Walaupun kalah dari Saudi, tim basket Indonesia memperlihatkan kemajuan pesat pada kualifikasi Piala Dunia FIBA. Indonesia, yang kehilangan dua pemain utamanya, hanya kalah satu bola dari tim tamu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Laga melawan Arab Saudi pada jendela ketiga kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (1/7/2022) menjadi etalase kemajuan pesat performa tim nasional bola basket Indonesia. Tampil tanpa dua pemain andalannya, Indonesia tetap bisa mengimbangi tim tamu yang memberikan memori buruk pada lima bulan lalu.
Timnas Indonesia tampil tanpa pencetak poin terbanyak di jendela kedua kualifikasi Piala Dunia 2023, Abraham Damar Grahita, dan center naturalisasi andalannya, Marques Bolden. Namun, tim asuhan pelatih Rajko Toroman itu justru bisa mengejutkan Saudi. Indonesia hanya kalah tipis, 67-69.
Hasil tersebut menunjukkan pengingkatan signifikan timnas Indonesia. Empat bulan lalu, di jendela kedua, mereka kalah telak, 66-95, dari lawan yang sama. Indonesia kalah dalam segala aspek di lapangan dari tim lawan yang unggul postur tubuh para pemainnya.
”Mereka (tim Indonesia) seharusnya bangga. Terakhir kali bertemu dengan kami, mereka tidak berada dalam level seperti ini. Indonesia memperlihatkan semangat mereka untuk bertarung. Tetapi, kami berhasil membalikkan keadaan dengan bermain lebih bagus di kuarter ketiga,” ucap Mohamed Mounir Youssef Elkerdany, pelatih kepala timnas Arab Saudi.
Indonesia masih punya peluang menang ketika waktu tersisa tiga detik pada laga itu. Namun, upaya percobaan terakhir dari Brandon Jawato gagal dieksekusi sempurna. Indonesia pun terpaksa menyerah dari tim tamu, meskipun sempat unggul 56-49 pada pertengahan kuarter keempat.
Indonesia bisa mengimbangi Arab Saudi karena tidak takut bertarung sepanjang permainan. Perbedaan paling jelas terlihat di sektor pertahanan. Derrick Michael Xzavierro dan rekan-rekan bermain disiplin saat menjaga lawan dan menutup ruang rebound. Dukungan ribuan penonton di Istora menyulut semangat para pemain.
Duo pemain raksasa Indonesia, Derrick (koleksi 9 poin, 8 rebound, 3 blok) dan Vincent Kosasih (15 poin, 5 rebound, 2 blok), menjadi kunci dalam pertandingan itu. Mereka bisa mengimbangi postur dan keunggulan atletis para pemain tim tamu. Adapun Derrick, yang menjalani debutnya di kualifikasi Piala Dunia, belum tampil pada laga pertama lawan Arab Saudi, empat bulan lalu.
Saya senang dengan cara tim ini bermain. Kami memainkan bola basket yang bagus pada paruh pertama. (Rajko Toroman)
Vincent berkata, timnya semakin menyatu setelah berhasil meraih medali emas di SEA Games Vietnam 2021. ”Kami makin kompak. Dengan tambahan (keberadaan) Derrick dan Bolden, tim ini semakin percaya diri,” ucap sang pemain setinggi 2,03 meter yang terkena foul out pada dua menit terakhir laga itu.
Akibat kuatnya energi di pertahanan Indonesia, produkvitivas Arab Saudi menurun drastis dalam pertemuan kali ini. Di sisi lain, pertahanan kokoh tersebut membuat para pemain Indonesia lebih percaya diri saat memulai serangan. Upaya serangan mereka lebih mengalir.
Kehilangan momentum
Unggul sejak awal laga, Indonesia kehilangan momentum pada akhir kuarter ketiga. Setelah unggul 46-33, Derrick dan Vincent, dua pemain tertinggi dalam tim Indonesia, telah melakukan empat pelanggaran. Mereka pun terpaksa dicadangkan agar tidak dikeluarkan jika melakukan tambahan satu pelanggaran lainnya.
Kondisi itu lantas dimanfaatkan Saudi dengan mengekspos area dalam Indonesia. Pada momen kritis itu, Indonesia terpaksa bermain tanpa center murni. Tim tamu pun berbalik unggul satu poin lewat tembakan tiga angka Mathna Almarwani yang beriringan dengan berbunyinya bel penanda akhir kuarter itu.
”Mereka (Arab Saudi) tidak mau menyerah sampai akhir karena hasil ini sangat penting untuk mereka. Tidak seperti kita yang tidak punya peluang lolos (kualifikasi). Tetapi, saya senang dengan cara tim ini bermain. Kami memainkan bola basket yang bagus pada paruh pertama,” kata Toroman.
Terlepas dari hasil itu, Toroman yakin penampilan timnya kemarin akan menjadi modal berharga menatap Piala Asia 2022 pada 12 Juli – 24 Juli. Indonesia kemungkinan besar akan kembali diperkuat Abraham dan Bolden. ”Kami bisa menjadi tim yang lebih kompetitif dan seimbang dengan kedua pemain itu,” tambahnya.
Menurut Ferri Jufry, asisten manajer timnas Indonesia, pihaknya tidak mau ”berjudi” dengan memainkan Bolden di kualifikasi. ”Dia masih dalam masa pemulihan dan kami ingin dia bisa tampil maksimal di Piala Asia nanti,” ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut masalah fisik yang dihadapi Bolden.
Adapun kemenangan Saudi dipersembahkan trio pemainnya, Mathna Almarwani (16 poin), Marzouq Almuwallad (18 poin), dan Musab Tariq M Kadi (16 poin). Lemparan tiga angka tim asal Timur Tengah itu sempat kurang efektif pada tiga kuarter awal laga itu. Mereka hanya bisa memasukkan dua kali lemparan tiga angka.
Namun, berkat perubahan momentum, tim asuhan Elkerdany itu mampu empat kali memasukkan bola dari tembakan tiga angka secara sekaligus pada kuarter terakhir. Hujan poin dari tembakan tiga angka mendadak itu lantas meruntuhkan kepercayaan diri Derrick dan rekan-rekannya.
Dengan hasil laga itu, Indonesia masih belum mampu meraih satu kemenangan pun dari lima pertandingan Grup C kualifikasi Piala Dunia 2023. Sementara Saudi berhasil mengunci tiga kemenangan di grup ini. Selanjutnya, Indonesia akan menjalani laga pamungkas babak kualifikasi dengan melawan Jordania pada Senin mendatang.