Hadapi Liverpool di Final, "Deja vu" Ancelotti di Yunani
Carlo Ancelotti menciptakan sejarah unik sebagai pelatih pertama yang lima kali menembus final Liga Champions. Ia ingin mengulangi ”malam indah Athena”, yaitu saat mengalahkan Liverpool bersama AC Milan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AFP/GABRIEL BOUYS
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti (atas) diangkat para pemainnya setelah mereka menjuarai Liga Spanyol seusai mengalahkan Espanyol, 4-0, pada 30 April 2022. Real juga menembus final Liga Champions Eropa untuk menghadapi Liverpool.
MADRID, KAMIS — Carlo Ancelotti seperti mengalami deja vu di Liga Champions Eropa karena perjalanannya membawa Real Madrid ke final pada musim ini serupa kisahnya bersama AC Milan pada 15 tahun silam. Real dan Milan kompak mengalahkan tim Inggris asal kota Manchester di semifinal setelah sempat tertinggal di leg pertama.
Pada musim 2006-2007, Milan asuhan Ancelotti takluk 2-3 dari Manchester United ketika tampil di leg pertama semifinal di Stadion Old Trafford, Inggris. ”I Rossoneri” lantas membalas 3-0 pada laga kedua di Stadion San Siro untuk meraih final.
Musim ini, Real juga memulai laga kedua semifinal kontra Manchester City, Kamis (5/5/2022) dini hari WIB di Stadion Santiago Bernabeu dengan kedudukan tertinggal 3-4. City bahkan sempat memperbesar keunggulan berkat gol Riyad Mahrez. Akan tetapi, ”Los Blancos” membalikkan keadaan melalui dua gol Rodrygo Goes di pengujung babak kedua dan penalti Karim Benzema saat babak perpanjangan waktu.
Selanjutnya, Ancelotti kembali akan bersua Liverpool di laga pamungkas untuk memperebutkan trofi ”Si Kuping Besar”. Pelatih asal Italia itu berharap bisa mengantarkan Real mengulangi capaiannya bersama Milan di Stadion Olimpiade Athena, Yunani, 23 Mei 2007. Saat itu, Milan menumbangkan Liverpool, 2-1.
AFP/GABRIEL BOUYS
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti dan dua pemainnya, Karim Benzema (kanan) dan Luka Modric, merayakan keberhasilan lolos ke final Liga Champions Eropa musim ini seusai mengalahkan Manchester City, 3-1 (agregat 6-5), pada laga semifinal, Kamis (5/5/2022) dini hari WIB di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol. Real akan menghadapi Liverpool di final.
”Don Carlo”, panggilan Ancelotti, ingin kembali menaklukan Liverpool saat bertemu di Stade de France, Saint-Denis, Perancis, 29 Mei mendatang. ”Saya senang berada di final menghadapi rival besar lainnya. Kami sudah terbiasa menghadapi lawan yang sulit (musim ini). Laga final nanti akan menyajikan duel permainan sepak bola yang fantastis,” ujar Ancelotti kepada BT Sport.
Ancelotti, yang akan menginjak usia 63 tahun pada 10 Juni mendatang, menjadi pelatih pertama yang lima kali tampil di final Liga Champions. Dari lima final itu, lawan yang paling sering dihadapinya adalah ”Si Merah”, julukan Liverpool.
Pada duel pertama melawan Liverpool di final, yaitu musim 2004-2005, Ancelotti mengalami sendiri salah satu momen kebangkitan terbesar di Liga Champions. Ia harus menyaksikan Milan kalah adu penalti meskipun sempat unggul 3-0 pada babak pertama.
Ancelotti lalu membalas rasa sakit itu dengan mengalahkan Liverpool di final, 15 tahun lalu. Performa apik Kaka dan sumbangan dua gol Filippo Inzaghi menjadi modal Ancelotti membalas kekalahannya di Istanbul, Turki, dua tahun sebelumnya.
AFP/OSCAR DEL POZO
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti (kanan) dan pemainnya, Karim Benzema, melambaikan tangan kepada para pendukung timnya pada perayaan gelar juara Liga Spanyol di Lapangan Plaza Cibeles, Madrid, 30 April 2022.
