Langkah Terakhir Menuju Piala Dunia

Name: Langkah Terakhir Menuju Piala Dunia
Uploaded: 2022-07-17T23:09:22Z
Duration: 20 min 32 s
Description: Tim Indonesia akan menjalani pertandingan bersejarah, melawan China. Indonesia mempertaruhkan mimpi untuk lolos ke Piala Dunia dalam laga tersebut.

Tim Indonesia akan menjalani pertandingan bersejarah, melawan China. Indonesia mempertaruhkan mimpi untuk lolos ke Piala Dunia dalam laga tersebut.

Oleh

KELVIN HIANUSA

· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS – Tim nasional bola basket Indonesia hanya tinggal selangkah lagi untuk mengakhiri penantian panjang, mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia. Timnas hanya butuh satu kemenangan atas sang raksasa Asia China di Istora Senayan, Jakarta, pada Senin (17/7/2022).

Timnas akan menjalani pertandingan terbesar dalam sejarah di kualifikasi perempat final Piala Asia. Lolos dari Grup A sebagai peringkat ketiga, Indonesia ditantang China yang finis di peringkat kedua Grup B. Pemenang laga ini akan langsung lolos ke delapan besar.

Jika menang, timnas juga akan dipastikan lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2023 yang berlangsung di tiga negara, salah satunya Indonesia. Adapun FIBA mensyaratkan tim tuan rumah setidaknya masuk perempat final Piala Asia untuk mendapat tiket Piala Dunia.

“Kami hanya butuh satu laga untuk menciptakan sejarah, tampil pertama kali di Piala Dunia. Saya pikir luar biasa bisa sampai di titik ini. (Apa pun hasilnya) kami tidak akan kehilangan apa pun. Kami harus memberikan segalanya,” ucap pelatih kepala timnas, Milos Pejic.

Namun, kata Pejic, laga nanti tidak akan mudah untuk anak asuhnya. Mereka harus menghadapi tekanan yang besar karena sudah begitu dekat dengan target utama. Pertaruhannya sangat besar, antara sukses atau gagal. Sang pelatih pun mengutamakan persiapan mental untuk laga nanti.

“Kami harus segera memulihkan (mental) tim setelah kalah dari Australia. Persiapan mental akan menjadi kunci karena hanya ada satu laga untuk dimenangkan. Saya berharap semua akan siap dari sisi pikiran dan mental. Soal fisik, kami berada di standar seharusnya,” tambah pelatih asal Serbia itu.

Jika dilihat dari peringkat dunia FIBA, kekuatan Indonesia (95) dan China (29) bagai bumi dan langit. Meskipun begitu, realitas di lapangan tidak serupa. Indonesia terlihat lebih baik dari peringkatnya setelah tiga laga babak grup, sebaliknya terjadi kepada China.

Timnas memberikan perlawanan sengit terhadap tim peringkat ke-39 Jordania dengan hanya kalah 65-74. Andakara Prastawa dan rekan-rekan juga bisa unggul atas tim peringkat ke-3 Australia pada kuarter pertama, sebelum keteteran akibat rotasi skuad lawan yang punya kedalaman tim istimewa.

China justru terseok-seok karena dua center mantan pemain NBA, Zhou Qi dan Wang Zhelin, belum fit pada awal turnamen. Akibatnya, China sempat kalah dari Korsel yang berperingkat lebih rendah. Mereka juga nyaris kalah dari Bahrain, tim yang berada 11 peringkat di bawah Indonesia, sebelum menang pada enam detik terakhir dengan skor 80-79.

Pelatih China Du Feng menyadari ancaman tuan rumah. Dia berkata, Indonesia berbahaya karena punya pemain berbakat seperti center naturalisasi Marques Bolden (24) dan forward muda Derrick Michael Xzavierro (19).

Semakin berbahaya lagi karena Indonesia akan didukung ribuan penonton di Istora. Para penonton itu akan hadir untuk menjadi saksi sejarah. “Laga nanti akan sangat kompetitif. Ini adalah laga tandang untuk kami. Jadi para pemain harus lebih fokus lagi,” tutur Du.

Pertarungan raksasa

Pertarungan antara center masing-masing tim bisa jadi penentu hasil pertandingan ini. Indonesia mengandalkan Bolden yang mencatat rata-rata 22 poin dan 13 rebound, sementara China berpegang kepada Wang yang menciptakan rerata 12,5 poin dan 7 rebound.

Kami berhasil memberikan perlawanan ke Australia, salah satu tim terbaik di dunia, dengan energi yang sangat positif. Kami hanya perlu mengulangi itu sepanjang laga nanti.

Bolden yang punya tubuh lebih atletis, berpeluang memenangkan pertarungan ini di dua sisi lapangan. Hanya saja, China diuntungkan karena punya beberapa opsi untuk menahan Bolden. Ketika Wang lelah, sang pelatih bisa memasukkan Zhou yang juga punya kualitas level dunia. Wang dan Zhou juga bisa dimainkan bersama-sama.

Adapun Bolden selalu bermain di atas 35 menit di setiap pertandingan. Bahkan, mantan pemain tim NBA Cleveland Cavaliers ini sempat bermain 40 menit penuh lawan Jordania. Dampaknya, performanya sering sedikit menurun di paruh kedua.

Bolden sudah sangat siap menghadapi pertarungan itu. Dia percaya bisa menciptakan sejarah lagi di Istora. Adapun dua bulan lalu, dia memimpin timnas untuk menciptakan sejarah di SEA Games Vietnam 2021 lewat raihan emas pertama kali.

“Pastinya saya sangat percaya diri. Kami berhasil memberikan perlawanan ke Australia, salah satu tim terbaik di dunia, dengan energi yang sangat positif. Kami hanya perlu mengulangi itu sepanjang laga nanti. Saya yakin karena tim ini berkembang pesat sejak dari SEA Games lalu,” ucap center kelahiran Amerika Serikat itu.

Salah satu penyebab kekalahan Indonesia dalam dua laga terakhir adalah lubang di area dalam pertahanan. Skuad asuhan Pejic memberikan tim lawan terlalu banyak offensive rebound yang berujung pada kembalinya penguasaan bola.

Australia menciptakan 18 offensive rebound dan Jordania menghasilkan 17 offensive rebound di area pertahanan Indonesia. Dampaknya, pemain lawan lebih nyaman saat menembak bola. Mereka tahu bola itu akan kembali lagi seandainya tidak masuk.

Timnas juga memberikan terlalu banyak poin di area berwarna atau paint area, total 76 poin dalam dua laga terakhir. Jordania dan Australia bisa memanfaatkan keunggulan tinggi badan mereka. Melawan China yang punya keunggulan tinggi badan, teror di area dalam ini perlu diantisipasi.

Editor:

EMILIUS CAESAR ALEXEY

china analisis minat basket timnas basket piala asia fiba milos pejic marques bolden