Dikepung tim-tim raksasa, Cyrstal Palace bersiap membuat kejutan saat menghadapi Chelsea di semifinal Piala FA. “Si Elang” berharap tuah turnamen tertua di dunia itu berpihak kepada mereka
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
LONDON, SABTU - Piala FA kerap menjadi panggung bagi tim-tim kecil unjuk kebolehan dan mengalahkan tim-tim raksasa. Crystal Palace bermimpi hal itu terulang saat menghadapi Chelsea pada babak semifinal Piala FA, di Stadion Wembley, London, Minggu (17/4/2022) pukul 22.30 WIB.
Sebagai kompetisi tertua di dunia sepak bola, sering ada tuah atau magis yang menyelubungi Piala FA sejak dimulai pada 1871. Di turnamen ini, sering terjadi kejutan di mana klub-klub kecil muncul menjadi pembunuh klub raksasa.
Tim-tim kecil yang berlaga di Piala FA seakan ingin membuktikan bahwa perbedaan kualitas dan peringkat tidak selalu berbanding lurus dengan hasil pertandingan.
Salah satu edisi Piala FA yang paling diingat publik adalah pada musim 2012-2013. Saat itu, Wigan Athletic yang tengah berjuang keluar dari jerat degradasi mampu menjadi juara. Wigan menekuk Manchester City dengan skor 1-0.
Kali ini, kesuksesan serupa coba diulangi Crystal Palace di bawah manajer Patrick Vieira. Palace menjadi satu-satunya tim yang belum pernah memenangkan Piala FA di antara para semifinalis lainnya.
Selain Palace, semifinalis Piala FA lainnya adalah Liverpool, Manchester City, dan Chelsea. Palace menjadi satu-satunya "tim kurcaci" di antara kepungan tiga raksasa Liga Inggris.
Crystal Palace terakhir kali mencapai semifinal Piala FA pada musim 2015-2016. Mereka bahkan melaju ke final, tetapi kemudian kalah 1-2 dari Manchester United pada babak perpanjangan waktu.
Pada semifinal kali ini, Palace yang menempati posisi kesepuluh Liga Inggris akan menatang Chelsea, yang menempati posisi ketiga, di bawah City dan Liverpool. Keberadaan Palace di semifinal Piala FA bisa dilihat sebagai pemandangan yang agak janggal.
Pada pertemuan terakhir di Liga Inggris, Februari 2022 lalu, Chelsea membungkam Palace dengan skor 1-0. Kini, Vieira berambisi membalas kekalahan itu dengan mencegah Chelsea melaju ke final.
"Kami tahu tim dan bakat individu yang mereka miliki. Kami melawan mereka di liga dan kalah. Namun, kami bisa menyulitkan mereka. Ini adalah pendekatan yang kami inginkan, yaitu membuat laga nanti sulit bagi mereka," kata Vieira kepada laman resmi Palace.
Vieira menginstruksikan para pemainnya bermain habis-habisan. Mantan kapten Arsenal itu menyebut tidak membiarkan Chelsea terlalu lama menguasai bola menjadi kunci untuk menang.
"Ketika kami menguasai bola, kami harus meningkatkan kekompakan. Kemudian bermain ke depan untuk menciptakan peluang dan mencetak gol," kata Viera.
Kami bisa menyulitkan mereka. Ini adalah pendekatan yang kami inginkan, yaitu membuat laga nanti sulit bagi mereka. (Patrick Viera)
Kekuatan penuh
Chelsea diperkirakan turun dengan kekuatan penuh. Hanya Ben Chilwell dan Callum Hudson-Odoi yang diragukan bisa main. Penyerang Romelu Lukaku kembali berlatih dan bisa dimainkan. Chelsea berusaha mencapai final Piala FA untuk kelima kalinya dalam enam musim terakhir.
Chelsea baru saja tersingkir dari Liga Champions Eropa usai dikalahkan Real Madrid dengan skor agregat 4-5 di perempat final. Manajer Chelsea Thomas Tuchel mengatakan, kekalahan itu mendongkrak motivasi para pemainnya untuk meraih kemenangan atas Palace.
"Bagi kami dan mereka, ini adalah kesempatan besar untuk bermain di Wembley. Kami harus sangat siap untuk mengontrol serangan balik, kualitas individu, dan dribel para pemain Palace. Kami hanya harus bermain dengan level intensitas yang sama," katanya.
Menjelang laga, Tuchel memohon maaf kepada gelandang Palace, Conor Gallagher, karena menolak permintaan Palace untuk memainkannya di semifinal. Itu karena Gallagher saat ini berstatus pemain pinjaman dari Chelsea. Kehilangan Gallagher di laga sepenting itu akan berdampak serius terhadap keseimbangan lini tengah Palace. (AFP/REUTERS)