Pelatih Jose Mourinho menyelamatkan wajah Italia lewat trofi Liga Konferensi Eropa bersama AS Roma. Cinta ”Romanisti” menjadi landasan Mourinho mengakhiri penantian lama klub ibu kota Italia itu akan gelar juara Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
TIRANA, KAMIS — Berkat Jose Mourinho, tahun 2022 tidaklah sepenuhnya kelabu bagi sepak bola Italia. Melalui tim asuhannya, AS Roma, ia mengakhiri 12 tahun era kegelapan tim-tim Italia di Eropa. Roma menjuarai Liga Konferensi Eropa, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
Mourinho menjadi pelatih pertama yang membawa ”Si Serigala” meraih trofi Eropa. Prestasi itu ibarat kado untuk AS Roma yang akan berulang tahun ke-95 pada 7 Juni 2022. Di final kompetisi antarklub edisi perdana itu, Roma membekap klub Belanda, Feyenoord, 1-0.
Tak pelak, gelar juara berharga itu disambut meriah pendukung Roma. Sekitar 4.000 pendukung memadati Bandara Leonardo da Vinci, Roma, sekitar pukul 04.00 waktu setempat, menyambut kedatangan Mourinho dan timnya. Selain yel-yel, terdengar pula nyanyian lawas yang digubah Antonello Venditti, penyanyi senior asal Roma, saat merayakan scudetto (gelar juara Liga Italia) kedua mereka pada 1983.
”Katakan Jose, yang membuat kami seperti teman meskipun tak saling mengenal. Terima kasih AS Roma, Anda membuat kami menangis sembari berpelukan kembali,” bunyi penggalan lirik lagu itu yang dinyanyikan suporter Roma.
Setelah hampir 40 tahun berlalu, lagu dukungan itu kembali bergema. Kali ini didedikasikan untuk Mourinho. Dukungan itu kian menandakan hadirnya romansa agung yang tercipta dari Mourinho setelah 11 bulan melatih klub ibu kota Italia itu.
Tidak hanya para pemain dan suporter Roma, rasa cinta untuk Mourinho juga masih melekat dari pendukung Inter Milan. Capaian treble (tiga gelar semusim) bagi Inter pada musim 2009-2010 menjadikan nama Mourinho terus abadi di hati suporter ”Si Hitam Biru”.
Maka itu, akun media sosial resmi Inter turut mengunggah ucapan selamat untuk Mourinho dan Roma atas kesuksesannya di Liga Konferensi Eropa. Sebelum trofi Liga Konferensi Eropa diboyong ke Roma, Inter menjadi tim Italia terakhir yang menguasai takhta Eropa ketika menjadi kampiun Liga Champions Eropa pada 2010.
Dengan segala hormat, untuk semua klub yang pernah saya tangani sebelumnya, saya 100 persen Romanistikarena fans Roma benar-benar luar biasa.
Alhasil, Mourinho adalah sosok yang menghadirkan dua gelar Eropa terakhir ke ”Bel Paese” alias ”Negeri yang Indah”, julukan Italia. ”Memenangkan gelar Eropa bersama Porto, Inter, dan Roma sangat istimewa. Kemenangan itu tercipta ketika semua orang tidak menyangkanya. Jadi, gelar (Liga Konferensi Eropa) ini adalah buah dari investasi kami. Capaian ini bakal terkenang abadi,” ujar Mourinho, kemarin.
Andrea Di Caro, Wakil Direktur La Gazzetta dello Sport, koran olahraga terkemuka di Italia, mengungkapkan, publik di negaranya pantas berterima kasih kepada Mourinho dan Roma karena telah menyelamatkan ”wajah” Italia dari periode kelam, tahun ini. Musim ini, kecuali Roma, klub-klub asal Italia gagal tampil meyakinkan di kompetisi antarklub Eropa.
Menurut Di Caro, Mourinho telah memberikan bekal yang patut diduplikasi tim-tim Italia lainnya untuk bisa kembali bersaing di kompetisi kontinental. ”Permainan tim-tim Italia tidaklah seperti klub-klub di Liga Inggris atau memiliki kekayaan macam Real Madrid dan Paris Saint-Germain. Akan tetapi, Mourinho menunjukkan ide, hati, dan hasrat yang bisa menjadi fondasi untuk menghadirkan kebahagiaan, emosi, dan kejayaan di Eropa,” tutur Di Caro dalam kolomnya di La Gazzetta dello Sport, kemarin.
Sejak awal, pada musim perdananya di Roma, Mourinho menganggap Liga Konferensi Eropa sebagai peluang terbaik timnya meraih trofi. Ia sadar skuad ”Si Serigala” belum cukup kompetitif untuk bersaing mengejar scudetto musim ini.
Demi target itu, timnya rela mengorbankan banyak poin di liga demi bisa tampil maksimal dan fokus menghadapi laga-laga fase gugur di Liga Konferensi. Tak ayal, Roma menjadi tim Italia dengan perjalanan terbaik di Eropa pada musim ini.
Wakil Italia lainnya, seperti Inter dan Juventus, kandas di babak 16 besar Liga Champions. Sementara Atalanta hanya bisa bertahan sampai babak perempat final Liga Europa. Capaian buruk klub-klub itu melengkapi kegagalan tim nasional Italia lolos ke babak utama Piala Dunia Qatar 2022.
”Liga Konferensi adalah kompetisi yang sejak awal kami rasa bisa dimenangkan,” ucap Mourinho yang mengukir rekor sebagai pelatih pertama yang meraih tiga trofi mayor Eropa, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi.
Kota favorit
Meskipun sempat menikmati hidup nyaman di London, bersama istri dan dua anaknya, Mourinho tidak segan menyebut Roma dan Milan sebagai kota favoritnya. Selama hampir satu tahun di Roma, Mourinho bersikap seperti penduduk setempat, bukan figur publik.
Ia sering makan di restoran di pusat kota Roma tanpa memesan ruangan privat. Tak hanya itu, Mourinho juga tidak segan berbicara dan memberikan tanda tangan kepada pendukung Roma yang ditemuinya di jalanan atau tempat umum.
Kehadiran Mourinho juga berdampak besar bagi penjualan tiket laga kandang Roma di liga musim ini. Si Serigala menjual habis tiket empat laga kandang di liga pada musim ini. Rata-rata pendukung Roma yang hadir di Stadion Olimpico ialah 41.908 orang. Jumlah penonton itu hanyalah kalah dari duo Milan, Inter (44.999 orang) dan AC Milan (44.015 orang).
Menurut Transfermarkt, rata-rata jumlah penonton pada laga kandang itu adalah yang terbesar bagi Roma dalam 17 musim terakhir. Besarnya dukungan itu membuat Mourinho menganggap dirinya bagian dari pendukung Si Serigala. ”Dengan segala hormat, untuk semua klub yang pernah saya tangani sebelumnya, saya 100 persen Romanistikarena fans Roma benar-benar luar biasa,” kata Mourinho penuh rasa haru dan bangga.
Di tengah pesta perayaan juara itu di Circus Maximus, situs ikonik dan bersejarah di kota Roma, ribuan pendukung Si Serigala juga membuat mural baru di kawasan itu. Mural baru itu bergambar Mourinho dengan mengenakan seragam khas kaisar Romawi. ”Saya merasakan emosi yang sangat besar. Saya amat senang Roma bisa kembali memenangkan trofi setelah beberapa tahun terakhir. Fans, kota, dan klub ini pantas dengan gelar ini,” kata Dan Friedkin, pemilik dan Presiden AS Roma, dilansir Corriere dello Sport. (AFP)