Usia yang tidak lagi muda sekaligus berpuasa bukan halangan Karim Benzema untuk tampil gemilang. Ia mencetak trigol berturut-turut ke gawang dua kiper terbaik dunia, E Mendy dan G Donnarumma.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, KAMIS — Capaian tiga gol Karim Benzema, penyerang Real Madrid, ke gawang Chelsea, Kamis (7/4/2022) dini hari WIB, di Stadion Stamford Bridge, adalah salah satu performa terbaik individual di London, Inggris, pada ajang Liga Champions Eropa. Dua media terkemuka di Eropa, Marca (Spanyol) dan Sun Sport (Inggris), sampai menyebut pemain berusia 34 tahun itu sebagai ”Big Ben” di halaman muka koran mereka, kemarin.
Bukan tanpa alasan Benzema disejajarkan dengan monumen ikonik di ibu kota Inggris itu seusai laga pertemuan pertama babak perempat final Liga Champions, kemarin. Tidak ada pemain lain yang bisa menandingi efektivitas dan ketajaman Benzema di depan gawang lawan pada musim ini, khususnya di laga-laga besar.
Benzema adalah pemain pertama yang bisa menciptakan trigol ke gawang Chelsea pada era Manajer Thomas Tuchel. Membobol gawang Chelsea, yang dikawal kiper terbaik dunia versi FIFA, Edouard Mendy, menegaskan pencapaian hebatnya.
Mendy adalah salah satu sosok penting Chelsea saat menjuarai Liga Champions musim lalu. Gawangnya hanya kemasukan dua gol dari tujuh laga babak gugur Liga Champions musim 2020-2021 lalu. Salah satu pemain yang bisa memaksa Mendy memungut bola dari gawangnya adalah Benzema pada laga pertama babak semifinal yang berakhir imbang, 1-1, di Madrid, April 2021 lalu.
Tahun ini, sebelum menaklukan Mendy, Benzema juga lebih dulu mempermalukan kiper Paris Saint-Germain, Gianluigi Donnarumma, pada laga kedua babak 16 besar. Benzema juga mencetak hattrick alias trigol untuk membantu Real unggul agregat, 3-2, atas PSG.
Pada 2021, Donnarumma dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Eropa 2020 dan peraih trofi Yashin, gelar kiper terbaik dalam penghargaan Ballon d’Or. Alhasil, Benzema telah menaklukan dua kiper terbaik dunia saat ini dalam dua laga Liga Champions beruntun.
Catatan dua hattrick berturut-turut membawa Benzema menyamai prestasi sahabatnya, Cristiano Ronaldo. Benzema tercatat sebagai pemain kedua yang menghasilkan trigol di fase gugur Liga Champions setelah Ronaldo pada 2016-2017 silam.
”Benzema bukan hanya striker, melainkan juga pemain yang komplet. Ia semakin baik setiap hari, seperti anggur,” kata Pelatih Real Carlo Ancelotti.
Fabio Capello, analis sepak bola di Sky Sport Italia, menilai, Benzema telah membuktikan diri bisa keluar dari bayang-bayang Ronaldo sebagai mesin gol utama Real. Maka, ungkap Capello, Benzema adalah striker murni terbaik di dunia saat ini.
”Penampilan Benzema mengingatkan saya pada sosok (Alfredo) Di Stefano. Ia penyerang total yang berkontribusi mengkreasikan peluang, mencetak gol indah, dan pemimpin di atas lapangan,” ujar Capello.
Sejak ditinggalkan Ronaldo yang hijrah ke Juventus pada musim 2018-2019, Benzema telah mengalami evolusi peran di lini depan ”Los Blancos”. Ia menjadi sumber gol sekaligus membantu perkembangan pemain depan muda Real, seperti Vinicius Junior, Marco Asensio, dan Rodrygo de Goes.
Tak hanya itu, mulai musim panas 2021, peran Benzema di Real bertambah seiring hengkangnya Sergio Ramos ke PSG. Benzema kini melanjutkan estafet sebagai kapten tim Real.
Puasa terbukti mampu menjaga fokus Benzema di pertandingan. Hanya dalam waktu empat menit, ia mencetak brace atau dua gol melalui sundulan pada menit ke-20 dan ke-24.
Alumnus Akademi Olympique Lyon itu menjawab beban besar di pundaknya itu dengan penampilan gemilang. Ia telah menghasilkan 37 gol dan 13 asis dari 36 laga bersama Real pada musim ini. Di Liga Champions, ia telah mencetak 11 gol, hanya tertinggal satu gol dari Robert Lewandowski, striker Bayern Muenchen, yang kini memuncaki daftar pemain tersubur.
Asupan nutrisi
Performa gemilang Benzema itu ditunjang kedisiplinan menjaga asupan nutrisi. Ia menyewa koki ternama di Kota Madrid, Alberto Mastromatteo, untuk membantunya menjalankan program diet yang tepat.
Bahkan, di bulan Ramadhan ini, Benzema juga tetap menjalani ibadah puasa saat berlatih dan mempersiapkan laga. Saat melawan Chelsea, misalnya, ia berbuka puasa sekitar 18 menit sebelum dimulainya laga.
Buah dan susu menjadi menu favorit Benzema mengakhiri puasanya. Ia meminum air putih, isotonik, dan memakan snack bar pada jeda turun minum di Stamford Bridge. ”Berpuasa sangat baik bagi tubuh saya,” kata Benzema mengungkapkan alasannya tetap berpuasa pada hari pertandingan kepada Esquire.
Puasa terbukti mampu menjaga fokus Benzema di pertandingan. Hanya dalam waktu empat menit, ia mencetak brace atau dua gol melalui sundulan pada menit ke-20 dan ke-24. Ia lalu menyempurnakan performanya dengan gol ketiga untuk memanfaatkan blunder Mendy dan bek Chelsea, Antonio Ruediger, pada awal babak kedua.
”Tiga gol tandang ini sangat penting. Saya senang mencetak ketiga gol itu dan mengalami malam magis lainnya di Liga Champions musim ini,” tutur Benzema yang mengincar trofi ”Si Kuping Besar” kelima bersama Real Madrid.
Tuchel pesimistis
Di kubu sebaliknya, Manajer Chelsea Thomas Tuchel pesimistis timnya bisa mengulangi capaian pada musim lalu ketika menyingkirkan Real, 3-1, di babak semifinal. Menurut dia, kondisi para pemainnya anjlok setelah jeda laga internasional, akhir Maret lalu.
”Bagi saya, tidak ada harapan bagi kami membalas kekalahan ini di laga kedua. Kami amat jauh dari level terbaik, baik secara taktik dan individu. Saya tidak memiliki penjelasan tentang kondisi saat ini karena ini bukan kesalahan pemain saja,” kata Tuchel kecewa.
Dalam dua laga terakhir, Chelsea menelan kekalahan di kandang dari Brentford dan Chelsea. Total sebanyak tujuh gol telah bersarang di gawang Mendy.
Meskipun demikian, Ancelotti tidak ingin skuadnya terlena. Ia menegaskan, Chelsea tetap harus diwaspadai karena segala hal masih bisa terjadi ketika kedua tim berduel kembali di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (13/4/2022) WIB mendatang.
”Pertandingan kedua akan berjalan berbeda karena Chelsea tentu tidak akan memainkan taktik dan permainan yang sama. Jangan dilupakan mereka adalah juara bertahan Liga Champions,” ujar Ancelotti yang mempersembahkan gelar ganda domestik, Liga Inggris dan Piala FA, untuk Chelsea pada musim 2009-2010.