Vietnam mengajak negara-negara ASEAN bergenggaman tangan mengalahkan situasi yang tidak pasti. Spirit itu ditandai dengan dibukanya SEA Games 2021 yang sempat diragukan.
Oleh
KELVIN HIANUSA, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
HANOI, KOMPAS - Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah itu tepat menggambarkan kesuksesan pembukaan SEA Games Vietnam 2021. Pesta olahraga terbesar di ASEAN ini bisa digelar berkat komitmen tuan rumah dan dukungan negara-negara lain. Solidaritas itu telah mengalahkan keraguan di tengah masa pagebluk.
Riuh pesta kembang api, diiringi semarak lagu tema ”Let’s Shine”, menutup acara pembukaan itu di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Kamis (12/5/2022).
Puluhan ribu orang yang mengisi tribune stadion bersorak penuh semangat, lalu beranjak pergi dengan senyum lebar. SEA Games ke-31, yang sempat ditunda akibat pandemi Covid-19, telah resmi dimulai.
Vietnam sempat diragukan bisa menggelar ajang itu setelah penundaan, tahun lalu. Rasa ragu juga sempat mengancam keikutsertaan negara lainnya. Keraguan serupa membuat Asian Games Hangzhou 2022 resmi ditunda, pekan lalu.
”Komunitas ASEAN selalu membawa semangat solidaritas. Itulah yang membentuk karakter komunitas ini, membuat kita bisa menghadapi tantangan dan kesulitan. Di tengah dampak Covid-19 terhadap sosial dan ekonomi, kita bisa menggelar SEA Games di tengah ketidakpastian. Kita semua siap untuk penyelenggaraan yang sukses,” ujar Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam Nguyen Van Hung.
Acara pembukaan itu ingin memperlihatkan Vietnam yang ramah dengan kebudayaan. Pada saat bersamaan, mereka juga ingin menyoroti kekuatan dari solidaritas Asia Tenggara. Kekuatan itulah yang membuat tuan rumah tidak gentar menghadapi ajang ini. Mereka disokong negara-negara lainnya.
Komunitas ASEAN selalu membawa semangat solidaritas. Itulah yang membentuk karakter komunitas ini, membuat kita bisa menghadapi tantangan dan kesulitan. (Nguyen Van Hung)
Pesan itu seperti yang tersirat dalam logo SEA Games. Tangan yang biasa ditaruh di dada atlet, ketika lagu kebangsaan dikumandangkan, menjadi inspirasi dari logo itu. Gestur itu melambangkan sikap kegigihan, ketahanan, dan perjuangan, untuk melampaui batas.
”Semua sulit karena tahun depan berhadapan dengan SEA Games lagi. Solidaritas itu penting. Melalui olahraga, semua negara ASEAN yang membuat event dengan segala bentuk konsekuensi pasti akan kita dukung. Atlet kita jadi punya kompetisi. Jika tidak ada, kasihan kan atlet kita,” kata Ketua Kontingen Indonesia Ferry Kono yang turut mengikuti defile.
Para penonton, mayoritas warga Vietnam, datang menyaksikan pembukaan itu dengan kesadaran pandemi belum sepenuhnya usai. Meskipun tidak ada kewajiban mengenakan masker, lebih dari separuh penonton memakai alat pelindung itu sepanjang acara. Kesadaran seperti itu penting untuk membuat SEA Games bisa lancar.
Pada defile, kontingen Indonesia menempati urutan ketiga memasuki lapangan. Kontingen ”Merah Putih”, yang dipimpin pembawa bendera Emilia Nova (atlet lari gawang) dan Ferry, tampil dengan balutan busana yang mencerminkan keberagaman budaya Nusantara. Keberagaman budaya itu diperlihatkan dengan ikat kepala dari sejumlah provinsi di Tanah Air yang dikenakan perwakilan kontingen yang berjumlah 29 orang. Mereka mengenakan kaos polo putih berlapis kardigan merah dan celana coklat muda.
”Kami memilih tema sporty casual milenial untuk menampilkan bahwa tim Indonesia didominasi atlet yunior, sehingga tak perlu mengenakan kostum yang terlalu 'berat'. Adapun sepatu yang digunakan menunjukkan kita bangga produk buatan Indonesia,” kata Ferry.
SEA Games 2021 resmi dibuka Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc. Sebanyak 5.467 atlet dari 11 negara akan berlaga di 40 cabang olahraga. Sebelum pembukaan, beberapa cabang sudah dimainkan, seperti sepak bola, pencak silat, dan rowing.
Kontingen Indonesia sejauh ini telah meraih 3 medali emas, 4 perak, dan 1 perunggu. Medali itu mayoritas berasal dari rowing dan pencak silat.
Lima besar Olimpiade
Spirit solidaritas, yaitu untuk membangun olahraga Indonesia, juga dicetuskan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat memimpin rapat soal Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di Jakarta, kemarin. Pemerintah berkomitmen mendukung atlet-atlet Indonesia agar bisa berprestasi di tingkat dunia.
Hadir dalam rapat itu, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian; Menteri Kesehatan Budi Gunadi; Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim; serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Indonesia, ungkap Wapres, ditargetkan menembus peringkat lima besar di Olimpiade dan Paralimpiade pada 2044 mendatang. DBON, yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021, menjadi panduan meraih mimpi itu.
DBON merancang ulang ekosistem olahraga dan tata kelola pembinaan atlet nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan juga bakal dikedepankan dalam pembinaan atlet nasional dari hulu ke hilir.
Namun, Wapres mengingatkan, implementasi DBON adalah tanggung jawab bersama. Maka itu, perlu solidaritas dan sinergi dari pemerintah pusat, daerah, organisasi keolahragaan, dunia usaha, dan masyarakat, dalam dukungan anggaran, kurikulum, sarana-prasarana, dan lain sebagainya. (INA)