Ferrari Temui Tifosi dengan Kepala Tegak
Ferrari menuju balapan keempat Formula 1 di Imola, Italia, dengan kepala tegak setelah memenangi seri Australia berkat performa brilian Charles Leclerc dan F1-75. Kemenangan menjadi harga mati di hadapan tifosi mereka.
Ferrari menuju Autodromo Internazionale Enzo e Dino Ferrari untuk menjumpai tifosi besar mereka dengan kepala tegak. Tim ”Kuda Jingkrak” itu bukan lagi pecundang seperti dua musim lalu, ketika tak punya kuasa meraih kemenangan.
Musim ini, Ferrari seperti terlahir kembali, menjelma menjadi tim yang semestinya bersaing di papan atas dan favorit memenangi setiap seri balapan. Setelah mengakhiri paceklik kemenangan sejak Singapura 2019 dengan finis terdepan dalam seri pembuka 2022 di Bahrain, Ferrari kembali menang di Australia, Minggu (10/4/2022).
Dua kemenangan dalam tiga seri pertama musim 2022 tersebut diraih oleh Charles Leclerc. Namun, kemenangan di Albert Park, Melbourne, Australia, memiliki nuansa berbeda. Leclerc jelas jauh lebih unggul dibandingkan dengan lawan terdekatnya, pebalap Red Bull, Max Verstappen dan Sergio Perez. Leclerc memacu F1-75 dengan sangat mulus, setiap manuvernya saat memasuki tikungan bak tarian dewa kecepatan.
Baca juga : Tarian Leclerc dan Ferrari F1-75 di Australia
Performa F1-75 di trek yang awalnya dinilai lebih cocok untuk RB18, yang unggul kecepatan di trek lurus, mengindikasikan kemampuan adaptasi mobil baru Ferrari itu di berbagai sirkuit berbeda. Prediksi bahwa Red Bull akan dominan di Australia berangkat dari performa mereka yang brilian saat Verstappen memenangi balapan seri kedua di Jeddah, Arab Saudi. Leclerc dan rekan setimnya, Carlos Sainz Junior, tak kuasa membendung Verstappen dan finis di posisi kedua dan ketiga.
Data dari Bahrain dan Jeddah menghasilkan setelan F1-75 untuk kompetitif di Albert Park. Bahkan, sejak sesi latihan pertama, Leclerc dan Sainz bergantian menjadi pebalap tercepat. Sayang, saat balapan, Sainz harus keluar pada lap kedua karena mobilnya masuk area kerikil dan tidak bisa keluar lagi.
”Kemenangan yang luar biasa, ini untuk kami! Kami mengelola pace dengan baik dan sangat kompetitif. Kami tidak mengalami masalah dengan keausan ban, bahkan ketika tancap gas. Mobil sungguh mengagumkan dan saya sangat senang dengan jalannya balapan,” ungkap Leclerc.
Leclerc mengakui, di atas kertas trek Albert Park dinilai sulit bagi Ferrari. ”Kami harus melihat ulang data karena kami pada dasarnya sangat kuat. Ini cara yang bagus untuk mengawali musim, tetapi ini baru dalam balapan ketiga dari kejuaraan yang panjang (23 seri). Kami tidak bisa bersantai dan harus tetap bisa mengendalikan semua hal, terutama pada pengembangan,” ujarnya.
Baca juga : Leclerc Waspadai Trik Verstappen
Tak lupa, pebalap yang dikontrak Ferrari hingga 2024 ini mengucapkan selamat untuk timnya. ”Pekerjaan luar biasa yang telah dilakukan oleh kalian semua! Saya sangat bangga dengan apa yang telah kami raih sejauh ini dan tidak sabar melanjutkan pertarungan. Forza Ferrari!” ujarnya.
Kompetitif
Musim ini, Ferrari memiliki mobil yang sangat kompetitif, adaptif, dan seimbang, yang merupakan buah dari investasi besar sumber daya di Maranello sejak awal 2021. Ini pencapaian besar, karena Ferrrari membangun mobil dalam regulasi baru F1 tersebut dengan aturan batas anggaran. Mereka tidak bisa lagi jorjoran menggelontorkan uang untuk riset dan pengembangan mobil F1.
Inovasi itu sekaligus menegaskan kemampuan Ferrari menerjemahkan aturan baru F1 ke dalam trek yang benar. Bahkan, mereka bisa cepat mengatasi masalah utama mobil-mobil era baru F1, yaitu porpoising, sebagai dampak penerapan konsep ground effect.
F1-75 memang belum bisa menghilangkan porpoising, atau efek mobil memantul-mantul dalam kecepatan tinggi itu, tetapi mereka paling maju dibandingkan dengan tim lain, terutama Mercedes yang harus mengorbankan performa untuk mengatasi masalah ini.
Kemenangan yang luar biasa, ini untuk kami! Kami mengelola pace dengan baik dan sangat kompetitif. Kami tidak mengalami masalah dengan keausan ban, bahkan ketika tancap gas.
Selain mengungguli Mercedes dalam pengembangan mobil baru, Ferrari juga selangkah lebih maju dari Red Bull dalam hal keandalan mobil. Red Bull yang mulai musim ini mengembangkan mesin sendiri dalam departemen Red Bull Powertrains sudah dua kali mengalami masalah keandalan. Pertama, saat Verstappen dan Sergio Perez gagal finis di Bahrain karena masalah tekanan bahan bakar. Kedua, Verstappen juga gagal finis di Australia karena ada kebocoran, yang diduga antara sistem hidraulik atau bahan bakar.
