Leclerc Sambut Euforia di Imola
Imola akan dipadati para pendukung Ferrari yang membawa harapan besar menyaksikan Charles Leclerc meraih kemenangan ketiga F1 musim ini. Dukungan itu bisa menjadi tekanan jika Ferrari melakukan pendekatan berlebihan.
IMOLA, SABTU - Charles Leclerc akan jadi sorotan utama saat balapan Formula 1 bergulir di Sirkuit Imola, pekan depan. Pebalap Monako itu mengembalikan gairah suporter Ferrari dengan memuncaki klasemen pebalap hingga seri ketiga di Australia.
Warna merah akan menjadi tema utama di tribune penonton yang sekaligus mewakili harapan tim ”Kuda Jingkrak” kembali menang di negeri asalnya, Italia, seperti saat Leclerc finis terdepan di Monza pada F1 seri Italia 2019.
Leclerc kini memuncaki klasemen dengan 71 poin. Ia unggul 34 poin atas pebalap Mercedes, George Russell, di peringkat kedua. Leclerc dua kali memenangi balapan, yaitu di Bahrain dan Australia. Performa Leclerc selaras kemampuan mobil Ferrari F1-75 yang andal dan adaptif dengan berbagai sirkuit.
Baca juga : Ferrari Temui Tifosi dengan Kepala Tegak
Mobil baru itu memang belum bebas dari masalah porpoising atau memantul-mantul saat kecepatan tinggi, tetapi jauh lebih baik dibandingkan pesaingnya. Hal itu dibuktikan dengan performa rekan setim Leclerc di Ferrari, Carlos Sainz Junior, yang tidak buruk. Sainz kini berada di peringkat ketiga klasemen pebalap dengan 33 poin.
Performa brilian itu diharapkan kembali mereka tunjukkan pada balapan seri Emilia Romagna di Imola, 22-24 April. Balapan pertama di Eropa ini sangat ditunggu para pendukung Ferrari yang sudah sangat lama haus kejayaan. Mereka bahkan mulai bermimpi Ferrari bisa menjadi juara dunia musim ini.
Pebalap Ferrari terakhir yang meraih gelar itu adalah Kimi Raikkonen pada 2007. Adapun gelar juara konstruktor terakhir kali diraih Ferrari pada 2008. Meskipun demikian, Leclerc enggan terbuai.
"Tiga puluh empat poin merupakan selisih keunggulan yang bagus, tetapi saat ini saya tidak ingin terlalu fokus pada perburuan juara," ungkap Leclerc.
Persaingan di Formula 1 musim ini memang masih sangat panjang. Masih ada 20 seri yang masih harus dijalani, termasuk balapan di Imola, akhir pekan depan. Seri Emilia Romagna merupakan balapan pertama dari dua balapan di Italia, selain seri Italia di Monza pada September mendatang. Dua balapan itu biasanya dipenuhi suporter Ferrari.
”Akan sangat penting untuk tidak menambah tekanan. Kami sudah bekerja dengan sangat baik sejak awal musim. Kami hanya perlu terus fokus mengerjakan tugas kami,” ujar Leclerc dikutip PlanetF1, Jumat (15/4/2022).
"Berada dalam situasi ini di Formula 1 (keunggulan di klasemen) sangat bermakna, khususnya bersama tim seperti Ferrari dan setelah beberapa tahun terakhir. Jadi, ini terasa luar biasa," ungkap pebalap berusia 24 tahun itu kemudian.
Leclerc sempat mengalami masa-masa sulit pada musim 2020 dan 2021 karena mobil Ferrari tidak kompetitif. Bahkan, dia tidak bisa menjadi pesaing podium di setiap balapan akhir pekan pada periode itu. Tim Kuda Jingkrak pun tergusur dari habitatnya dan terlempar ke persaingan di papan tengah.
