Pendulum MotoGP Berayun ke Arah Pecco Bagnaia di Sachsenring
Francesco Bagnaia bereaksi cepat untuk meraih momentum positif dalam dua balapan terakhir MotoGP di Sachsenring dan Assen sebelum jeda musim panas. Misi besarnya adalah memangkas selisih 66 poin dari Fabio Quartararo.
CHEMNITZ, JUMAT – Sachsenring bukanlah sirkuit yang ramah bagi Ducati, dengan kemenangan pertama dan terakhir diraih 14 tahun lalu oleh Casey Stoner. Namun, akhir pekan ini, Ducati memiliki secercah harapan untuk memenangi balapan MotoGP seri Jerman itu menyusul performa brilian Francesco Bagnaia. Pebalap andalan tim asal Borgo Panigale, Italia itu, memiliki pace yang kompetitif, setara dengan Fabio Quartararo, serta dua kali memecahkan rekor putaran tercepat dalam sesi latihan bebas kedua, Jumat (17/6/2022).
Pencapaian Bagnaia itu melengkapi performa para pemacu Desmosedici GP dalam dua sesi latihan pagi dan petang. Dalam sesi FP1, Bagnaia langsung melesat dan mencetak waktu putaran tercepat kedua, di bawah rekan setimnya Jack Miller sebelum terjatuh. Mereka mengungguli pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo yang menjadi favorit pemenang balapan di Sachsenring yang akan berlangsung pada Minggu (19/6) mulai pukul 19.00 WIB.
Sesi latihan bebas kedua juga berjalan mulus bagi para pemacu Desmosedici GP, dengan lima pebalap di enam besar. Bagnaia memuncaki FP2 dengan dua kali memecahkan rekor lap tercepat. Dia mengungguli rekor Marc Marquez yang dicetak pada 2019 dengan 1 menit 20,195 detik melalui time attack pertama di akhir FP2 yang menghasilkan catatan 1 menit 20,132 detik. Pebalap berjuluk Pecco itu langsung memecahkan rekornya itu di akhir lap berikutnya dengan 1 menit 20,018 detik.
Posisi kedua tercepat diraih oleh pebalap Mooney VR46 Luca Marini, disusul oleh Miller. Dua pebalap Prima Pramac Racing, Johann Zarco dan Jorge Martin masing-masing di posisi kelima dan keenam. Mereka dipisahkan dari tiga penunggang Desmosedici terdepan oleh pebalap Aprilia Aleix Espargaro. Sedangkan Quartararo hanya bisa berada di posisi ketujuh.
Ketujuh pebalap teratas itu memiliki pace yang setara meskipun dengan pilihan berbeda, pada kisaran 1 menit 21 detik kecil hingga menengah. Para pebalap Ducati mencetak pace itu dengan pilihan ban depan dan belakang berkompon keras. Pecco menjadi satu-satunya pebalap Ducati yang bisa menaikan pace dengan kombinasi ban medium-keras.
Namun, pilihan ban balapan masih akan dianalisis, karena Sachsenring menuntut manajemen ban yang jitu dengan 10 tikungan ke kiri dan hanya tiga tikungan ke kanan. Masalah terbesar yang sering dialami oleh para pebalap di trek terpendek dalam kalender musim ini tersebut adalah ban menjadi terlalu panas di sisi kiri. Oleh karena itu, pebalap perlu menentukan pace yang aman sehingga ban bisa bertahan hingga finis.
Pecco memiliki modal kuat untuk meraih kemenangan di Sachsenring, yang akan menjadi pencapaian besar bagi Ducati, dengan performanya itu. Dia pun menjadi kandidat kuat bersama Quartararo yang seperti biasa, mampu mencetak pace yang sangat konsisten dalam long run di FP2. Saat ini, pendulum momentum berayun ke arah Pecco.
Sedangkan Quartararo masih perlu mencari solusi untuk meraih posisi start di baris depan. Dalam time attack di akhir FP2, Quartararo hanya bisa mencetak waktu lap terbaik 1 menit 20,399 detik yang menempatkan dirinya di posisi ketujuh. Jika saat kualifikasi dia tidak bisa memperbaiki waku satu putaran, peluang memenangi balapan akan semakin sulit. Jika start dari belakang, dan terus menyerang untuk memperbaiki posisi, ban sisi kiri akan terlalu panas dan cepat aus. Oleh karena itu, start dari dua baris terdepan sangat krusial.
