Kekalahan dari wakil China Zhao Jun Peng meninggalkan kekecewaan mendalam bagi Jonatan Christie. Ia kembali gagal melangkah lebih jauh di setelah kalah pekan lalu dari Zhou di Indonesia Masters
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jonatan Christie gagal melaju ke perempat final Indonesia Terbuka 2022 setelah kalah dalam pertarungan sengit menghadapi wakil China Zhao Jun Peng, 21-12, 18-21, dan 21-14 di babak 16 besar. Pekan lalu, Jojo, sapaan akrabnya, juga kalah dari Zhao, di babak 32 besar Indonesia Masters. Kalah dua kali secara beruntun dari orang yang sama membuat Jojo sangat kecewa.
Tampil di hadapan ratusan penggemarnya di Istora Gelora Bung Karno, Jojo kesulitan mengambil-alih kontrol pertandingan. Juara Asian Games 2018 itu terpaksa mengikuti pola permainan Zhao. Sejak awal hingga akhir gim pertama, Zhao sangat mendominasi. Kombinasi pukulan Zhao menyulitkan Jojo untuk mengembalikan bola. Di sisi lain, Jojo kerap membuang kesempatan saat bola pukulannya keluar lapangan.
"Jujur sangat kecewa. saya cukup kesal dengan permainan saya sendiri. Saya harus belajar bagaimana untuk meredam emosi. Bagaimana cara keluar dari hal yang mungkin itu, kan, mainnya lebih ke pikiran. Jadi lebih ke arah non-teknis sebenarnya yang menyebabkan dampak ke aspek teknisnya," kata Jojo seusai pertandingan, Kamis (16/6/2022).
Jojo memperbaiki performanya di pertengahan gim kedua. Smes keras dan permainan bola dekat net oleh Jojo akurat dan mampu menghasilkan poin demi poin. Ia mampu mencetak enam poin beruntun hingga unggul 15-8. Setelahnya, Zhou berupaya mengejar dan menghasilkan tujuh poin beruntun.
Penonton yang hadir di Istora seketika tegang saat perolehan poin antara Jojo dan Zhou 18-17. Kegigihan Zhou membuat dia hampir menyamai perolehan poin Jojo. Namun, Jojo mampu kembali merebut kendali permainan dan menutup gim kedua dengan kemenangan.
Petaka datang bagi Jojo di gim penentuan. Pertandingan berlangsung ketat dan sengit sejak awal. Susul menyusul poin terjadi. Jojo kesulitan keluar dari tekanan, ia tertinggal jauh 6-13. Selain kepiawaian Zhou dalam menempatkan bola-bola yang sulit dijangkau, Jojo juga kerap kehilangan poin akibat melakukan smes yang melebar.
Selain itu, Jojo juga takluk dalam permainan pikiran dari Zhou. Ia kerap terjebak dengan bola-bola pengembalian Zhou di dekat jaring. Ketika mereka berdua terlibat permainan bola-bola dekat jaring, Zhou langsung mengarahkan bola jauh ke belakang bidang permainan Jojo. Saat itu pula Jojo mati langkah, tidak mampu mengejar bola. Pertandingan pada akhirnya dimenangkan Zhou.
"Beberapa kali memaksa untuk mau mematikan lawan tetapi justru dia semakin enak menerima bola. Itu yang harusnya tidak saya lakukan. Saya mestinya lebih sabar lagi. Seharusnya saya lebih sering membuat dia berlari. Saya rasa saya kurang sabar untuk menjalankan strategi itu," katanya.
Jujur sangat kecewa. saya cukup kesal dengan permainan saya sendiri. Saya harus belajar bagaimana untuk meredam emosi. (Jonatan Christie)
Jojo tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Pelatih Jojo, Irwansyah, langsung menepuk pundaknya untuk memberi semangat. Namun, hal itu tidak cukup mengobati kekecewaan Jojo. Sambil menggelengkan kepala, Jojo melemparkan pelan raketnya ke tas.
Sebelumnya saat Indonesia Masters pekan lalu, Jojo juga takluk dari Zhou di babak 32 besar. Ia bertekad memperbaiki penampilannya di Indonesia Terbuka. Namun, kembali takluk dari orang yang sama membuat Jojo jengkel terhadap dirinya sendiri. Dengan dua kekalahan beruntun di Indonesia kali ini, catatan pertemuan antara Jojo dan Zhou berubah menjadi milik Zhou dengan tiga kemenangan dari lima pertemuan.
"Walaupun hasilnya belum maksimal. Namun, saya bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera," ucap Jojo.
Situasi berbeda dialami tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, yang sukses melaju ke perempat final usai menundukkan pebulutangkis Denmark, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, 21-17 dan 21-9, dalam pertandingan yang berlangsung selama 36 menit. Peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu bermain cukup baik saat melancarkan setiap serangan hingga menyulitkan Vittinghus mengembalikan bola.
"Sepanjang pertandingan saya bermain dengan sabar dalam menyerang. Tidak heran hal itu menjadi kunci kemenangan," kata Ginting.
Setelah mengalahkan Vittinghus, Ginting kembali bertemu pebulu tangkis Denmark lainnya, Viktor Axelsen. Keduanya sudah bertemu di Indonesia Masters pekan lalu. Menghadapi Axelsen kembali, Ginting mengaku ingin mempersiapkan strategi dengan matang. Itu karena Axelsen yang meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 punya kelebihan berupa jangkauan yang luas.
Ginting sebelumnya takluk dari Axelsen di semifinal Indonesia Masters pekan lalu. Dari pertemuan itu ia mengaku banyak memahami taktik dan cara bermain Axelsen. Salah satunya adalah kewaspadaan dalam melakukan pengembalian agar tidak berbalik menjadi bola yang menjadi favorit Axelsen dalam membangun serangan.