Charles Leclerc lahir dan tumbuh di Monaco, lokasi balapan Formula 1 yang ikonik. Namun, pebalap Ferrari itu selalu mengalami nasib buruk di kampung halamannya itu, dengan tidak pernah bisa menyelesaikan balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONTE CARLO, KAMIS – Charles Leclerc membawa misi besar dalam balapan Formula 1 seri Monaco, yang berlangsung di jalanan kota kelahirannya. Pebalap Ferrari itu bertekad mengakhiri nasib buruk di sana, sekaligus meraih momentum kebangkitan dari momentum buruk di Barcelona akhir pekan lalu. Ini akan menjadi balapan yang sangat ketat dan akan dimulai sejak kualifikasi, karena posisi start sangat krusial di Monte Carlo yang sempit dan minim titik untuk mendahului itu.
"Tantangan bagi para pebalap Formula 1 di sini dengan tidak ada ruang untuk kesalahan adalah sesuatu yang kami semua hargai sebagai pebalap. Bagi saya, ini juga jalanan yang saya lalui saat pergi ke sekolah setiap pagi naik bus ketika saya anak-anak. Ini trek yang sangat spesial. Itu belum terjadi (meraih kemenangan). Jadi, saya perlu membuat itu terjadi tahun ini," ungkap Leclerc kepada Sky Sports F1.
Balapan di Monte Carlo yang akan berlangsung pada 27-29 Mei 2022, awalnya diharapkan bisa dijalani oleh Leclerc dengan posisi pemuncak klasemen. Namun, dia gagal finis di Barcelona akhir pekan lalu karena kerusakan MGU-H pada mobil F1-75, saat sedang memimpin balapan. Posisinya pun digusur oleh pebalap Red Bull Max Verstappen yang memenangi seri Spanyol itu. Verstappen kini unggul enam poin atas Leclerc di posisi kedua dengan 104 poin.
Leclerc pun berharap, F1-75 yang unggul di tikungan-tikungan lambat, yang merupakan karakter sejumlah tikungan di Monaco, bebas dari masalah. Namun, kendala lain yang sering dialami oleh Leclerc adalah perhitungan yang kurang presisi yang berujung pada kegagalan finis dalam balapan di kotanya itu. Bahkan, musim lalu, dia gagal start karena kerusakan batang penggerak roda kiri akibat kecelakaan saat kualifikasi, di mana dia meraih pole position.
Leclerc, sejauh ini selalu tidak beruntung di Monte Carlo. Pada 2018, saat membela Alfa Romeo dia mengalami kecelakaan akibat kerusakan rem. Pada musim 2019, Leclerc kembali gagal finis menyusul manuver yang terlalu berani saat berusaha mendahului Nico Hulkenberg, sehingga mobil Ferrari-nya melintir dan kemudian mengalami pecah ban belakang kanan. Pada 2020, Monaco tidak dipakai balapan karena pandemi Covid-19. Sedangkan pada 2021, dia tidak bisa start karena kerusakan mobil.
Terkait dengan potensi persaingan di Monaco musim ini, Leclerc menilai, masih akan antara Ferrari dan Red Bull. Dia tidak terlalu khawatir dengan Mercedes yang menunjukan kebangkitan di Barcelona. Akhir pekan lalu, Mercedes mendapatkan suntikan optimisme bahwa mereka sudah tidak terlalu jauh dari Ferrari dan Red Bull, dengan George Russell finis di posisi ketiga dan Lewis Hamilton memiliki pace yang setara para pebalap di baris terdepan. Hamilton finis kelima setelah sempat tertinggal hingga lebih dari 30 detik di awal balapan menyusul kecelakaan dengan pebalap Haas Kevin Magnussen.
"Saya pikir ini akan lebih mirip antara Red Bull dan Ferrari. Pada saat ini, Mercedes masih sedikit di belakang meskipun mereka membuat kemajuan, tetapi tim seperti itu tidak bisa benar-benar dihapus dari pembahasan," tegas Leclerc kepada La Gazette de Monaco.
Akhir pekan ini, Leclerc akan kembali bersaing dengan Verstappen yang musim lalu memenangi balapan seri Monaco, kemenangan pertamanya di sirkuit bersejarah itu. Dia bertekad kembali finis terdepan di sana, serta menjadikan balapan itu sebagai kemenangan keempat beruntun musim ini. Pebalap andalan Red Bull itu menilai, hasil kualifikasi akan sangat penting di Monaco untuk membuka peluang meraih kemenangan.
Monaco selalu menjadi akhir pekan yang sangat sibuk, tetapi istimewa. Trek bergaya lama, sempit dan itu akan membuat jantung anda berdetak sangat tinggi. (Charles Leclerc)
"Kualifikasi sangat penting, seperti biasa. Monaco selalu menjadi akhir pekan yang sangat sibuk, tetapi istimewa. Trek bergaya lama, sempit dan itu akan membuat jantung anda berdetak sangat tinggi, sungguh gila," ungkap Verstappen dikutip France24.
"Kami harus selalu berada di limit. Ini tempat yang sangat gila dengan mobil-mobil Formula Satu. Saya akhirnya bisa menang di sana tahun lalu, dan sungguh sangat melegakan bisa melintasi garis finis," ujar pebalap asal Belanda itu.
Misi Mercedes
Meskipun Mercedes belum mencapai level pace Ferrari dan Red Bull, balapan di Monaco selalu sulit ditebak hasilnya. Kondisi itu membuka peluang Russell dan Hamilton untuk meraih podium dengan W13 yang semakin solid.
"Kami menjalani balapan seri Spanyol yang menegangkan akhir pekan lalu dan bagi kami ada sangat banyak hal menarik untuk dipetik. Kami mempelajari mobil ini sepanjang waktu dan membawa perbaikan ke dalam mobil, dan di Barcelona kami melakukan langkah bagus dalam arah yang tepat," ungkap Kepala Tim Mercedes Toto Wolff di laman resmi tim.
"Fantastik menyaksikan George bertarung dengan para pebalap Red Bull untuk bisa meraih posisi finis yang layak di podium, sedangkan Lewis yang bangkit dari P19 ke P5 sungguh mengesankan," lanjut Wolff.
Menurut Wolff, sekarang timnya bergerak cepat ke trek berikutnya. "Tidak ada yang bisa menandingi kemegahan Monaco, dan sungguh menyenangkan melihat para pebalap memacu mobil-mobil mereka hingga limit, melewati jalan-jalan sempit," ujar Wolff.
"Ini trek yang unik dan sangat menuntut, dengan tingkat fokus yang sangat tinggi untuk bertarung di setiap putaran. Monaco tidak selalu menjadi trek yang menyenangkan bagi kami, dan tikungan-tikungan kecepatan rendah menjadi kekuatan kami musim ini seperti yang kita lihat di Barcelona, tetapi kota sudah melihat pada tahun ini bahwa apa pun bisa terjadi dan kami akan berusaha memaksimalkan setiap peluang," tegas Wolff.