Aceh Kebut Persiapan PON 2024 dan Optimistis Pembukaan Sesuai Jadwal
Aceh harus bekerja keras mempersiapkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional yang akan digelar pada Oktober 2024. Lokasi arena utama dan cabang olahraga yang dipertandingkan di Aceh baru saja ditetapkan.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Aceh dan Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Aceh harus bekerja keras mempersiapkan pelaksanaan pekan Olahraga Nasional yang akan digelar pada Oktober 2024. Lokasi venue (arena) utama dan cabang olahraga yang dipertandingkan di Aceh baru saja ditetapkan. Meski demikian, Aceh optimistis pembukaan dapat digelar sesuai rencana.
Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh Kamaruddin Abubakar, Jumat (15/7/2022), mengatakan, panitia besar PON Aceh-Sumatera Utara 2024 untuk Wilayah Aceh telah diusulkan kepada KONI Pusat. Penetapan struktur panitia menjadi dasar bagi tim untuk bekerja mempersiapkan PON 2024.
Setelah sempat terkatung-katung, akhirnya usulan penetapan panitia besar PON 2024 wilayah Aceh ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki yang baru dilantik pada 7 Juli 2022.
Kami harus bergerak cepat mempersiapkan semua kebutuhan agar pembangunan stadion utama cepat dimulai.
”Kami harus bergerak cepat mempersiapkan semua kebutuhan agar pembangunan stadion utama cepat dimulai,” kata Kamaruddin.
PON 2024 digelar di Aceh dan Sumatera Utara. Dua provinsi bertetangga itu menjadi tuan rumah bersama. Sebanyak 33 cabang olahraga digelar di Aceh dan 34 cabang olahraga digelar di Sumatera Utara.
”Pembukaan direncanakan di Aceh dan penutupan di Sumatera Utara. Kami akan bekerja keras untuk mempersiapkan semua kebutuhan PON 2024,” kata Kamaruddin.
Lokasi arena utama sebagai tempat seremonial pembukaan akan dibangun di Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh.
Saat ini lokasi tersebut masih berupa tanah kosong. Tanah tersebut milik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Kampus bersedia menghibahkan tanah itu untuk dibangun stadion utama bagi pelaksanaan PON 2024. Pembangunan infrastruktur PON akan dibiaya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini kali pertama Provinsi Aceh menjadi tuan rumah pekan olahraga terbesar di Indonesia itu.
Kamaruddin mengatakan, dengan waktu tersisa dua tahun lebih, stadion utama akan rampung. Direncanakan, di kompleks stadion utama itu dipakai untuk pertandingan 12 cabang olahraga.
Lokasi dianggap strategis karena tidak jauh dari kota serta ketersediaan lahan cukup luas sehingga dapat dibangun wisma atlet, sarana ibadah, dan lahan parkir yang memadai. ”Hasil riset ketersediaan air di sana mencapai 300 liter per detik, dapat mencukupi kebutuhan atlet,” ujar Kamaruddin.
Pelaksanaan pertandingan di Aceh dipusatkan di enam kabupaten/kota, yakni Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki meminta panitia PON Aceh mempercepat kinerja dan membangun koordinasi dengan para pihak agar tahapan persiapan berjalan sesuai dengan target.
Marzuki juga meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengawasi penggunaan anggaran agar tepat sasaran. Dengan kata lain, Marzuki menginginkan pelaksanaan PON tanpa ada tindak pidana korupsi.
Ketua Pemusatan Latihan Daerah KONI Aceh Bakhtiar mengatakan, sebagai tuan rumah, pihaknya harus mempersiapkan atlet-atlet terbaik. Pemusatan latihan dan uji coba akan terus dilakukan. Aceh menargetkan dapat finis pada urutan ketujuh.
”Target ini sangat realistis karena pada PON Papua 2021, Aceh peringkat ke-12. Sedangkan pada PON Jawa Barat 2016, Aceh peringkat ke-17,” kata Bakhtiar.
Sepak bola menjadi salah satu cabang unggulan bagi Aceh. Pada PON Papua, cabang sepak bola mendapatkan medali perak setelah kalah di final atas tuan rumah Papua.
Pelaksanaan PON bagi Aceh memberikan kesempatan untuk menggenjot prestasi olahraga, wisata, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Diperkirarakan, ribuan peserta dari seluruh Indonesia berkumpul di Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza menuturkan, selain sebagai ajang olahraga, PON menjadi ajang mempromosikan wisata Aceh kepada wisatawan Nusantara.
”Kami akan melakukan berbagai bentuk promosi, tak lupa juga menjalin kerja sama dengan kolompok wisata ikut. Kami ingin memberikan terbaik bagi tamu,” kata Almuniza.
Almuniza sedang membicarakan strategi promosi dan paket-paket wisata yang akan ditawarkan kepada para tamu. Almuniza berharap para pelaku usaha mengambil peluang tersebut untuk membangun pariwisata yang lebih maju.