Lifter Eko Yuli masih belum tertandingi di SEA Games Vietnam 2021. Eko yang terkendala persiapan minim berhasil meraih emas tanpa perlawanan berarti.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
HANOI, KOMPAS — Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan (32), sukses meraih emas pada cabang angkat besi kelas 61 kilogram putra SEA Games Vietnam 2021 di Hanoi Sports Training Center, Jumat (20/5/2022). Eko mendominasi lewat angkatan total 290 kg dari snatch 135 kg dan clean and jerk 155 kg. Lifter veteran ini meraih emas ke-6 kalinya di SEA Games sejak pertama pada 2007.
Setelah senyap prestasi pada hari pertama, Kamis, tim angkat besi Indonesia bisa tersenyum lepas. Eko membuat ”Indonesia Raya” berkumandang di Hanoi Sports Training Center seusai mempertahankan emas di kelasnya.
”Alhamdulillah bisa menyumbang emas lagi untuk Indonesia. Persiapan memang agak mepet juga, tetapi yang penting bisa dapat medali emas,” kata peraih medali di empat gelaran Olimpiade beruntun tersebut.
Eko jauh mengungguli lifter lainnya. Bahkan, dia tidak perlu melakukan angkatan terakhir clean and jerk karena sudah dipastikan punya angkatan total tertinggi. Medali perak diraih lifter Malaysia, Muhamad Aznil, dengan angkatan total 287 kg dari snatch 127 kg dan clean and jerk 160 kg.
Namun, penampilan ini bukanlah yang terbaik untuk Eko. Dia belum bisa mendekati performa ketika meraih emas SEA Games Filipina 2019. Saat itu, dia memecahkan tiga rekor SEA Games dengan total angkatan 309 kg dari snatch 140 kg dan clean and jerk 169 kg.
Alhamdulillah bisa menyumbang emas lagi untuk Indonesia. Persiapan memang agak mepet juga, tetapi yang penting bisa dapat medali emas. (Eko Yuli Irawan)
Eko berlomba dengan dirinya sendiri dalam angkatan snatch. Setelah sukses mengeksekusi angkatan pertama 130 kg, dia langsung meminta angkatan kedua dengan beban 135 kg. Beban angkatan itu sudah melampaui seluruh lifter lain.
Lifter asal Metro, Lampung, ini juga tidak menemui kesulitan pada angkatan kedua. Saat latihan sebelum berangkat, dia sudah bisa melampaui angkatan 137 kg. Dengan angkatan kedua itu, Eko sudah berhasil memimpin dalam peringkat akhir snatch. Hanya lifter Vietnam, Nguyen Ngoc Trung, yang mendekati dengan angkatan 132 kg.
Sayangnya, Eko gagal mempertebal keunggulan pada angkatan ketiga dengan beban 138 kg. Kegagalan itu dirayakan oleh para penonton yang mendukung lifter tuan rumah.
Lewat keunggulan di snatch, Eko lebih santai di angkatan clean and jerk. Dia menurunkan angkatan pertama dari rencana 160 kg ke 155 kg. Namun, angkatan pertama itu gagal karena dia sedikit bergerak maju. Juri membatalkan angkatan tersebut.
Beberapa saat berselang, Eko menebus kesalahannya. Dia sukses mengangkat beban 155. Setelah angkatan itu, dia sudah bisa tersenyum lepas. Posisinya di angkatan total langsung naik hingga peringkat pertama dengan 290 kg, melampaui wakil tuan rumah dengan total 286 kg.
Lifter Malaysia, Muhamad Azril, sempat mengancam dengan sukses mengangkat clean and jerk 160 kg. Namun, angkatan itu tidak cukup bersaing dengan Eko. Azril hanya mencatat 127 kg dalam snatch dan total angkatan 287 kg.
Eko pun tidak perlu mengangkat percobaan ketiga di clean and jerk. Selain sudah pasti meraih emas, lifter veteran ini juga terlalu jauh untuk pemecahan rekor.
Emas ini memperlihatkan kualitas Eko yang belum tertandingi di Asia Tenggara. Padahal, dia sudah mengikuti SEA Games sejak di Nakhon Ratchasima 2007. Pengalaman itu membuatnya tampak tenang saat memasuki arena. Dia masih sempat tersenyum tipis ketika disoraki penonton. ”Kalau dibutuhkan lagi (di ajang lain) saya selalu siap,” katanya.