Level permainan tim Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan tim Australia. Meskipun kalah, timnas tetap lolos dari babak grup.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim Indonesia bisa menyulitkan juara bertahan Piala Asia FIBA, Australia, pada paruh pertama di Istora Senayan, Sabtu (16/7/2022). Namun, Australia tetap mampu mengakhiri laga dengan kemenangan telak 78-53. Tim tamu menunjukkan jati diri sebagai salah satu raksasa dunia lewat permainan bola basket level tertinggi.
Indonesia yang memanfaatkan dukungan penonton di Istora, sempat unggul terlebih dulu pada kuarter pertama 16-11. Keunggulan itu tidak bertahan lama. Setelah kuarter pertama, timnas kesulitan menembus pertahanan kokoh Australia yang dipimpin mantan pemain NBA, Thon Maker.
Praktis hanya center naturalisasi timnas, Marques Bolden, yang mampu berbicara banyak lewat sumbangan dobel-dobel 18 poin dan 10 rebound. Sisanya tidak ada yang mampu menembus dua digit angka. Akurasi lemparan Indonesia sangat rendah, hanya 28,8 persen.
“Pertandingan yang baik untuk tim saya. Saya puas dengan performa mereka walaupun kalah. Harus disadari, kami bermain melawan salah satu tim terbaik Asia dan dunia. Kami tidak takut dan bisa memberi perlawanan,” ucap pelatih kepala Indonesia Milos Pejic.
Timnas sama sekali tidak bermain buruk. Semua pemain tampil sesuai peran mereka. Hanya saja, tim lawan yang merupakan tim peringkat ketiga dunia terlalu tangguh. Mereka bisa bermain intens sepanjang laga karena punya kedalaman skuad istimewa.
Pelatih Australia Michael Clancy Kelly menurunkan seluruh pemain, 11 pemain, yang dibawa ke pertandingan. Uniknya, ketika rotasi skuad, mereka tetap konsisten. Para pemain cadangan tim “Negeri Kanguru” menyumbang 45 poin dalam laga itu, jauh dibandingkan Indonesia (12 poin).
Maker (11 poin) dan Samson James Froling (10) menjadi mesin skor dari tim inti. Saat mereka diganti, tiga pemain cadangan bisa menjadi pendulang poin dengan mencetak dua digit angka. Salah satunya guard Tryrese Proctor (14 poin) yang musim depan akan bermain di NCAA Divisi I untuk Universitas Duke.
Hebatnya, lima pemain yang berada di lapangan selalu tahu tugasnya. Terutama dalam bertahan. Maker dan rekan-rekan mampu membatasi ruang gerak Bolden. Maker ditugaskan spesifik menjaga center andalan Indonesia. Saat bersamaan, satu pemain lain sering membantu Maker untuk tugas itu.
Pertandingan yang baik untuk tim saya. Saya puas dengan performa mereka walaupun kalah.
“Saya sangat menikmati saat menjaga Marques. Saya sempat bermain bersamanya sebentar di Cleveland (Cavaliers). Namun, hasil hari ini adalah tentang pertahanan tim. Kami berhasil membatasi serangan mereka,” ucap kata Maker.
Ketika dua pemain Australia berfokus kepada Bolden, pemain lain mampu memperkecil ruang kosong di area lain. Para penembak Indonesia pun kesulitan mendapatkan ruang kosong. Selalu ada pemain yang bersiap melakukan blok.
Menurut Kelly, ada dua rencana besar untuk membatasi serangan Indonesia. Pertama mematikan Bolden. Kedua mengawasi lemparan jauh dari para guard timnas. Rencana itu kurang berhasil di kuarter pertama, tetapi berhasil dieksekusi pada tiga kuarter selanjutnya.
Terbukti, timnas yang punya dua penembak jitu Abraham Damar Grahita dan Andakara Prastawa hanya menghasilkan 4 kali dari 26 percobaan lemparan tiga angka. Akurasinya hanya 15,4 persen. Agresivitas lawan juga membuat Indonesia melakukan 12 kali kehilangan penguasaan bola atau turnover.
Di sisi lapangan lain, Australia juga sangat memahami kelebihan mereka setiap menyerang. Dipimpin Maker yang setinggi 2,13 meter, mereka lebih tinggi dan atletis ketimbang Indonesia. Mereka pun mengutamakan serangan ke area dalam.
Australia menciptakan 42 poin di area berwarna atau paint area. Dominasi di area dalam itu juga diperlihatkan dengan 18 kali offensive rebound. Adapun kesempurnaan eksekusi serangan tim tamu terlihat dari jumlah turnovers yang hanya 4 kali atau hanya sekali setiap kuarter.
Kelly memuji performa timnas Indonesia, meskipun kalah 25 poin. “Pertandingan yang benar-benar sengit. Kami tahu akan datang ke sini dengan atmosfer luar biasa dari penonton. Namun, kami berhasil memanfaatkan keunggulan fisik para pemain, terutama untuk mencetak angka dari jarak dekat,” tuturnya.
Di sisi lain, Indonesia tidak punya keistimewaan untuk merotasi skuad. Bolden baru diberikan waktu istirahat pada pertengahan kuarter ketiga. Itu juga hanya 48 detik. Pemain kelahiran Amerika Serikat itu bermain nyaris 36 menit hari ini, setelah bermain penuh 40 menit pada laga sebelumnya.
Kekalahan Indonesia bermula pada kuarter kedua. Mereka tertinggal 8-23 dalam satu kuarter itu. Permainan timnas mulai inkonsisten ketika beberapa pemain inti, seperti Abraham dan Prastawa, diberikan waktu istirahat.
Lolos kualifikasi
Meskipun kalah, timnas tetap lolos dari babak grup. Mereka yang hanya mengoleksi satu kemenangan, finis sebagai peringkat ketiga Grup A di bawah Australia dan Jordania. Arab Saudi menjadi juru kunci setelah kalah untuk ketiga kali beruntun saat bertemu Jordania 64-74, Sabtu sore.
Hanya saja, Indonesia harus melalui babak kualifikasi lagi untuk ke perempat final. Mereka akan ditantang tim raksasa China yang keluar sebagai peringkat kedua Grup B. China mengamankan posisi itu setelah menang atas Taiwan 95-80.
Kapten timnas Arki Dikania Wisnu menyampaikan, mereka sangat fokus untuk menghadapi laga penting itu. Jika menang, mereka akan lolos langsung ke Piala Dunia FIBA 2023 yang juga akan berlangsung di Jakarta. Adapun FIBA mensyaratkan tuan rumah masuk 8 besar Piala Asia untuk mendapat tiket ke Piala Dunia.
“Kekalahan ini bukan yang kami inginkan. Tetapi, banyak hal positif yang kami dapatkan hari ini. Ini adalah pengalaman yang sangat baik untuk tim. Kami mampu bersaing. Sekarang, fokusnya adalah menatap laga selanjutnya yang akan jadi pertandingan terbesar dalam karier kami,” jelas Arki.
Di laga kualifikasi lain, Jordania akan berhadapan dengan Taiwan. Adapun Australia dan Korsel yang memuncaki grup masing-masing, berhak lolos langsung ke perempat final. Mereka menanti pemenang dari kualifikasi.