FIBA menutup kans timnas basket Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia. Niat PP Perbasi untuk melobi FIBA pun tidak bisa terealisasi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — FIBA memastikan tim nasional bola basket Indonesia tidak punya peluang lagi untuk tampil dalam Piala Dunia 2023 yang akan berlangsung di Jakarta. Menurut FIBA, target delapan besar Piala Asia 2022 adalah satu-satunya cara Indonesia bisa tampil di ajang terbesar itu.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Direktur Olahraga dan Kompetisi FIBA Predrag Bogosavljev ketika mengunjungi pembangunan gedung basket baru di kompleks GBK, Jakarta, Sabtu (23/7/2022). Dia mengungkapkan hal itu langsung di depan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih.
”Sayangnya, itu tidak terjadi (lolos delapan besar Piala Asia). Jadi, secara praktis, tidak akan ada kesempatan kedua untuk Indonesia. Indonesia akan melewatkan Piala Dunia. Meskipun begitu, pebasket dan tim terbaik tetap akan datang ke Indonesia tahun depan,” ucap Bogosavljev.
Seperti diketahui, Indonesia gagal menembus delapan besar seusai dikalahkan China, 58-108, di kualifikasi perempat final, Senin kemarin. Akibat hasil itu, timnas harus terhenti di 12 besar yang berujung pada kegagalan menggapai target dari FIBA.
Jadi, secara praktis, tidak akan ada kesempatan kedua untuk Indonesia. Indonesia akan melewatkan Piala Dunia.
Setelah kegagalan itu, Danny mengatakan, Indonesia masih punya peluang lolos. PP Perbasi akan melobi FIBA agar timnas masih punya kesempatan lolos langsung sebagai tuan rumah. Salah satu pertimbangannya, penonton akan lebih ramai jika tuan rumah bermain, seperti di Piala Asia.
Pertimbangan lain, Indonesia juga bisa menyamai level Filipina yang merupakan salah satu tuan rumah pada 2023 nanti. Adapun Filipina juga hanya berhasil mencapai 12 besar di Piala Asia. Sementara itu, Indonesia mengalahkan Filipina di SEA Games Vietnam 2021 untuk meraih emas pertama kali.
Menurut Bogosavljev, jatah spesial untuk tuan rumah dalam penyelenggaraan kali ini agak berbeda. Sebab, Piala Dunia akan menggunakan format tuan rumah bersama untuk pertama kali pada tahun depan. Selain Indonesia, Filipina dan Jepang juga menjadi tuan rumah.
”Jadi, seperti peraturan yang disampaikan sejak awal. Jaminan tempat hanya untuk tuan rumah yang akan menggelar partai final, yaitu Filipina. Sementara spot untuk tuan rumah lain harus bergantung terhadap level kompetitif mereka. Jepang berhasil melewati standar itu. Untuk Indonesia harus lolos ke perempat final Piala Asia dulu untuk membuktikannya,” ujar Bogosavljev.
Karena hasil pada Piala Asia tidak sesuai dengan target, Indonesia pun gagal mendapat tiket lolos langsung ke Piala Dunia. Syarat ini sudah disetujui PP Perbasi sebelumnya. Adapun Indonesia akan menjadi negara tuan rumah pertama yang tidak ikut tampil di Piala Dunia.
Terlepas dari kegagalan itu, Bogosavljev tetap memuji perkembangan bola basket Indonesia yang sangat pesat dalam setahun terakhir. Dia juga terpukau dengan atmosfer para penonton Indonesia yang sangat antusiasi selama Piala Asia di Istora Senayan, Jakarta.
Bogosavljev yang turut memantau perkembangan gedung basket baru puas dengan progres sejauh ini. Menurut dia, gedung berkapasitas 16.000 penonton itu akan menjadi salah satu arena terbaik di Asia.