Verstappen menilai masalah seperti ini membuat frustrasi dan tidak bisa diterima. ”Kami sudah tertinggal sangat jauh di belakang. Saya tidak ingin memikirkan persaingan juara, saya hanya ingin menyelesaikan balapan. Ini mengecewakan dan tidak bisa diterima. Hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi jika Anda ingin bertarung meraih gelar juara,” kata Verstappen.
Setali tiga uang, Kepala Tim Red Bull Christian Horner pun tidak bisa menerima kegagalan finis. Tim asal Austria itu kini akan fokus memastikan RB18 tidak mengalami kendala keandalan lagi. Jika tidak, mereka akan kehilangan kendali perburuan juara.
”Saya memilih memperbaiki mobil yang kencang dibandingkan membuat mobil yang andal menjadi cepat. Kami perlu mengatasi ini. Kami tidak bisa menerima status DNF (tidak finis). Kami harus mencari apa masalahnya dan mengatasi itu,” ujar Horner kepada Sky Sports F1.
Masalah keandalan mobil juga pernah memusingkan Ferrari, terutama pada 2019, pada mobil SF-90 yang sangat kencang tetapi rawan rusak.
Baca juga : Adu Kecerdikan Leclerc dan Verstappen di Albert Park
Ferrari diyakini menyetel SF-90 dalam performa maksimal, tetapi paket mesin tidak mendukung performa ekstra tinggi. Masalah keandalan mobil masih berlanjut hingga musim 2020 dengan SF-1000.
Pengalaman buruk itu memaksa Ferrari bekerja ekstra keras menggali akar masalah, yang sangat penting dalam membangun F1-75.
”Kami selalu mengatakan bahwa Anda hanya bisa berada di puncak Formula 1 jika Anda melakukan semuanya dengan sempurna. Balapan hari ini membuktikan itu. Charles menunjukkan performa kematangan, hal yang kini mulai menjadi kebiasaan,” ungkap Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto di laman resmi tim.
Potensi
F1-75 masih memiliki potensi untuk lebih cepat lagi karena masih ada waktu pengembangan sebelum pembekuan mesin pada 1 September 2022 yang berlaku hingga musim 2025. Formula 1 akan menerapkan aturan baru lagi mulai musim 2026.
Pembekuan mesin pada musim ini dilakukan dalam dua tahap homologasi. Pertama, tenggat akhir homologasi 1 Maret 2022, saat pembekuan pengembangan diterapkan pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ ICE) pada mesin V6, turbo, motor generator unit-heat (MGU-H), sistem gas buang, spesifikasi bahan bakar dengan E10, serta spesifikasi pelumas mesin.
Baca juga : Babak Baru Rivalitas Verstappen-Leclerc
Tenggat kedua untuk homologasi elemen mesin lain ditetapkan pada 1 September. Hingga tanggal itu, tim bisa mengembangkan sistem pengendali elektronik, baterai penyimpan energi, serta motor generator unit-kinetic (MGU-K). Setelah paket perbaikan dihomologasi pada 1 September, tim tidak boleh melakukan perbaikan hingga musim 2025.
Ferrari, dalam tiga balapan pertama ini, fokus mengumpulkan data keandalan mesin baru. Mereka juga tidak menggunakan paket pengembangan, tetapi memilih memaksimalkan setelan mobil. Langkah Ferrari ini mengindikasikan F1-75 belum disetel dalam performa maksimal, karena dengan penyetelan yang berbeda tanpa paket perbaikan, peforma mobil terus meningkat.
Tim paling sukses di Formula 1 itu diduga baru akan memakai paket perbaikan mulai balapan di Imola, Italia, 22-24 April. Jika Ferrari bisa terus meningkatkan performa F1-75 tanpa kehilangan faktor keandalan, mereka akan menjadi favorit juara musim ini. Harapan Ferrari kembali juara, pebalap dan konstruktor, menguat setelah Leclerc dominan di Australia.
Pebalap asal Monako itu diharapkan mengakhiri penantian sejak Kimi Raikkonen juara pada 2007, atau 15 tahun lalu. Adapun gelar konstruktor terakhir, ke-16 sejak debut pada 1950, diraih Ferrari pada 2008. Harapan besar itu akan diperkuat di Monza, dua pekan ke depan, di hadapan tifosi tim Kuda Jingkrak. Para penggemar Ferrari sudah haus gejolak adrenalin yang membuat mereka mabuk kegembiraan saat mobil merah finis terdepan.
Lihat juga : Jelang F1 Australia 2022
”Awal musim ini positif dan kerja dalam beberapa bulan lalu terbayar. Kami akan terus berkonsentrasi pada diri kami dan melakukan itu di setiap balapan satu per satu. Kami akan mendapatkan waktu sejenak bersama dengan keluarga saat Paskah, kemudian akan kembali lagi, mempersiapkan balapan berikutnya, yang akan berlangsung di Imola, yang akan menjadi balapan yang lebih penting lagi. Kami tidak sabar berada di sana dan kami menantikan melihat sirkuit penuh dengan pendukung kami, untuk berbagi awal tahun yag bagus ini,” ungkap Binotto.