Juventus Menatap Balas Dendam atas Inter Milan
Peluang Juventus untuk meraih dua trofi domestik, Piala Super dan Liga Italia, musim ini telah dipupuskan Inter Milan. Juve memiliki kesempatan untuk menebus kekecewaan itu ketika bertemu Inter di final Coppa Italia.

Para pemain Juventus merayakan kemenangan atas Fiorentina pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
TURIN, KAMIS — Juventus menjaga peluang untuk meraih trofi di musim ini. Kemenangan 2-0 atas Fiorentina di laga kedua semifinal Coppa Italia, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB, di Stadion Allianz Arena, membuat ”Si Nyonya Besar” unggul agregat 3-0 dan melaju ke final. Di partai puncak, Juve telah ditunggu oleh Inter Milan.
Adapun Inter tampil di final berkat mengalahkan AC Milan, 3-0, di laga semifinal kedua, Rabu (20/4). Inter unggul agregat 3-0 atas tim sekota.
Laga final Coppa Italia itu akan menjadi duel kedua perebutan gelar juara antara kedua tim di kompetisi domestik edisi 2021-2022. Sebelumnya, Inter mengandaskan Juve pada laga Piala Super Italia, 13 Januari lalu, di Stadion San Siro.
Gol penyerang Alexis Sanchez pada menit akhir perpanjangan waktu mempersembahkan trofi perdana Inter di era Simone Inzaghi. Laga itu berakhir dengan kedudukan 2-1.

Pemain Juventus Federico Bernardeschi merayakan golnya ke gawang Fiorentina pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Dendam Juve semakin memuncak terhadap Inter karena tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu juga yang menghapus peluang Juve untuk meraih scudetto musim ini. Itu tercipta setelah Inter mengalahkan Juve 1-0 pada duel bertajuk derbi Italia itu di laga pekan ke-30 Liga Italia, 4 April lalu.
Gol tunggal Hakan Calhanoglu menghadirkan kemenangan kedua Inter dalam laga tandang di markas Juve sejak musim 2011-2012.
Baca Juga: Kehilangan Dybala, Kerugian Besar Juventus
Pelatih Juve Massimiliano Allegri menganggap kekalahan kedua dari Inter itu adalah kekecewaan terbesarnya di musim ini. Pada duel kedua di Liga Italia itu, menurut Allegri, timnya menampilkan salah satu performa terbaik di musim ini, tetapi gagal menciptakan gol yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan.
”Hal yang sangat mengecewakan saya adalah kalah head-to-head dari Inter. Hasil itu sangat menentukan bagi nasib kami di liga,” kata Allegri seusai laga kontra Fiorentina kepada Mediaset.

Pemain Juventus Danilo merayakan golnya ke gawang Fiorentina pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Oleh karena itu, Allegri bertekad untuk mengantarkan Juve meraih hasil lebih baik pada final Coppa Italia menghadapi Inter. Partai puncak itu akan berlangsung di Stadion Olimpico, Roma, 11 Mei mendatang.
”Mencapai final (Coppa Italia) adalah tujuan yang bisa kami capai di musim ini. Kami akan kembali menghadapi Inter dan akan menunjukan semangat tim untuk tampil dengan kemampuan terbaik,” ujar Allegri yang telah mempersembahkan empat trofi Coppa Italia untuk Juve.
Baca Juga: ”Kemarau” Terburuk Klub Italia di Eropa
Laga kontra Inter akan menjadi penampilan ketujuh Si Nyonya Besar di final Coppa Italia dalam delapan musim terakhir. Dalam periode itu, Juve menjadi tim terbaik dalam lima musim, termasuk pada musim 2020-2021.
Secara total, Juve telah 21 kali menembus partai puncak kompetisi itu. Si Nyonya Besar adalah raja dalam Coppa Italia dengan koleksi 14 trofi juara. Catatan itu dibuntuti AS Roma yang telah meraih sembilan gelar.

Pemain Fiorentina Riccardo Saponara (kiri) berebut bola dengan pemain Juventus Leonardo Bonucci pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Gelandang Juve, Federico Bernardeschi, menuturkan, timnya sangat berambisi mengakhiri musim ini dengan raihan trofi. Untuk itu, lanjutnya, semua pemain Juve akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik untuk membalaskan kekalahan atas Inter dalam dua pertemuan terakhir.
”Inter adalah tim yang kuat, begitu pula Juventus. Tim terbaik yang akan mengakhiri laga dengan gelar juara,” kata Bernardeschi yang kontraknya bersama Juve akan berakhir di akhir musim ini.
Baca Juga: Tersingkirnya Juve, Puncak Elegi Allegri
Bernardeschi membuka keunggulan Juve atas Fiorentina melalui sepakan kaki kiri di menit ke-32. Meskipun putra asli Tuscani—wilayah asal Fiorentina—dan lulusan akademi Fiorentina, Bernardeschi tetap merayakan golnya itu dengan melompat dan menampilkan gestur yang emosional.
Taktik bertahan
Memulai pertandingan dengan keunggulan 1-0 membuat Juve menerapkan taktik bertahan untuk menunggu serangan Fiorentina yang butuh gol penyama kedudukan. Meski terus ditekan, lini belakang Juve yang dipimpin duet Leonardo Bonucci dan Matthias de Ligt mampu menjaga fokus untuk tampil kokoh dan sulit dibongkar oleh lini depan tim berjuluk ”La Viola” itu.

