Kebangkitan Max Verstappen di F1 seri Miami
Max Verstappen bangkit di Miami dengan merebut kemenangan dari genggaman pebalap Ferrari Charles Leclerc. Verstappen juga membendung Leclerc yang menekan dalam 10 putaran terakhir setelah safety car.
MIAMI, MINGGU – Max Verstappen menuntaskan kebangkit Red Bull dari awal pekan yang buruk dengan memenangi balapan pertama di Miami, Amerika Serikat, Minggu (8/5/2022) atau Senin dinihari WIB. Verstappen merebut podium pertama dari genggaman pebalap Ferrari Charles Leclerc yang start terdepan. Verstappen pun terus memangkas selisih poin dengan Leclerc di puncak klasemen, dari sebelumnya 27 menjadi 19 poin.
"Ya, balapan yang luar biasa kawan. Sangat sulit, tetapi sangat bagus! Kebangkitan yang bagus dari awal akhir pekan ini. Jadi kita bisa bangga dengan itu," ujar Verstappen melalui radio tim.
"Ini balapan yang luar biasa, sangat menguras fisik. Sangat senang dengan kemenangan di Miami ini. Ini Minggu yang luar biasa bagi kami," tegas juara bertahan F1 itu.
Max Verstappen melakukan start dengan brilian dari posisi ketiga sehingga mampu menggusur Carlos Sainz Junior dari posisi kedua di tikungan 1. Dia kemudian membuntuti Charles Leclerc yang start terdepan, hingga pebalap Ferrari itu mulai kehilangan kecepatan seiring degradasi ban medium yang dipakai. Verstappen pun mendapat angin segar untuk mendekat dan akhirnya mengambil alih posisi terdepan di awal putaran ke-9 dari total 57 putaran.
"Pada lap-lap awal Max terus membuntuti dia (Leclerc) dan menjaga ban-bannya. Ban depan kanan sangat krusial. Dengan keunggulan kecepatan di lintasan lurus yang kami miliki, dia bisa mendahului. Benar-benar balapan yang taktikal. Jika anda melihat sayap-sayap pada mobil, kami menggunakan setelan downforce yang lebih rendah yang kami pikir akan lebih ramah pada ban dan itu terbayarkan hari ini," tegas Kepala Tim Red Bull Christian Horner.
Verstappen menikmati keunggulan RB18 di lintasan lurus dibandingkan F1-75 yang dipacu Leclerc. Pebalap asal Belanda itu kemudian menjauh hingga 3,5 detik dari Leclerc pada putaran ke-18. Kebangkitan Red Bull ini sudah menjadi perhatian Ferrari, meskipun tim asal Maranello itu menempatkan kedua pebalapnya di baris start terdepan.
Red Bull mengawali akhir pekan di Miami dengan masalah girboks pada mobil Verstappen yang memaksa dilakukan penggantian dalam sesi latihan pertama. Verstappen kemudian kembali mengalami masalah pada sistem hidrolik dalam sesi latihan kedua. Masalah kedua itu membuat kemudi sangat berat dan sulit berbelok sehingga kompensasinya membebani rem terlalu besar hingga terbakar.
Namun, Verstappen mendapatkan mobil yang kompetitif kembali dalam sesi kualifikasi di mana dia meraih posisi start ketiga. Saat balapan, RB18 bekerja dengan sangat baik dan Verstappen bisa memimpin balapan tanpa tekanan besar. Leclerc finis di posisi kedua diikuti rekan setimnya Carlos Sainz Junior.
Baca juga : Misi Leclerc Kembalikan Martabat Ferrari
Kami menggunakan setelan downforce yang lebih rendah yang kami pikir akan lebih ramah pada ban dan itu terbayarkan hari ini. (Christian Horner)
"Ini balapan yang sangat sulit secara fisik. Kami kesulitan dengan ban medium dan didahului, tetapi dengan ban keras kami sangat kompetitif. Saya berharap, kami bisa menjadi lebih baik mulai balapan berikutnya dan seterusnya, tetapi ini sudah ketat sejak awal musim dan itulh yang ingin kita lihat," tegas Leclerc.
