Carlos Alcaraz lolos ke babak ketiga Perancis Terbuka setelah melalui ujian berat. Dia menang setelah menggagalkan match point senior yang menjadi lawannya, Albert Ramos-Vinolas.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, RABU - Petenis remaja, Calos Alcaraz, melewati salah satu ujian berat dalam turnamen Grand Slam. Dia tidak hanya memperlihatkan kekuatan fisik, tetapi juga mental ketika memenangi pertandingan lima set dalam situasi lawan mendapat match point terlebih dulu.
“Saya merasa lelah. Tadi adalah pertarungan yang luar biasa, pertandingan besar dan kami berjuang hingga poin terakhir,” komentar Alcaraz setelah mengalahkan seniornya sesama Spanyol, Albert Ramos-Vinolas, pada babak kedua Perancis Terbuka.
Di Roland Garros, Paris, Perancis, Alcaraz menang 6-1, 6-7 (7), 5-7, 7-6 (2), 6-4 dalam laga selama empat jam 34 menit. Itu menjadi pertandingan terlama dalam karier petenis berusia 19 tahun tersebut.
Alcaraz, yang menjalani debut Grand Slam pada babak kualifikasi Perancis Terbuka 2020, datang sebagai salah satu favorit juara setelah menjuarai empat turnamen pada tahun ini. Padahal, dia masih bermain sejak fase kualifikasi pada Perancis Terbuka 2021.
Selama pertandingan di Lapangan Simonne-Mathieu, Alcaraz membuat 74 winner dan 74 unforcederror. Juara ATP Masters 1000 Miami dan Madrid itu delapan kali mematahkan servis Ramos-Vinolas dari 31 kesempatan.
Berhadapan dengan lawan yang pernah mencapai perempat final Perancis Terbuka 2016, Alcaraz hampir kalah ketika seniornya yang berusia 34 tahun itu mendapat match point pada gim kesepuluh set keempat. Namun, dia merebut set tersebut, lalu tertinggal 0-3 pada set penentuan.
Anak muda yang menjadi generasi baru tenis Spanyol itu merebut empat gim berikutnya hingga terjadi skor imbang 4-4. Alcaraz berbalik unggul ketika mencuri servis Ramos-Vinolas pada gim kesembilan hingga unggul 5-4.
Pada gim kesembilan tersebut, penonton yang memenuhi stadion tetap antusias meski telah disuguhi pertandingan selama lebih dari empat jam. Apalagi, Alcaraz memperlihatkan “keajaiban” ketika memperoleh poin dari posisi bertahan.
Tadi adalah pertarungan yang luar biasa, pertandingan besar dan kami berjuang hingga poin terakhir. (Carlos Alcaraz)
Alcaraz mencoba mengecoh Ramos-Vinolas dengan dropshot yang ternyata bisa dikembalikan dengan pukulan melambung ke arah baseline. Alcaraz berlari ke belakang lapangan, mengembalikan bola dengan backhandlob.
Dengan tujuan membuat lawannya selalu bergerak, Ramos-Vinolas mengarahkan bola ke sudut lapangan arah backhand Alcaraz, lalu ke sudut forehand-nya. Setelah berkali-kali itu dilakukan, hingga Alcaraz harus melakukan sprint dan split, dia mengakhirnya dengan mendapat winner dari backhand passing shot. Sontak, atmosfer di stadion pun begitu riuh. Banyak penonton memberi tepuk tangan sambil berdiri.
Dengan usia 15 tahun lebih tua, Ramos-Vinolas akhirnya kesulitan dalam menjalani laga panjang. Dengan kaki yang mulai terasa kram, dia tak bisa berbuat apa-apa ketika Alcaraz memegang servis pada gim kesepuluh. Alcaraz menang melalui tiga matchpoint.
Petenis berperingkat keenam dunia itu bercerita, dia merasa akan kalah setelah kehilangan set ketiga. “Saya pun berpikir harus berubah, berhenti untuk tidak percaya pada diri sendiri karena saya tahu akan selalu ada kesempatan untuk saya,” katanya.
Dari pertandingan itu, petenis yang pernah mengalahkan Rafael Nadal dan Novak Djokovic tersebut mendapat pelajaran bahwa dia akan selalu menghadapi ujian berat di Roland Garros. Di atas lapangan tanah liat, yang membuat pantulan bola lambat dan tinggi, Alcaraz harus siap untuk bermain dalam durasi panjang. Ini tak hanya menuntut kebugaran fisik, tetapi juga kesabaran dan ketangguhan mental.
Selain Alcaraz, Alexander Zverev, juga, harus berhadapan dengan match point lawan sebelum mengalahkan Sebastian Baez. Dia, bahkan, kehilangan dua set terlebih dulu dalam pertandingan selama tiga jam 36 menit. Unggulan ketiga itu tertinggal 4-5 (30-40) pada set kelima sebelum akhirnya menang 2-6, 4-6, 6-1, 6-2, 7-5.
“Pertandingan tadi luar biasa. Saya lebih berpengalaman berada pada situasi tersebut karena kalah pada AS Terbuka 2020 setelah memimpin dua set awal,” komentar Zverev dalam laman resmi ATP.
Berbeda dengan kedua petenis tersebut para senior mereka, yaitu Nadal dan Djokovic melangkah ke babak ketiga dengan kemenangan straight sets. Nadal mengalahkan Corentin Moutet 6-3, 6-1, 6-4, adapun Djokovic menang atas Alex Molcan 6-2, 6-3, 7-6 (4).
Pada tunggal putri, kemenangan didapat Angelique Kerber, Cori Gauff, Belinca Bencic, dan Amanda Anisimova. Anisimova adalah petenis yang menyingkirkan Naomi Osaka pada babak pertama.
Sementara, dua remaja putri yang tampil pada final AS Terbuka 2021 mengalami nasib berbeda. Emma Raducanu, juara di Flushing Meadows, kalah dari Aliaksandra Sasnovich 6-3, 1-6, 1-6. Adapun Leylah Fernandez, yang dikalahkan Raducanu pada final AS Terbuka, mengalahkan Katerina Siniakova 6-3, 6-2. (AP/AFP)