Kini, bagi Ancelotti, laga melawan Liverpool bukan sekadar adu gengsi mengejar supremasi di Eropa. Laga itu juga menggerakkan emosi karena ia punya keterikatan dengan Everton, rival sekota Liverpool.
”Final melawan Liverpool seperti sebuah derbi untuk saya sebab saya membawa jiwa sebagai seorang Evertonian (sebutan pendukung Everton),” kata Ancelotti yang menangani ”The Toffees” pada 21 Desember 2019 hingga 1 Juni 2021.
Bak laga derbi
Bersama Everton, Ancelotti telah empat kali menjalani derbi Merseyside kontra Liverpool. Ia membawa Everton satu kali menang, sekali kalah, dan dua kali imbang melawan Liverpool asuhan Juergen Klopp.
Ancelotti adalah seorang fenomenal yang tidak terlalu berlebihan menumpahkan emosinya dalam pertandingan. Ia sangat tenang dan tahu dengan baik bagaimana membuat timnya menang. (Rio Ferdinand)
Istimewanya, musim ini, Ancelotti membawa Real mengakrabi ketertinggalan. Pada tiga laga babak gugur, timnya selalu tertinggal dari lawan. Sebelumnya, pada perempat final, Real menyingkirkan juara bertahan, Chelsea, setelah tertinggal agregat 3-4 hingga menit ke-75 pada laga leg kedua.
AP/DAVE THOMPSON
Pemain Manchester City, Gabriel Jesus (kanan), berebut bola sundulan dengan pemain Real Madrid, Eder Militao, dalam laga pertemuan pertama semifinal Liga Champions Eropa di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Rabu (27/4/2022). City mengalahkan Real, 4-3.
Lalu, pada babak 16 besar, ”El Real” juga tertinggal agregat 0-2 dari Paris Saint-Germain hingga menit ke-39 leg kedua. Namun, trigol Benzema membuyarkan ambisi PSG lolos ke perempat final.
”Pujian besar pantas diberikan ke pemain dan suporter yang terus berusaha keras untuk menghadirkan kemenangan atas tim kuat, seperti PSG, Chelsea, dan City, yang lebih diunggulkan menjuarai Liga Champions. Kemenangan ini tidak bisa kami dapatkan tanpa rasa bangga saat mengenakan seragam Real,” tutur Ancelotti yang mengejar trofi Liga Champions kedua bersama Real dan keempat dalam kariernya.
Real menjadi tim pertama yang bisa menembus final, meskipun tiga kali kalah dari enam laga di fase gugur. Mereka menjadi finalis Liga Champions dengan hasil minor terbanyak.
Secara total, Real hanya merasakan keunggulan agregat gol selama 113 menit dari total 600 menit yang mereka jalani di enam laga babak gugur Liga Champions edisi 2021-2022.
”Capaian di tiga fase itu menunjukan Real sangat menginginkan trofi Liga Champions. Tidak ada tim lain yang menampilkan semangat juang sebesar yang ditunjukkan Real dalam era modern di kompetisi Eropa,” tulis Carlos Carpion, pengamat sepak bola, dalam kolomnya di Marca, kemarin.
AP PHOTO/MANU FERNANDEZ
Ekspresi Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti saat mendampingi timnya menghadapi Real Sociedad pada laga Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Sabtu (5/3/2022).
Rio Ferdinand, juara Liga Champions musim 2007-2008, menuturkan, performa heroik Real terlihat dari gestur Ancelotti di pinggir lapangan. Seperti halnya Ancelotti, para pemain Real tetap tenang dan tak panik, meskipun tertinggal.
”Ancelotti adalah seorang fenomenal yang tidak terlalu berlebihan menumpahkan emosinya dalam pertandingan. Ia sangat tenang dan tahu dengan baik bagaimana membuat timnya menang,” kata Ferdinand.
Adapun Manajer Manchester City Pep Guardiola mengakui timnya tidak tampil dengan permainan terbaik selama 120 menit jalannya laga di Bernabeu. Ia belum bisa mengakhiri paceklik trofi Liga Champions selama 11 musim. Terakhir kali ia berjaya di Eropa adalah saat menangani Barcelona pada edisi 2010-2011 silam.
Meskipun gagal meraih trofi Liga Champions, Guardiola menegaskan, City masih punya misi besar. Mereka ingin memenangi empat laga tersisa musim ini demi mempertahankan trofi juara Liga Inggris. (AFP)