Lecutan dari Jordania
Kekalahan dari Jordania mengkhawatirkan karena timnas kehilangan daya juang. Sebagai tim non-unggulan dan tuan rumah, mereka tidak boleh menyerah di tengah pertandingan.
JAKARTA, KOMPAS – Tim nasional bola basket Indonesia kalah telak dari Jordania 52-77 dalam kualifikasi Piala Dunia 2023 di Istora Senayan, Jakarta, pada Senin (4/7/2022). Kekalahan pada sepekan sebelum Piala Asia pada 12-24 Juli itu mengkhawatirkan, karena timnas kehilangan daya juang pada paruh pertandingan, di depan publik sendiri.
Indonesia yang tampil tanpa pemain kunci, Andakara Prastawa dan Marques Bolden, hanya mampu mengimbangi tim tamu pada kuarter pertama ketika unggul 18-17. Setelah itu, Jordania menunjukkan pengalaman dan kualitas mereka, terutama dalam pertahanan.
Baca juga : Benteng Kokoh Timnas Basket Indonesia Diuji Jordania
Sebenarnya, kekalahan bukan sesuatu yang harus terlalu dipusingkan timnas. Indonesia sudah tidak punya peluang lolos dari kualifikasi. Tidak seperti Jordania yang sangat butuh kemenangan untuk bisa lolos lewat kualifikasi. Apalagi, timnas juga tidak menurunkan skuad terbaiknya, disimpan untuk Piala Asia.
Namun, hasil itu mengkhawatirkan karena Derrick Michael Xzavierro dan rekan-rekan kehilangan energi sejak kuarter kedua. Mereka tidak memperlihatkan daya juang seperti awal laga, akibat lemparan yang berkali-kali gagal masuk. Akurasi lemparan timnas sangat rendah, hanya 23,8 persen.
Kami sudah membuat lemparan yang bagus. Tetapi tidak masuk-masuk. Itu jadi berpengaruh terhadap mentalitas tim. Kami kehilangan momentum setelah gagal berkali-kali.
Mereka hanya menghasilkan total 12 poin pada kuarter kedua dan ketiga. “Kami sudah membuat lemparan yang bagus. Tetapi tidak masuk-masuk. Itu jadi berpengaruh terhadap mentalitas tim. Kami kehilangan momentum setelah gagal berkali-kali,” ucap point guard Yudha Saputera yang menggantikan posisi Prastawa.
Pertahanan timnas yang seharusnya jadi kunci meredam Jordania, pun kehilangan intensitas. Tim tamu yang dipimpin center setinggi 2,1 meter, Ahmad Al Dwairi (11 poin, 10 rebound), bisa mendominasi area dalam dengan mudah. Mereka mencetak 36 poin di area berwarna atau paint area.
Baca juga : Kebanggaan Sekaligus Kekhawatiran terhadap Timnas Basket
Pemandangan itu berbanding terbalik dengan tiga hari lalu ketika timnas hanya kalah satu bola dari Arab Saudi, 67-69. Di laga itu, mereka memperlihatkan agresivitas di dua sisi lapangan, seperti saat memenangi emas SEA Games Vietnam 2021.
Daya juang tim sangat diperlukan ketika tampil di depan publik sendiri. Energi mereka akan berpengaruh terhadap animo pendukung. Terbukti, Istora yang dipenuhi ribuan penonton mendadak hening pada kuarter kedua dan ketiga.
Pelatih Indonesia, Rajko Toroman, berkata, Jordan tim yang lebih kuat dan berpengalaman ketimbang Arab Saudi. Karena itu, mereka membutuhkan tim lengkap untuk bersaing dengan mereka. Mirisnya, beberapa pemain kunci sedang tidak maksimal atau tidak diturunkan karena cedera minor.
“Saya tidak bisa mengatakan betapa Prastawa dan Abraham (Grahita) sangat penting dalam momen seperti ini. Termasuk, Bolden yang membuat tim ini bersaing di area dalam. Laga tadi sangat sulit karena kami harus menjadikan pemain muda tulang punggung tim,” jelas Toroman.
Baca juga : Etalase Kemajuan Pesat Timnas Basket
Abraham, guard andalan timnas, hanya dimainkan 13 menit kemarin. Dia gagal memasukkan satu pun lemparan dari lima percobaan. Dia yang dalam pemulihan tendonitis lutut, kurang maksimal karena belum berlatih dengan tim selama sepekan terakhir.
Timnas ditopang oleh Yudha (23) yang mencetak 13 poin dan Derrick (19) yang menghasilkan 14 poin, 8 rebound, dan 3 blok. Adapun dua pemain cadangan Jordania Yousef Abu Wazaneh dan Sami Bzai menyumbang masing-masing 11 poin. Mereka memberi percikan setiap kali diturunkan.
Indonesia akan bertemu lagi dengan Arab Saudi dan Jordania di babak grup Piala Asia. Pelatih Jordania Wessam Al-Sous mewaspadai kebangkitan tuan rumah. “Indonesia akan lebih baik nanti. Saya pikir Bolden akan bermain nanti dan membantu tim ini,” ujarnya.
Indonesia yang dipimpin Derrick langsung bisa unggul cepat 8-0 setelah berhasil memaksa tim tamu melakukan turnover berturut-turut. Laju itu menjadi modal timnas untuk menutup kuarter pertama dengan unggul 18-17.
Jordania belajar dari kesalahan lawan Lebanon, Jumat lalu. Mereka kalah karena lengah pada kuarter kedua. Tim tamu pun langsung tancap gas setelah sejak kuarter kedua dimulai. Lewat pertahanan kokoh dan serangan balik cepat, mereka berbalik unggul dengan laju 20-8 sebelum paruh waktu.
Timnas kehilangan momentum setelah kuarter kedua. Energi mereka tidak terpancar karena tidak ada tembakan yang masuk. Kuarter ketiga hanya mencetak 4 angka, saat tim lawan berpesta dengan 22 angka. Istora pun mendadak hening.
Di kuarter keempat, penonton menyanyikan “Give us Bolden”. Namun, Bolden tetap disimpan. Indonesia memberi perlawanan pada kuarter keempat saat Jordania sudah menurunkan seluruh pemain cadangan. Namun, perlawanan itu sudah terlambat.
Dengan hasil ini, timnas menyudahi kualifikasi Piala Dunia tanpa satu kemenangan pun dari enam laga. Mereka menjadi juru kunci Grup C Zona Asia dan Oceania. Tiga tim lain, yaitu Arab Saudi, Jordania, dan Lebanon, lolos ke babak kedua kualifikasi.