Mimpi peselancar Indonesia Rio Waida melangkah jauh di Championship Tour Liga Selancar Dunia 2022 di Banyuwangi kandas. Di 16 besar, dia ditaklukan peselancar Brasil Filipe Toledo yang dikalahkannya di babak pembuka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
PLENGKUNG, KOMPAS – Peselancar Indonesia Rio Waida gagal melangkah lebih jauh pada seri keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia atau CT WSL 2022 di Pantai Plengkung atau G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur. Pada heat 5 babak 16 besar, Jumat (3/6/2022), peselancar berdarah Indonesia-Jepang itu takluk dari peselancar Brasil sekaligus pemuncak klasemen sementara CT WSL 2022, Filipe Toledo.
Kendati kecewa, Rio yang tampil dengan berbekal wildcard mengaku memetik banyak pengalaman berharga dari kompetisi selancar terelite dunia yang baru kedua kali diikutinya tersebut. Dia belajar banyak bagaimana cara mengatur fokus, mengendalikan mental, dan kejelian mencari ombak di tengah cuaca yang kurang ideal.
”Banyak pelajaran penting yang saya dapat dari kompetisi ini, dari bertemu para peselancar top dunia di sini. Saya belajar untuk lebih fokus dengan diri sendiri, lebih memperbaiki mental menghadapi peselancar dunia, dan menghadapi ombak yang kurang sesuai harapan. Saya harus lebih percaya diri dan kuat menghadapi banyak tekanan. Dengan ini, Saya harap bisa lebih baik untuk kejuaraan selanjutnya,” ujar Rio.
Dalam perlombaan itu, Rio hanya mendapatkan enam gelombang dari 46 menit waktu yang disediakan. Peselancar berusia 22 tahun itu mesti puas mengumpulkan total skor 8,57 poin, yakni dari 4,67 poin di ombak kelima dan 3,90 poin di ombak keenam.
Adapun Toledo bisa mendapatkan sembilan gelombang. Peselancar 27 tahun itu mengumpulkan total skor 11,23 poin, yakni 5,33 poin di ombak keempat dan 5,90 poin di ombak kedelapan. Dengan begitu, dia lolos ke perempat final dan akan menghadapi peselancar Amerika Serikat Griffin Colapinto.
Rio mengatakan, pada lomba itu, ombak agak pelan dan sangat jarang muncul. Dari pantauan Kompas, gelombang yang timbul pecah berantakan sehingga tidak bisa membentuk tabung ombak, dinding ombak yang tinggi, dan ombak kiri yang panjang.
Banyak pelajaran penting yang saya dapat dari kompetisi ini, dari bertemu para peselancar top dunia di sini. Saya belajar untuk lebih fokus dengan diri sendiri, lebih memperbaiki mental menghadapi peselancar dunia, dan menghadapi ombak yang kurang sesuai harapan.
Hal itu membuat Rio sedikit kebingungan hingga mencari ombak ke tengah. Konsentrasinya kian kacau karena lomba itu dilangsungkan berbarengan dengan lomba lainnya di heat 6. ”Tadi saya bingung karena tidak banyak kesempatan untuk mendapatkan ombak. Saya lebih bingung karena melihat ada dua peselancar lain dari heat 6, satu dapat ombak di tengah dan satu dapat ombak di pinggir. Perasaan lebih tidak enak karena Toledo bisa tampil lebih optimal,” ungkapnya.
Hantu kemenangan pertama
Menurut Rio, pikiran juga cukup kalut jelang lomba kali ini karena peselancar kelahiran Saitama, Jepang itu dihantui kemenangan atas Toledo di heat 4 babak pertama, Sabtu (28/5). Saat itu, Rio keluar sebagai yang terbaik dengan total skor 11,83 poin, sedangkan Toledo yang terakhir atau ketiga dengan total skor 10,80 poin.
Usai kemenangan itu, ekspektasi terhadap dirinya begitu besar untuk kembali unggul atas Toledo di 16 besar. ”Ada banyak drama sebelum laga 16 besar ini. Orang-orang membicarakan tentang kemenangan saya atas Toledo di babak pembuka dan banyak yang menanti pertemuan kedua di 16 besar. Itu menjadi tekanan untuk saya. Tetapi, saya paham itu bagian dari pekerjaan saya dan saya harus lebih siap lagi,” kata Rio.
Selepas laga itu, Rio menyampaikan, dirinya ingin segera pulang ke rumahnya di Bali. Dia ingin bertemu keluarga dan sejenak menenangkan diri. Di sela itu, dia coba lebih memperkuat fisik dan mengasah skill atau teknik.
”Saya benar-benar ingin istirahat karena saya telah menjalani jadwal sangat padat dua bulan terakhir. Saya sudah bermain di empat kejuaraan secara beruntun, yakni Gold Coast Open Qualifying Series 2021/2022 pada 30 April-2 Mei (terhenti di 16 besar), Boost Mobile Gold Coast Pro Challenger Series 2022 pada 7-15 Mei (terhenti di 48 besar), GWM Sydney Surf Pro Challenger Series 2022 pada 17-24 Mei (juara), dan Seri Keenam CT WSL 2022 di sini. Itu sangat melelahkan, saya butuh rehat sejenak,” terangnya.
Bagi Rio, persiapan lebih baik mesti dilakukannya. Sebab, tak lama lagi, dia bakal mengikuti kejuaraan lainnya, yakni Krui Pro Qualifying Series 2022 di Ujung Bocur, Krui, Lampung, 11-17 Juni dan mungkin Nias Pro Qualifying Series 2022 di Lagundri, Nias, Sumatera Utara, 22-28 Juni. ”Semua pengalaman yang saya dapat di sini, itu akan dijadikan bekal untuk tampil lebih baik,” tuturnya.
Toledo menuturkan, lomba sangat menarik dan menantang karena Rio merupakan peselancar yang bagus. Akan tetapi, dia bisa memanfaatkan ombak yang ada lebih baik dibandingkan Rio. ”Saya sedikit beruntung karena bisa mengubah situasi dari penampilan pertama (babak pembuka),” jelasnya.
Sementara itu, dari heat lain 16 besar, ada tiga kejutan yang terjadi. Peselancar Hawaii yang menempati urutan kedua klasemen sementara John John Florence takluk dari peselancar Brasil peringkat ke-21 Jadson Andre di heat 1.
”Saya sangat bersyukur dan sangat gembira saat ini. Saya bisa bilang ini salah satu momen luar biasa yang saya alami. Saya tadi coba memaksimalkan gelombang datar yang ada,” ujar Andre yang akan berjumpa rekan senegara asal Brasil, Gabriel Medina di perempat final.
Peselancar Australia yang menemapti posisi keempat klasemen Ethan Ewing kalah dari peselancar Afrika Selatan peringkat ke-19 Matthew McGillivray. Adapun peselancar Brasil urutan kelima klasemen dan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 Italo Ferreira tersingkir oleh peselancar Australia peringkat ke-18 klasemen, Connor O’Leary.