Hanya berselang dua hari setelah Indonesia Masters, pebulu tangkis top dunia akan tampil pada East Ventures Indonesia Terbuka, 14-19 Juni. Kehadiran pemain top yang absen pekan lalu membuat persaingan akan lebih ketat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hanya berselang dua hari setelah Daihatsu Indonesia Masters, pebulu tangkis top dunia akan tampil kembali di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Persaingan dalam East Ventures Indonesia Terbuka, 14-19 Juni, akan lebih ketat sejak babak pertama dengan hadirnya pemain yang absen pada Daihatsu Indonesia Masters.
Sebagian besar pemain elite dunia yang akan bersaing dalam Indonesia Terbuka, tetapi tak hadir pada Indonesia Masters, adalah pemain-pemain Jepang. Mereka adalah Kento Momota, Nozomi Okuhara, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Selain itu, ada pula tiga ganda putri berperingkat sepuluh besar dunia, yaitu Nami Matsuyama/Chiharu Shida, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, serta Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Persaingan dalam Indonesia Terbuka akan lebih berat. Saya akan berusaha maksimal tampil konsisten setelah menjadi juara Indonesia Masters, pekan lalu.
”Persaingan dalam Indonesia Terbuka akan lebih berat. Saya akan berusaha maksimal tampil konsisten setelah menjadi juara Indonesia Masters, pekan lalu,” kata pemain ganda putra Indonesia, Fajar Alfian, dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (13/6/2022).
Di tempat yang sama, Fajar/Muhammad Rian Ardianto menjadi satu-satunya wakil tuan rumah yang mempersembahkan gelar juara dalam Indonesia Masters. Di final, mereka mengalahkan ganda muda China yang lolos dari babak kualifikasi, yaitu Liang Wei Keng/Wang Chang.
Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi juga berharap Fajar/Rian bisa tampil konsisten pada level tinggi. Apalagi, Herry menilai, penampilan mereka makin baik dari babak ke babak pada pekan lalu.
Herry menginginkan Fajar/Rian dan ganda pelapis, yaitu Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Racob Rambitan, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, bisa tampil menonjol. Apalagi, Indonesia Terbuka memiliki level tinggi, yaitu BWF World Tour Super 1000, sama seperti All England dan China Terbuka.
Dengan partisipasi pemain elite yang lebih banyak, persaingan berat akan berlangsung sejak laga awal. Fajar/Rian akan melawan pasangan Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izuddin, pada babak pertama. Pasangan Indonesia itu unggul 4-1, salah satunya pada pertemuan terakhir dalam final Swiss Terbuka, Maret. Namun, setiap pertandingan selalu berakhir dalam skor ketat meski hanya dua gim.
Dua dari tiga ganda putri Indonesia, bahkan, harus berhadapan dengan pemain peringkat lima besar dunia pada babak pertama. Ribka Sugiarto/Febby Valencia Dwijayanti Gani akan melawan ganda Korea Selatan peringkat kedua dunia, Lee so-hee/Shin Seung-chan. Sementara Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti melawan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Ganda Jepang peringkat kelima dunia itu adalah juara dunia 2018 dan 2019.
Undian memang membuka peluang pertemuan dengan pasangan-pasangan top karena Apriyani/Fadia dan Ribka/Febby tak berstatus unggulan. Apriyani/Fadia, yang menjadi unggulan ketujuh dalam Indonesia Masters, kali ini tak mendapat status itu karena kehadiran ganda putri asal Jepang itu.
Meski bisa mencapai final Indonesia Masters, sebelum dikalahkan ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Apriyani/Fadia tak menjadikan hasil tersebut sebagai patokan untuk turnamen berikutnya. Mereka harus banyak berbenah saat menghadapi pemain peringkat sepuluh besar dunia yang selalu konsisten pada permainan level tinggi sepanjang pertandingan.
”Selain memulihkan kondisi fisik, pikiran kami harus tetap fokus. Kepercayaan diri, juga, harus ditambah lagi,” kata Apriyani setelah kalah dari Chen/Jia.
Hasil akhir tak menjadi patokan dua ganda putri Indonesia itu. Sebagai pasangan yang baru diduetkan pada tahun ini dan baru tampil dalam dua kejuaraan, Apriyani/Fadia dan Ribka/Febby masih menjalani proses mencocokkan pola main hingga bisa saling mengisi kelemahan dengan kelebihan mereka.
Tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, juga mengatakan harus menjaga fokus meski telah menjuarai Indonesia Masters tanpa kehilangan satu gim pun. Axelsen akan berjumpa Kanta Tsuneyama (Jepang) pada babak pertama, lalu berpeluang menjadi lawan Anthony Sinisuka Ginting pada perempat final, dan Loh Kean Yew/Lee Zii Jia pada semifinal.
Meski demikian, pada saat ini, pemain Denmark itu hanya akan fokus pada babak pertama. ”Saya rasa, semua pemain melakukan hal yang sama, tidak melihat calon lawan pada babak yang terlalu jauh. Saya akan fokus dulu pada pertandingan pertama,” ujar Axelsen.
Axelsen, Anthony, Loh, dan Lee berada di paruh berbeda dengan Momota, Lakhsya Sen, Chou Tien Chen, dan Jonatan Christie. Chou, yang dikalahkan Axelsen pada final Indonesia Masters, langsung berhadapan dengan tantangan berat, yaitu melawan pemain Thailand berusia 21 tahun, Kunlavut Vitidsarn. Meski tak menjadi unggulan, Vitidsarn menjadi salah satu pemain muda yang mampu mengalahkan pemain top dunia.