Max Verstappen bertekad menyelesaikan urusan yang belum tuntas di Baku, yaitu menjadi pebalap yang finis terdepan akhir pekan ini. Musim lalu, dia gagal menang karena masalah ban yang memaksa dia keluar balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BAKU, KAMIS — Max Verstappen sering mengalami nasib buruk di Baku dengan tiga kali gagal finis dalam empat balapan Formula 1 seri Azerbaijan. Pebalap Red Bull itu belum pernah memenangi balapan di Baku dan posisi terbaiknya adalah peringkat empat pada musim 2019. Musim lalu, dia nyaris memenangi balapan, tetapi saat lima putaran menjelang finis, ban mobilnya pecah sehingga dia harus keluar balapan. Akhir pekan ini, Vestappen bertekad mengakhiri nasib buruk di Baku itu dengan meraih kemenangan.
Sejak menjadi tuan rumah balapan Formula 1 pada 2017, sirkuit jalan raya Baku belum membawa keberuntungan bagi Verstappen. Dalam dua musim pertama, 2017 dan 2018, dia selalu gagal finis, sedangkan pada 2019, pebalap asal Belanda itu finis di posisi keempat. Baku absen dari jadwal balapan 2020 karena pandemi Covid-19, sedangkan pada 2021, Verstappen dominan di Baku dan memimpin balapan tanpa tekanan. Namun, dia gagal finis karena pecah ban saat balapan kurang lima putaran.
Serangkaian nasib buruk di Baku itu membuat Verstappen bertekad tampil lebih solid pada akhir pekan ini. Namun, tantangan tidak akan mudah karena dia akan melawan para pebalap Ferrari, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior, yang sangat kompetitif dan rekan setimnya, Sergio Perez, yang pada 2021 menang di Baku. Selain mereka, George Russell dan Lewis Hamilton berpotensi melejit seiring perbaikan performa Mercedes W13.
”Saya menantikan kembali ke Baku. Kami memiliki sejumlah urusan yang belum tuntas di sana setelah tahun lalu,” kata Verstappen kepada Formula 1.
”Itu trek dengan zona pengereman besar dan area run off yang sempit, menemukan setelan mobil terbaik akan sulit, terutama untuk memastikan kami mendapatkan posisi sayap yang tepat. Ini juga akan menarik untuk melihat apakah kami bisa mencetak catatan waktu satu putaran yang lebih baik dalam kualifikasi di mana kami sedikit kurang (cepat),” tutur Verstappen, juara bertahan Formula 1 itu.
Balapan di Baku, 10-12 Juni, sangat krusial dalam perburuan gelar juara F1 musim ini. Verstappen memerlukan lebih banyak kemenangan untuk menjaga posisinya di puncak klasemen. Saat ini, dia hanya unggul sembilan poin dari Leclerc yang berada di posisi kedua. Tekanan dari pebalap lain juga terus meningkat, termasuk dari Perez yang berada di posisi ketiga klasemen, hanya terpaut 15 poin dari Verstappen.
Perez juga sedang dalam motivasi tinggi setelah pada balapan sebelumnya menang di Monako. Pebalap asal Meksiko itu juga baru saja menandatangani perpanjangan kontrak dengan Red Bull hingga akhir musim 2024.
”Saya sangat senang memperpanjang kontrak dengan tim hingga paling tidak 2024, itu menunjukan kerja keras yang kami lalukan bersama dan betapa senangnya kami satu sama lain,” ujar Perez.
Saya menantikan kembali ke Baku. Kami memiliki sejumlah urusan yang belum tuntas di sana setelah tahun lalu. (Max Verstappen)
”Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya senang dan sangat bersyukur atas kesempatan ini. Persaingan juara sangat ketat. Jadi, kami perlu sepenuhnya fokus. Itu sangat istimewa meraih kemenangan pertama bersama tim di Baku musim lalu, itu menghadirkan kegembiraan besar pada saya,” kata Perez.
”Saya menyukai sirkuit jalan raya karena itu tempat di mana para pebalap benar-benar bisa membuat perbedaan, tentu lebih mudah membuat kesalahan ketika berusaha melesat di limit, tetapi pada akhirnya itulah yang memberi sepersepuluh (detik) yang membuat Anda menjadi kompetitif,” tutur Perez.
Motivasi besar Perez itu akan menambah tantangan bagi Verstappen yang sudah pasti akan kembali menghadapi persaingan dengan para pebalap Ferrari, terutama Leclerc. Musim lalu, pebalap andalan Ferrari itu meraih pole position di Baku, tetapi finis di posisi keempat. Leclerc juga sangat kompetitif musim ini dengan meraih lima pole position dalam tujuh seri yang sudah bergulir, tiga di antaranya beruntun di Miami, Spanyol, dan Monaco.
Namun, dalam tiga balapan terakhir itu, Leclerc selalu gagal finis terdepan. Di Miami, dia finis kedua di belakang Verstappen. Leclerc kemudian gagal finis di Spanyol karena kerusakan mesin saat sedang memimpin balapan tanpa tekanan. Sementara di Monaco, pebalap tuan rumah itu finis keempat karena kesalahan strategi timnya.
Leclerc, yang terus kehilangan poin sejak seri Emilia Romagna, bertekad melenting di Baku yang sangat sesuai dengan karakter F1-75. Kemenangan di Baku akan memberi suntikan motivasi dan kepercayaan diri kepada Leclerc untuk meraih gelar juara pertamanya.