Penampilan Carlos Alcaraz kian memukau hingga menjuarai ATP Masters 1000 Miami. Dengan usia 18 tahun, dia menjadi juara termuda dalam turnamen tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MIAMI, MINGGU - Baru sebulan lagi, Carlos Alcaraz akan berusia 19 tahun, tetapi dia telah berkali-kali tampil memukau di panggung besar tenis. Tiga gelar juaranya sejak 2021 didapat dari turnamen dengan level yang kian tinggi.
Gelar dari ajang tertinggi petenis Spanyol itu didapat dari turnamen ATP Masters/WTA 1000 Miami. Dalam laga perebutan gelar, yang mempertemukan debutan dalam final turnamen Masters 1000, Alcaraz mengalahkan Casper Ruud. Di Stadion Hard Rock, Miami Florida, Amerika Serikat, Minggu (3/4/2022) siang waktu setempat atau Senin dinihari waktu Indonesia, Alcaraz menang 7-5, 6-4.
Petenis yang bersaing di arena profesional sejak 2018 ini mencapai final pertama dalam turnamen Tur ATP di Umag, Kroasia pada 2021. Dia menjuarai turnamen berlevel ATP 250 tersebut. Tahun ini, trofi juaranya bertambah dari turnamen level ATP 500 di Rio de Janeiro, hingga akhirnya dia menjadi juara di Miami. Dengan hasil itu, Alcaraz tidak pernah kalah dari tiga final yang dijalani.
Gelar juara dari Miami membuat Alcaraz mencatatkan beberapa rekor dalam kariernya. Dia menjadi petenis Spanyol pertama yang juara di sana. Selain itu, dia menjadi juara termuda Miami Masters yang telah berlangsung 37 tahun. Alcaraz menggantikan Novak Djokovic sebagai juara di Miami pada 2007 pada usia 19 tahun, ketika Alcaraz berusia tiga tahun.
Tidak hanya itu, Alcaraz menjadi juara ATP Masters 1000 termuda ketiga sejak turnamen level tertinggi dalam arena tenis profesional putra itu digelar pada 1990. Hanya Michael Chang (juara Toronto Masters 1990) dan Rafael Nadal (Monte Carlo 2005) yang lebih muda dari Alcaraz (18 tahun 333 hari) ketika mereka pertama kali menjuarai Masters 1000.
“Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan perasaan saat ini. Sangat spesial bisa menjuarai Masters 1000 pertama di Miami. Saya punya tim dan keluarga yang luar biasa dan saya senang memiliki mereka,” tutur Alcaraz yang akan menempati peringkat ke-11, naik dari peringkat ke-16.
Berada di antara tim Alcaraz yang hadir di Miami adalah pelatihnya, mantan petenis nomor satu dunia, Juan Carlos Ferrero. Dia baru tiba menjelang final setelah melewatkan penampilan Alcaraz pada babak-babak sebelumnya karena harus mengurus pemakaman ayahnya, Eduardo, di Spanyol.
Setelah memulai pertandingan dengan ritme yang lambat, hingga tertinggal 1-4, Alcaraz memenangi delapan dari sembilan gim berikutnya. Setelah itu, kelincahan, kekuatan pukulan, dan kecerdasannya dalam memilih jenis pukulan membuat Ruud tidak dapat lagi menahan laju Alcaraz.
Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan perasaan saat ini. Sangat spesial bisa menjuarai Masters 1000 pertama di Miami. (Carlos Alcaraz)
“Saya tahu permainan Casper luar biasa. Dia memiliki forehand yang sangat keras. Jadi, saya mencoba bermain ke arah backhand dia dan konsisten menyerang,” tutur Alcaraz mengenai taktiknya, dalam laman resmi ATP.
Dengan forehand dan backhanddown the line akurat, Alcaraz mendapat banyak poin karena Ruud kesulitan mengembalikannya.
Alcaraz tidak hanya memiliki modal kemampuan fisik dan teknik di lapangan. Dia pun memiliki bekal mental juara di panggung besar dan saat berhadapan dengan petenis-petenis yang berperingkat lebih baik darinya.
Dalam babak keempat hingga semifinal di Miami, yaitu melawan Stefanos Tsitsipas, Miomir Kecmanovic, dan Hubert Hurkacz, Alcaraz selalu bisa membalikkan keadaan dari posisi tertinggal menjadi unggul.
Dia mendapat kekuatan mental itu tidak hanya dari proses latihan dan kemenangan, tetapi juga dari kekalahan. Salah satu momen yang memberinya pelajaran sangat berharga adalah ketika kalah tiga set dalam ketat melawan seniornya, Rafael Nadal, di semifinal Indian Wells Masters, dua pekan lalu. Dalam semifinal pertamanya di ajang Masters 1000, Alcaraz kalah 4-6, 6-4, 3-6.
“Penampilan saya melawan Rafa sangat baik. Saya belajar dari pertandingan itu untuk bisa memenangi laga dalam level tinggi di turnamen besar,” katanya.
Ucapan selamat pun berdatangan melalui media sosial, termasuk dari Nadal. “Selamat untuk Carlitos atas sejarah di Miami. Itu akan menjadi yang pertama dari banyak gelar lain. Saya yakin,” kata Nadal melalui Twitter.
Petenis Argentina, Diego Schwartzman, pelatih tenis Brad Gilbert, serta klub sepak bola Real Madrid, juga, turut memuji Alcaraz. (AFP)