Menanti Transformasi Carlos Alcaraz di Roland Garros
Carlos Alcaraz telah berubah dari petenis kualifikasi pada Perancis Terbuka 2021 menjadi salah satu calon juara Perancis Terbuka tahun ini. Transformasi dalam setahun terakhir membuatnya menjadi sorotan penggemar tenis.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, MINGGU - Semua mata tertuju pada Carlos Alcaraz dalam hari pertama Grand Slam Perancis Terbuka, Minggu (22/5/2022). Datang sebagai petenis kualifikasi pada 2021 dan menjadi salah satu calon juara tahun ini, petenis Spanyol itu melewati tes pertama dengan solid.
Petenis unggulan keenam itu tampil di Lapangan Philippe Chatrier, lapangan utama di Roland Garros, Paris, Minggu malam waktu setempat atau Senin dinihari waktu Indonesia. Dia mengalahkan petenis lucky loser, Juan Ignacio Londero, 6-4, 6-2, 6-0, untuk bertemu Albert Ramos-Vinolas pada babak kedua.
Banyak yang berubah dari Alcaraz dalam setahun terakhir. Pada Perancis Terbuka 2021, dia bersaing sebagai petenis peringkat ke-97 dunia sehingga harus bertanding sejak babak kualifikasi. Dia melaluinya dan bertahan hingga babak ketiga, pada babak utama.
Saat ini, petenis berusia 19 tahun tersebut berperingkat keenam dunia berkat empat gelar juara pada tahun ini. Dua dari empat gelar itu berasal dari turnamen ATP Masters 1000 Miami dan Madrid. Dia, bahkan, menjadi salah satu favorit juara selain Novak Djokovic.
Faktor lain yang membuka peluang meraih gelar pertama dari ajang Grand Slam adalah kemenangannya atas Rafael Nadal, Djokovic, dan Alexander Zverev dalam tiga babak beruntun, sejak perempat final, ketika menjuarai Madrid Masters. Turnamen tersebut menjadi salah satu ajang pemanasan Perancis Terbuka, puncak persaingan turnamen di lapangan tanah liat.
Londero, yang lebih berpengalaman tampil di Roland Garros dengan menembus babak keempat, tiga tahun lalu, memberi kejutan pada Alcaraz dengan menekannya pada set pertama. Namun, petenis Argentina berusia 28 tahun itu tidak bisa konsisten hingga Alcaraz menang dengan memenangi sepuluh gim terakhir sejak skor 2-2 pada set kedua.
“Turnamen ini sangat spesial, saya menontonnya sejak anak-anak. Pada pertandingan tadi, saya sedikit membutuhkan waktu untuk menentukan ritme dan beradaptasi dengan besarnya lapangan di sini,” ujar Alcaraz.
Setelah memenangi tantangan pertama, tes kedua akan lebih berat. Ramos-Vinolas lolos ke babak kedua setelah mengalahkan Thanasi Kokkinaksi 6-4, 4-6, 6-4, 7-6(5) dalam pertandingan selama empat jam tujuh menit.
Pada pertandingan tadi, saya sedikit membutuhkan waktu untuk menentukan ritme dan beradaptasi dengan besarnya lapangan di sini. (Carlos Alcaraz)
Ramos-Vinolas adalah petenis pertama yang menjadi lawan Alcaraz ketika menjalani babak utama turnamen ATP di Rio de Janeiro, Brasil, dua tahun lalu. Alcaraz memenangi pertemuan pada babak pertama itu dengan skor 7-6 (2), 4-6, 7-6 (2) setelah bertanding tiga jam 37 menit.
Setahun berikutnya, mereka bertemu pada semifinal ATP Umag. Kali ini, sang remaja telah berkembang dan menang straight sets 6-2, 7-6 (3). Kemenangan tersebut turut mengantarkannya meraih gelar pertama dalam turnamen ATP.
Di bawah asuhan pelatih Juan Carlos Ferrero, mantan petenis nomor satu dunia asal Spanyol, Alcaraz telah bertransformasi menjadi kompetitor utama pada setiap turnamen tahun ini. Power game dan kepercayaan diri saat menghadapi petenis-petenis top dunia membuatnya hanya tiga kali kalah dari 31 pertandingan sebelum tampil di Roland Garros.
Kematangannya akan diuji dalam undian keras pada paruh atas. Dia bergabung bersama tiga petenis yang dikalahkannya di Madrid, yaitu Nadal, Djokovic, dan Zverev.
Zverev, yang berpeluang bertemu Alcaraz pada perempat final, melaju ke babak kedua setelah mengalahkan Sebastian Ofner 6-2, 6-4, 6-4.
“Biasanya, saya memulai Grand Slam dengan pertandingan lima set, tetapi (pelatih) Sergi (Bruguera) meminta saya tidak seperti itu. Saya senang dengan penampilan tadi, apalagi Sebastian telah menjalani tiga pertandingan di sini (babak kualifikasi) hingga memiliki waktu beradaptasi yang lebih dulu dari saya,” tutur petenis Jerman itu.
Menuju Roland Garros, unggulan ketiga tersebut tampil pada final Madrid Masters, serta semifinal di Monte Carlo dan Roma. Meski tidak juara, penampilannya terbilang stabil di turnamen tanah liat.
Dalam laga lain, unggulan kesembilan asal Kanada, Felix Auger-Aliassime, hampir tersingkir pada babak awal saat berhadapan dengan petenis kualifikasi, Juan Pablo Varillas. Dia kehilangan dua set sebelum akhirnya menang 2-6, 2-6, 6-1, 6-3, 6-3 atas petenis yang menjalani debut di arena Grand Slam itu.
Pada tunggal putri, dua unggulan sepuluh besar tidak bisa bertahan lebih lama. Kekalahan dialami unggulan keenam, Ons Jabeur, dari Magda Linette, 6-3, 6-7 (4), 5-7. “Sudah tentu, saya mengharapkan hasil yang lebih baik, tetapi justru hasil buruk yang saya dapat. Semoga ke depannya, sesuatu yang baik akan datang,” kata Jabeur.
Selain itu, juara Perancis Terbuka 2016 yang ditempatkan sebagai unggulan kesepuluh, Garbine Muguruza, juga tersingkir. Dia kalah dari Kaia Kanepi 6-2, 3-6, 4-6. Sejak menjadi juara di Roland Garros, lalu menjadi yang terbaik di Wimbledon 2017, Muguruza tidak pernah membuat gebrakan lagi.
Dalam babak pertama yang akan berlangsung Senin, empat juara Perancis Terbuka akan tampil di Lapangan Philippe Chatrier secara beruntun. Mereka adalah Iga Swiatek (juara 2020), Barbora Krejcikova (juara 2021), Nadal (13 kali juara), dan Djokovic (juara 2016 dan 2021). (AFP/Reuters)