Kini, seiring perubahan regulasi F1, Ferrari memiliki mobil yang andal dan kompetitif, F1-75. Performa mobil baru itu membuat Leclerc jauh lebih menikmati balapan. "Sudah pasti, pola pikirnya berbeda dibandingkan dengan dua tahun terakhir karena sekarang saya tahu saya memiliki mobil yang mampu menang. Saya tidak perlu melakukan sesuatu secara berlebihan atau sesuatu yang sangat istimewa dan spektakuler untuk meraih posisi pertama atau kedua. Jadi, pola pikirnya sedikit berbeda tahun ini," ujar Leclerc.
Saya sungguh, sangat berharap kami bisa segera kembali ke persaingan. Tetapi, dengan setiap peningkatan kecil yang mungkin kami lakukan, (Ferrari) dan Red Bull kemungkinan juga akan melakukan langkah yang sama. (Lewis Hamilton)
Performa F1-75 yang konsisten dalam tiga balapan awal musim ini diakui pihak Ferrari melampaui perkiraan. Bahkan, Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto mengaku terkejut. "Ya, tentu saja saya terkejut. Menurut saya, kami bekerja keras dan memberi prioritas besar pada 2020. Saya tahu tim ini tim yang hebat dan kami meningkatkan diri dibandingkan beberapa musim lalu," ungkap Binotto kepada Formula 1.
Namun, memasuki rangkaian seri Eropa, persaingan akan semakin ketat seiring dengan langkah tim-tim F1 menggunakan paket perbaikan untuk meningkatkan performa mobil. Sejumlah tim seperti Alpine, Alfa Romeo, dan Alpha Tauri, berencana menggunakan paket perbaikan dalam balapan di Imola.
Alpine misalnya, akan menggunakan paket aerodinamika baru yang diyakini berupa perbaikan pada lantai mobil. Dalam konsep ground effect, yang kembali dipakai musim ini, desain lantai menjadi sangat krusial untuk mendapatkan downforce tanpa mengalami porpoising.
Baca juga : Tarian Leclerc dan Ferrari F1-75 di Australia
Paket perbaikan
Ferrari juga sudah menyiapkan paket perbaikan, tetapi belum akan dipakai di Imola. Mereka masih menunggu momen yang tepat karena seri Emilia Romagna memiliki balapan sprint sehingga waktu untuk menguji paket itu menjadi terbatas. Tim lain, Mercedes, juga belum akan memakai paket perbaikan besar karena mereka belum menemukan akar masalah dari W13 yang menderita karena porpoising.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff bahkan mengatakan bahwa posisi mereka belum berubah sejak awal musim. Langkah penyetelan yang mereka lakukan belum menunjukan perbaikan performa yang signifikan. Jika dipaksakan menggunakan paket baru, itu justru bisa semakin membingungkan bagi para insinyur dan mekanik.
Namun, pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, masih berharap ada perbaikan performa mobil saat balapan di Imola. Dia bahkan ikut memantau perkembangan dengan melakukan panggilan Zoom dengan para pakar aerodinamika dan penguji di lorong angin. Juara dunia tujuh kali F1 itu berharap masalah W13 selesai secepatnya.
Hamilton optimistis Mercedes bisa menemukan solusi masalah W13 sehingga dirinya bisa kembali bersaing dalam perburuan juara. "Saya lebih memilih tetap optimistis. Masih ada 20 balapan lagi. Jika Anda berpikir realistis, sejalan dengan bergulirnya kejuaraan dalam hal pengembangan yang dilakukan semua orang, tim-tim papan atas sering berkembang dengan laju dan kecepatan yang mirip. Apakah itu akan berlaku pada mobil baru ini? Siapa tahu?" ungkap pebalap asal Inggris itu.
"Saya sungguh, sangat berharap kami bisa segera kembali ke persaingan. Tetapi, dengan setiap peningkatan kecil yang mungkin kami lakukan, (Ferrari) dan Red Bull kemungkinan juga akan melakukan langkah yang sama. Jadi, ini tidak akan mudah. Selisihnya cukup besar saat ini, tetapi jalan masih panjang," tegas Hamilton yang kini berada di peringkat kelima klasemen dengan 28 poin.