Pemain Juventus Matthijs de Ligt (kiri) berebut bola dengan pemain Fiorentina Nicolas Gonzalez pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Fiorentina lebih menguasai pertandingan dengan koleksi 69 persen penguasaan bola dan 17 tembakan. Meski begitu, Nicolas Gonzalez dan kawan-kawan hanya mampu memaksa kiper Juve, Matthia Perin, melakukan empat penyelamatan.
Di sisi lain, Juve mencatatkan 31 persen penguasan bola dan cuma menghasilkan tiga tembakan tepat sasaran. Walaupun minim peluang, dua dari tiga tembakan mengarah ke gawang itu berbuah gol.
Baca Juga: ”Si Nyonya Besar” Mendambakan Keberuntungan
Selain Bernardeschi, Juve memperbesar keunggulan berkat sepakan Danilo yang memanfaatkan umpan Juan Cuadrado di dalam kotak penalti. Gol penentu kemenangan Juve itu hadir di menit 90+4 yang menjadi sepakan terakhir pada laga itu.
Taktik bertahan yang mengandalkan serangan balik dari kedua sisi sayap serupa diterapkan Allegri pada laga pertama, 3 Maret lalu. Pada laga pertama, Si Nyonya Besar membawa pulang kemenangan berkat bunuh diri bek Fiorentina, Lorenzo Venuti, di menit 90+1.
Inter adalah tim yang kuat, begitu pula Juventus. Tim terbaik yang akan mengakhiri laga dengan gelar juara.

Pemain Juventus Paulo Dybala (kanan) berebut bola dengan pemain Fiorentina Igor Julio pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Menurut Allegri, Juve akan sangat berbahaya apabila tampil terbuka dan menyerang karena taktik itu akan membuka ruang bagi Fiorentina untuk menghadirkan petaka. Apalagi, lanjutnya, Fiorentina lebih membutuhkan gol dibandingkan Juve.
”Fiorentina adalah tim yang berbahaya dengan operan dan kecepatan apabila Anda membiarkan mereka memiliki kesempatan untuk menciptakan peluang. Saya senang dengan performa pemain karena mereka bermain kokoh dalam bertahan dan mampu menciptakan ruang dengan baik saat menyerang,” ujar Allegri.
Baca Juga: Misi Ganda Juventus di Genoa
Sementara itu, Pelatih Fiorentina Vincenzo Italiano tetap bangga dengan perjuangan anak asuhnya yang telah berjuang mati-matian untuk membalikkan ketertinggalan di laga pertama. Namun, kata Italiano, kesalahan penyerang sayap, Jonathan Ikone, yang kehilangan bola dan menjadi awal terciptanya gol pertama Juve menutup kesempatan timnya untuk tampil di final.
”Tanpa kesalahan itu seharusnya babak pertama bisa berakhir dengan 0-0. Kami mencoba untuk mengkreasikan peluang lebih banyak di babak kedua, tetapi sulit untuk melakukan itu ketika Juve tampil bertahan yang menjadi elemen mereka,” kata Italiano.

Pemain Juventus Adrien Rabiot (kanan) berebut bola dengan pemain Fiorentina Jonathan Ikone pada laga kedua semifinal Coppa Italia, di Stadion Juventus, Turin, Kamis (21/4/2022) dini hari WIB. Juventus menang 2-0 dan unggul 3-0 secara agregat.
Setelah gugur di Coppa Italia, Fiorentina bertekad menembus zona Eropa di akhir musim ini. Hingga menjalani laga ke-32, La Viola berada di posisi keenam atau peringkat untuk tampil di Liga Konferensi Eropa edisi 2022-2023.
Dengan enam laga tersisa, Fiorentina pun masih berpeluang menembus empat besar. Mereka berjarak tujuh poin dari Juve di peringkat keempat. Selisih poin itu bisa berkurang karena Fiorentina masih memiliki satu tabungan laga.
”Ada tiga atau empat tim yang memiliki ambisi serupa dengan kami. Jadi, kami akan berusaha untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin dan akan lihat di posisi berapa kami mengakhiri musim ini,” ujar mantan juru taktik Spezia itu. (REUTERS)