Pelan namun pasti, Inter Milan membuktikan ultimatumnya kepada AC Milan dengan sukses merebut singgasana Liga . Kesuksesan mendongkel Milan dari pucuk tertinggi liga itu adalah buah kudeta merangkak yang dilakukan Inter.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MILAN, MINGGU - Inter Milan menyiapkan kudeta merangkak untuk merebut takhta Liga Italia dari tangan AC Milan. Kudeta itu mulai dilakukan Inter jelang akhir musim ini. Kemenangan 3-1 atas AS Roma dalam laga yang berakhir Minggu (24/4/2022) dini hari WIB menjadi bagian upaya menggulingkan Milan. Langkah itu akan diteruskan Inter saat menghadapi satu laga tunda pada tengah pekan mendatang.
Milan terpaksa menyerahkan takhta Liga Italia, yang mereka pegang sejak pekan ke-28, ke Inter. Kemenangan Inter atas Roma membuat Milan tergusur dari puncak klasemen untuk sementara waktu. Milan kini mengumpulkan 71 poin dari 33 laga. Sedangkan Inter mengoleksi 72 poin dengan jumlah laga yang sama.
Puncak klasemen bisa kembali direbut Milan bila mampu mengatasi Lazio, Senin (25/4/2022) dini hari WIB. Meskipun demikian, jika Milan mampu mengatasi Lazio, Inter bersiap kembali mengudeta Milan di tengah pekan dengan memanfaatkan satu laga yang belum mereka mainkan, yaitu menghadapi Bologna, Kamis (28/4/2022).
Setelah meladeni Bologna di tengah pekan nanti, jumlah laga yang akan dimainkan Inter akan menyamai Milan usai melawan Lazio, yaitu 34 laga. Dengan begitu, Inter wajib menang saat bertandang ke markas Bologna demi kembali merebut puncak klasemen. Semangat untuk mengudeta Milan terpancar dari para pemain Inter yang enggan melewatkan lima laga tersisa tanpa kemenangan.
"Kami mengambil setiap pertandingan selangkah demi selangkah. Kami memiliki tim yang sangat berpengalaman. Hal yang perlu kami lakukan sekarang adalah tenang dan fokus untuk memenangkan pertandingan berikutnya," ujar gelandang Inter, Denzel Dumfries, dikutip Football-Italia.
Milan sempat nyaman berada di puncak klasemen selama enam pekan. Laju"I Rossoneri" sedikit terhambat saat mereka meraih dua hasil imbang, 0-0, berturut-turut saat menghadapi Bologna dan Torino. Melihat peluang itu, Inter memanfaatkannya untuk merapatkan jarak.
Tanpa disadari Milan, Inter asuhan pelatih Simone Inzaghi mulai menyiapkan kudeta merangkak ketika mereka tengah lengah. Inter, yang sempat berada di peringkat ketiga, perlahan-lahan tampil konsisten. Puncaknya adalah kala Inter meraih empat kemenangan beruntun di liga. Roma menjadi korban terakhir dari ambisi Inter mengudeta Milan.
Kami memang harus pandai mengelola kekuatan mental dan energi dengan beberapa pertandingan dekat yang akan datang. Kami ingin merebut poin dan bertanding dengan sekuat tenaga. (Simone Inzaghi)
Kini, "I Nerazzurri" menatap Bologna sebagai korban berikutnya untuk memenuhi ambisi tersebut. "Kami memiliki jadwal ulang laga tengah pekan melawan Bologna. Semuanya masih harus diselesaikan," kata Inzaghi.
Meskipun Bologna adalah tim papan tengah dan di atas kertas bisa diatasi dengan mudah oleh Inter, Inzaghi tetap memilih berhati-hati. Alasannya, Bologna punya kemampuan menahan tim-tim besar, akhir-akhir ini. Seusai menahan Milan 0-0, Bologna kembali menghambat laju Juventus, 1-1, pekan lalu. Hasil imbang itu diraih Bologna di kandang kedua tim raksasa itu.
Keyakinan Inzaghi
Inzaghi tampaknya tidak ingin terpengaruh terhadap kepiawaian Bologna menahan laju tim-tim raksasa. Apalagi, Inter baru saja meraih kemenangan meyakinkan atas Roma yang tidak terkalahkan dalam 12 laga secara beruntun. Terlebih, kemenangan atas Roma itu diraih Inter di saat kondisi fisik para pemainnya belum sepenuhnya pulih usai membekap Milan 3-0 di semifinal Piala Italia.
"Kami memang harus pandai mengelola kekuatan mental dan energi dengan beberapa pertandingan dekat yang akan datang. Kami ingin merebut poin dan bertanding dengan sekuat tenaga," ucap Inzaghi.
Sebelum menghadapi Roma, Inter memiliki waktu istirahat selama tiga hari. Lama waktu istirahat itu dipandang belum terlalu cukup bagi Inzaghi. Laga menghadapi Milan di Piala Italia amat menguras konsentrasik, fisik, dan mental para pemain Inter. Oleh karena itu Inzaghi sempat merasa khawatir para pemainnya kembali akan menjadi santapan empuk para "Serigala Roma".
Namun, berkat kepiawaian melakukan sejumlah rotasi dan kedalaman skuad, apa yang dikhawatirkan Inzaghi tidak terjadi. Mereka justru mampu menjungkalkan Roma dan naik ke puncak liga. Memulai laga dengan kekhawatiran, Inzaghi justru mampu membalikkannya menjadi momentum yang menguntungkan timnya.
Melihat apa yang dilakukan Inzaghi, Pelatih AS Roma Jose Mourinho pun menjagokan Inter bakal sukses mempertahankan gelar juara liga musim ini. "Inter memiliki dua tahun bersama Antonio Conte. Sekarang, ada Simone Inzaghi yang membuat mereka secara taktis sangat cerdas dan berpengalaman. Jika Anda membuat masalah, mereka akan menemukan jalan keluarnya,” kata Mourinho. (REUTERS)