Baca juga : Tanpa Marquez, Quartararo Favorit di Sachsenring
Balapan di Sachsenring ini sangat krusial bagi Quartararo untuk memperlebar selisih poin dengan para pesaingnya sebelum balapan di Assen yang menandai jeda musim panas. Saat ini, Quartararo memimpin klasemen dengan 145 poin, unggul 22 poin atas Aleix Espargaro, serta 53 poin dari pebalap Gresini Racing Enea Bastianini di posisi ketiga. Zarco terpaut 56 poin di urutan keempat, serta Pecco keenam tertinggal 66 poin dari Quartararo.
Bagi Pecco, kemenangan di Sachsenring dan Assen akan menjadi penanda bahwa persaingan juara masih terbuka bagi dirinya. Oleh karena itu, dia berjuang keras memangkas selisih poin dengan Quartararo sebelum jeda musim panas.
"Trek ini tahun lalu cukup sulit, tetapi dalam balapan saya mulai bisa sangat kompetitif, saya finis kelima, dan membalap dengan sangat baik. Jadi, saya pikir ini bisa menjadi akhir pekan yang bagus bagi saya dan tim kami. Assen sudah pasti akan lebih sulit, tetapi kita lihat saja. Saya harap apa yang kami lakukan bisa membantu saya dalam dua balapan sebelum jeda musim panas ini," ungkap Pecco.
Pecco musim lalu pernah mengejar selisih 44 poin dari Quartararo menjadi 26 poin di akhir musim. Namun, dia mengakui, kali ini tantangannya lebih sulit dengan selisih 66 poin. Tetapi, Pecco kini memiliki ambisi besar untuk juara, dan itu akan menjadi bahan bakar oktan tinggi bagi dirinya untuk berjuang lebih keras.
Baca juga : Kepergian Miller Membuka Pintu bagi Bastianini dan Martin
Saya pikir ini bisa menjadi akhir pekan yang bagus bagi saya dan tim kami. (Francesco Bagnaia)
"Ya (lebih sulit). Namun, jika tahun lalu misinya adalah untuk memenangi kejuaraan, untuk mengejar 70 poin dalam lima balapan, tahun ini saya meraih 11. Ambisi tetap tinggi, saya tahu potensinya seperti apa. Fabio, saya pikir saat ini adalah yang terbaik di trek karena dia mengendarai motornya dengan sempurna. Saya pikir kami bisa menjadi lawan yang sangat kuat bagi dia, dan mengejar 66 poin pada saat ini tidak mudah, tetapi kami masih memiliki peluang," tegas Pecco.
Quartararo pun sudah bersiap menghadapi persaingan juara yang akan sangat melelahkan secara fisik dan mental. Dia sudah mengatasi hambatan pertama, di mana dia selalu memikirkan defisit top speed YZR-M1 dalam beberapa balapan di awal musim. Dia kemudian mengubah sudut pandang dengan berusaha mencari celah untuk memaksimalkan apa yang dia miliki. Dia memulai membangun mentalitas baru dalam balapan di Amerika Serikat, dan sejak saat itu bisa tampil jauh lebih baik ditandai dengan kemenangan pertama di Portimao.
Bagi Quartararo, balapan di Sachsenring akan mengurah mental, karena balapan akan terasa sangat panjang dengan 30 putaran. Akhir pekan ini akan kembali menjadi ujian bagi Quartararo untuk meraih kemenangan, atau podium. Musim lalu, dia finis di posisi ketiga dan pencapaian itu terasa bagaikan emas karena balapan di Sachsenring selalu sulit.
"Ini trek yang sangat pendek, tetapi balapan di sini salah satu yang paling panjang, karena ketika anda sudah menyelesaikan 15 putaran dan masih ada 15 lagi, itu super panjang. Anda tahu, dengan selalu menikung ke kiri terasa seperti kami balapan selama dua jam, tetapi itu sama bagi semua orang. Trek ini secara mental sangat berat karena (balapan) super panjang," ungkap Quartararo. (ANG)