Posisi ketiga bagi Sainz merupakan pencapaian krusial setelah dua balapan sebelumnya gagal finis. Dia juga kurang mulus mengawali akhir pekan ini dengan kecelakaan saat sesi latihan. Namun, dia mampu bangkit dengan start di posisi kedua dan finis ketiga setelah membendung serangan Sergio "Checo" Perez.
"Setelah kecelakaan pada Jumat, saya masih merasakan sakit pada leher saat balapan. Saya harus berjuang melalui itu, terutama persaingan dengan Checo di akhir balapan. Ini sama sekali tidak mudah dalam manajemen ban dengan kondisi trek yang panas, mobil tidak stabil dan terus tergeincir. Kami meraih apa yang pantas bagi kami, Posisi ketiga yang layak dan kami bisa membangun sesuatu dari sini," ungkap Sainz.
Sainz mampu membendung serangan Checo di sepanjang balapan dan setelah safety car dalam 10 putaran terakhir. Namun, itu juga akibat masalah sensor pada mobil Checo yang membuat mobil pebalap Meksiko itu kehilangan kecepatan di trek lurus. Masalah itu membuat Perez tidak bisa melanjutkan perjuangan mendahului Sainz, meskipun dia tetap bisa menjaga posisi keempat. Kepala Tim Red Bull Christian Horner mengatakan, mobil Perez kehilangan sekitar 20 kilowatt atau setara 26,8 tenaga kuda.
Baca juga : Misi Mercedes Menjinakkan ”Porpoising” di Miami
Momen bagi Checo untuk kembali menekan Sainz tiba menyusul safety car setelah senggolan antara Lando Norris dan Pierre Gasly. Pada putaran ke-41, ban belakang mobil McLaren Norris menabrak ban depan kiri Alpha Tauri. Mobil Norris melintir dan kehilangan kedua ban belakangnya. Momen ini menjadikan status safety car yang dimanfaatkan oleh sejumlah pebalap untuk mengganti ban, termasuk dua pebalap Mercedes, George Russell menggunakan ban medium, dan Lewis Hamilton menggunakan ban kompon keras.
Hamilton kemudian ditawari apakah akan kembali melakukan penggantian ban untuk menggunakan ban kompon medium maupun lunak. Namun, Hamilton tidak ingin kehilangan posisi keenam saat safety car berakhir, jika kembali melakukan pit stop.
Balapan dilanjutkan kembali pada putaran ke-47 dan balapan menjadi lebih ketat, terutama dalam perebutan podium, Verstappen di posisi terdepan yang berada dalam jangkauan Leclerc, serta Sainz dalam jangkauan Perez. Leclerc sempat nyaris mendahului Verstappen dan Perez mendahului Sainz. Namun, posisi kembali ke urutan semula hingga balapan berakhir. Persaingan juga terjadi antara Russell dan Hamilton yang berebut posisi kelima. Russell finis kelima dari posisi start ke-12. Sedangkan, Hamilton finis di posisi sama dengan start, keenam.
Baca juga : ”Porpoising” Mendera Tubuh Pebalap
Sedangkan bagi kedua pebalap Aston Martin, Sebastian Vettel dan Lance Stroll, balapan Miami ini berakhir mengecewakan. Mereka harus start dari pit lane karena mengalami masalah dengan temperatur bahan bakar. FIA mengatur temperatur bahan bakar yang ada di dalam mobil tidak boleh lebih rendah lebih dari 10 derajat celcius dari suhu lingkungan sekitar. Jika tidak sesuai dengan regulasi itu saat mobil berada di garis start, tim akan mendapatkan penalti. Untuk menghindari penalti, Aston Martin berusaha menaikan temperatur bahan bakar di luar waktu yang tersedia, sehingga akan start dari pit lane. Masalah yang dihadapi Aston Martin adalah temperatur bahan bakar terlalu rendah, di tengah temperatur udara panas di sirkuit.
"Kami memiliki sedikit masalah dengan bahan bakar, tidak tahu pasti apa itu. Semoga bisa siap untuk start dari pit lane," ujar Stroll kepada Martin Brundle dari Sky Sports F1 menjelang start. Stroll akhirnya finis di posisi ke-12 dan Vettel gagal finis.