.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
TASHKENT, SABTU — Enam dari tujuh lifter muda Indonesia berhasil membawa pulang medali dari Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior Angkat Besi 2022 di Tashkent, Uzbekistan, 15-25 Juli. Bahkan, lifter kelas 73 kilogram, Rizki Juniansyah, bisa membawa pulang tiga emas dan mempertajam rekor dunia yunior angkatan snatch atas namanya sendiri. Kabar itu menjadi sinyal positif untuk regenerasi lifter atau menjaga keberlanjutan prestasi angkat besi Merah Putih.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Djoko Pramono melalui Humas PB PABSI, Jumat (22/7/2022), mengatakan, para lifter itu tidak diberikan beban target medali dalam Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior 2022. Mereka hanya diharapkan bisa memperbaiki total angkatan dalam latihan. Nyatanya, mereka bisa meraih total enam emas, enam perak, dan enam perunggu.
Menurut Djoko, itu menjadi kabar menggembiarakan karena menandakan Indonesia tidak kekurangan lifter pelapis. Para lifter muda yang berlaga dalam kejuaraan itu pun punya potensi besar untuk menggantikan para senior mereka cepat atau lambat.
”Kaderisasi terus bergulir. Saya berharap ini akan memacu semangat para lifter di daerah berlomba-lomba untuk bisa bergabung ke pelatnas (pemusatan latihan nasional) angkat besi, dengan demikian kaderisasi terus berjalan dinamis,” ucapnya.
Secara rinci, enam emas itu, antara lain, berasal dari Rizki yang meraih emas dari angkatan snatch 157 kilogram (kg), clean and jerk 182 kg, dan total angkatan 339 kg di kategori yunior, Kamis (21/7). Lifter 19 tahun itu turut mempertajam rekor dunia yunior angkatan snatch dari 156 kg dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2022 di Heraklion, Yunani, 2 Mei lalu, menjadi 157 kg. Lifter asal Banten itu pun masih memegang rekor dunia yunior angkatan clean and jerk 194 kg dan total angkatan 349 kg yang dicetak dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2021 di Tashkent, 26 Mei 2021.
Dalam hari yang sama, tiga emas lainnya disumbangkan oleh lifter putri kelas 59 kg, Sarah. Lifter asal Jawa Barat itu meraih emas dari angkatan snatch 88 kg, clean and jerk 107 kg, dan total angkatan 195 kg di kategori remaja.
Adapun enam perak itu, antara lain, berasal dari Sarah yang turut meraih perak dari angkatan clean and jerk dan total angkatan di kategori yunior. Sisanya, lifter 55 kg Satrio Adi Nugroho mempersembahkan perak dari angkatan clean and jerk dan total angkatan di kategori yunior, Senin (18/7), serta lifter putri 71 kg Restu Anggi mempersembahkan perak dari angkatan clean and jerk dan total angkatan di kategori yunior, Jumat.
Sementara itu, tiga perunggu berasal dari Sarah yang juga meraih perunggu dari angkatan snatch di kategori yunior. Sisanya, Satrio dan Restu masing-masing turut merebut perunggu dari angkatan snatch.
Tiga perunggu lainnya dari Lifter putri 45 kg, Najla Khoirunnisa, yang menyumbangkan perunggu dari angkatan snatch di kategori remaja, Senin. Lifter putri 55 kg, Juliana Klarisa, menyumbangkan perunggu dari angkatan clean and jerk dan total angkatan, Rabu (20/7).
Tidak cepat puas
Kendati membanggakan, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PABSI Hadi Wihardja menuturkan, PABSI dan para lifter tidak boleh cepat puas dengan rentetan prestasi tersebut. Rizki, misalnya, lifter kelahiran 17 Juni 2003 itu mahir untuk angkatan snatch yang dibuktikan dengan tiga kali mempertajam rekor dunia yunior, yakni dari 155 kg dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2021 di Taskhent, 25 Mei 2021, serta menjadi 156 kg dan 157 kg pada tahun ini.
Namun, Rizki perlu membenahi pola angkatan clean and jerk. Sejauh ini, dia belum bisa lagi menyamai ataupun melampaui rekor dunia yunior clean and jerk atas namanya sendiri. Dirinya membukukan angkatan clean and jerk 185 kg dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2022 dan turun menjadi 182 kg dalam Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior 2022.
”Rizki perlu mengatur pola lebih baik dalam penyesuaian angkatan clean and jerk. Untuk Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior 2022, strategi angkatan clean and jerk yang diterapkan sudah sangat baik. Sebab, dengan angkatan 182 kg, dia sudah mengamankan tiga emas. Dia sempat mencoba angkatan 195 kg untuk mempertajam rekor dunia yunior clean and jerk dan total angkatan, tetapi belum berhasil,” ujar Hadi.
Secara keseluruhan, tambah Hadi, PABSI patut mengevaluasi penampilan semua lifter muda di kategorinya masing-masing. Kalau lifter bersangkutan memang baru bisa tampil optimal di kategori remaja, lifter itu lebih baik fokus dulu di kategori tersebut. Tidak boleh memaksakan mereka melompati levelnya, seperti dari remaja ke yunior, atau dari yunior ke senior. Itu menjadi bagian dari program pembinaan jangka panjang.
Kejelian harus disiapkan pula dalam kelas pertandingan yang diikuti. Apalagi pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan dimulai dari Kejuaraan Dunia 2023 pada Desember tahun depan. Nantinya, hanya ada 10 kelas angkat besi dalam Olimpiade 2024 dengan kuota setiap negara cuma bisa menurunkan satu lifter per kelas.
PABSI sudah memetakan potensi terbaik saat ini, yakni dari kelompok putra di kelas 61 kg dan 73 kg, serta kelompok putri di kelas 49 kg dan 59 kg. Khusus di kelas 73 kg, Indonesia memiliki dua lifter berbakat yang sedang naik daun, yakni Rizki dan Rahmat Erwin Abdullah, yang meraih perunggu kelas tersebut dalam Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu.
”Diperlukan evaluasi detail agar siapa pun yang tampil memang memiliki peluang menjadi yang terbaik di kelasnya dalam Olimpiade 2024. Seiring dengan persiapan tersebut, kami pun terus berusaha mencari mutiara-mutiara baru (lifter berbakat lainnya),” ujar Hadi.
Diperlukan evaluasi detail agar siapa pun yang tampil memang memiliki peluang menjadi yang terbaik di kelasnya dalam Olimpiade 2024.
Dari Kejuaraan Asia Remaja dan Yunior 2022, praktis hanya lifter putri 49 kg, Windy Cantika Aisah, yang berangkat, tetapi tidak tampil. Hadi menyampaikan, Windy belum pulih dari cedera yang dialaminya dalam SEA Games 2021 di Vietnam, Mei kemarin.
Pada SEA Games 2021, Windy mengungkapkan ada cedera pinggul dan tulang kering yang sudah dirasakannya sebelum Kejuaraan Dunia Yunior 2022. Hal itu yang menyebabkannya tidak tampil optimal dan gagal meraih medali SEA Games 2021. Dia gagal mempertahankan emas yang direbutnya pada SEA Games 2019 di Filipina.
Sementara itu, Pelatih Kepala Pelatnas Angkatan Besi Dirdja Wihardja berharap para lifter muda itu bisa menjaga konsistensinya dan terus meningkat untuk jenjang berikutnya, terutama bagi Rizki. Lagi pula, sebagian dari mereka juga akan tampil dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, 9-18 Agustus mendatang.