Hasrat Prestasi Eko Yuli
Eko Yuli ingin membuktikan dirinya masih merupakan lifter terbaik di kelas 61 kilogram. Dia menyambut pergelaran SEA Games ke-7 untuknya dengan hasrat berprestasi lagi.
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun sudah berusia 32 tahun, lifter nasional kelas 61 kilogram Eko Yuli Irawan masih menyimpan hasrat besar untuk berprestasi. Nyala semangat itu tampak jelas dalam persiapan pemusatan latihan nasional jelang SEA Games Vietnam 2021. Dia mendekati performa terbaik di tengah bulan puasa.
Eko, yang sedang menjalani ibadah puasa, berlatih angkatan snatch di Mess Marinir, Kwini, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2022) sore. Dalam sesi itu, dia berhasil melampaui angkatan ketika di Olimpiade Tokyo, yaitu 137 kg. Lifter olimpian ini sama sekali tidak tampak kekurangan tenaga.
Lihat juga: Pelatnas Angkat Besi Persiapkan Diri untuk SEA Games Vietnam
”Saya selama latihan di pelatnas ini selalu berpuasa karena sudah biasa sejak dulu. Dengan berpuasa, saya justru merasa lebih bertenaga. Saya menyugesti pikiran kalau setelah berbuka nanti, tubuh akan lebih segar lagi,” ucap Eko seusai berbuka puasa.
Eko, lifter veteran tim angkat besi, berkata, sangat termotivasi untuk mengikuti pergelaran SEA Games ke-7 kalinya di Vietnam (SEA Games Singapura 2015 tidak ada cabang angkat besi) . Dia belum puas setelah meraih medali di ajang multicabang internasional, mulai dari SEA Games Nakhon Ratchasima 2007 hingga terakhir kali di Olimpiade Tokyo 2020.
Saya masih yakin bisa berprestasi di internasional. Sekarang juga bisa dibilang belum ada pengganti di kelas 61 kg. Jadi targetnya ingin meraih emas di SEA Games, lalu ke Asian Games, dengan tujuan akhir bisa tampil lagi di Olimpiade.
”Saya masih yakin bisa berprestasi di internasional. Sekarang juga bisa dibilang belum ada pengganti di kelas 61 kg. Jadi targetnya ingin meraih emas di SEA Games, lalu ke Asian Games, dengan tujuan akhir bisa tampil lagi di Olimpiade,” katanya.
Karena itu, Eko berlatih dengan semangat bersama para lifter muda di pelatnas angkat besi. Dia menargetkan angkatan total 310 kg di Vietnam, yang terdiri dari 140 kg snatch dan 170 kg clean and jerk. Adapun dia meraih emas di SEA Games Filipina 2019 dengan total angkatan 309 kg, terdiri dari 140 kg snatch dan 169 kg clean and jerk.
Baca juga: Kekecewaan di Balik Perampingan Tim Renang
Pelatih tim angkat besi Erwin Abdullah berkata, Eko memang sudah berhasil melewati target angkatan di Vietnam nanti. Namun, tubuh sang lifter masih lebih berat sekitar 3 kg dibandingkan nomor lomba nanti. Beberapa minggu sebelum lomba pun akan menjadi tantangan terbesar untuk Eko.
”Tentunya ini akan jadi momen krusial. Eko harus menurunkan berat badannya, tetapi jangan sampai power-nya hilang. Tetapi kalau dilihat dari pengalamannya, itu tidak akan jadi masalah,” ucap Erwin yang merupakan ayah dari lifter juara dunia kelas 73 kg, Rahmat Erwin Abdullah.
Kata Eko, menurunkan berat pada bulan puasa memang butuh perlakuan berbeda. Dia harus lebih menahan makan ketika berbuka puasa. Salah satu yang dihindari adalah makanan dengan karbohidrat, seperti nasi. Dia lebih banyak memakan protein.
Termasuk Eko, tim angkat besi Indonesia akan mengirimkan total 13 lifter. Di antaranya terdapat lifter muda yang berprestasi di Olimpiade seperti Rahmat dan Windy Cantika Aisah. Adapun para lifter tidak ditargetkan prestasi spesifik di Vietnam. Ajang itu akan dijadikan batu loncatan untuk ke Olimpiade.
Baca juga: Tim Senapan Matangkan Persiapan di Hongaria
Di Filipina, Indonesia berhasil meraih 4 emas, 1 perak, dan 5 perunggu dari 10 atlet yang berangkat. Mereka hanya kalah dari raihan Vietnam yang menjadi juara umum. Vietnam akan menjadi lawan tersulit tim Merah Putih pada SEA Games mendatang.
Menurut pelatih kepala tim angkat besi, Dirdja Wihardja, mereka masih buta kekuatan lawan. Lifter Vietnam sudah tidak pernah mengikuti kejuaraan internasional sejak pertengahan 2021. Sementara itu, Thailand sudah bisa menggunakan lifter andalan mereka yang sempat terkena hukuman kasus doping.
Selain Eko, ambisi besar juga ditunjukkan Rahmat. Dia bertekad untuk mempertahankan emas SEA Games. Lifter kelahiran tahun 2000 ini mengatakan, sangat terpacu untuk berprestasi setelah menjadi juara dunia akhir tahun lalu.
Baca juga: Efisiensi Prestasi Diuji di Vietnam
”Pastinya target saya satu per satu dulu. Yang pertama pasti SEA Games dulu karena paling dekat. Saya mengantisipasi lifter dari Thailand. Dia seumuran dengan saya, tetapi tidak pernah bertemu di kejuaraan karena sempat terkena hukuman doping sejak 2019,” jelas Rahmat.