Rekor Nadal Dihentikan Fritz di Final Indian Wells
Rekor 20 kemenangan tanpa kalah Rafael Nadal dihentikan Taylor Fritz pada final Indian Wells Masters. Nadal akan mengalihkan fokus pada persiapan turnamen tanah liat dengan membawa cedera baru.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAL WELLS, MINGGU — Kemenangan maraton tanpa kalah yang dibuat Rafael Nadal sejak awal musim 2022 akhirnya terhenti. Nadal kalah dari Taylor Fritz pada final turnamen ATP Masters/WTA 1000 Indian Wells dengan membawa cedera baru menghadapi musim persaingan di lapangan tanah liat.
Di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Minggu (20/3/2022) malam waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia, Nadal kalah dari Fritz 3-6, 6-7 (5). Sebelum kekalahan itu, Nadal menang pada 20 laga beruntun dalam empat turnamen (termasuk Indian Wells) sejak awal musim 2022. Dia selalu tampil hingga final dengan gelar juara dari ATP 250 Melbourne, Grand Slam Australia Terbuka, dan ATP 500 Acapulco.
Tampil di Indian Wells, Nadal merasakan kembali sakit pada kaki kiri yang dialaminya pada tahun lalu. Sejak semifinal dia juga mengalami kesakitan pada sekitar otot pectoral kiri. Ini adalah otot yang menghubungkan dada dengan tulang bahu dan tangan bagian atas. Dia pun menjalani dua kali perawatan saat berhadapan dengan Fritz.
Cedera itu membuat servis Nadal lebih pelan sekitar 10 km per jam dibandingkan dengan ketika mengalahkan Carlos Alcaraz di semifinal. Dengan servis dan forehand Fritz yang tajam ke area baseline, Nadal lebih banyak berada dalam posisi bertahan. Dia harus mengatur ritme permainan menjadi lebih pelan, dengan slice, dan menunggu kesempatan menyerang untuk mendapat poin.
Nadal langsung tertinggal 0-4 pada set pertama. Dia bisa membuat jalannya pertandingan set kedua lebih ketat, tetapi sering kali gagal dalam memanfaatkan kesempatan untuk mematahkan servis lawan. Dari 10 break point, hanya pada dua kesempatan dia bisa memenanginya.
”Jujur, saya sedih karena tidak dapat memberi perlawanan dengan maksimal, tetapi Taylor bermain dengan sangat baik. Saya memang kesakitan hingga agak sulit bernapas. Saya belum tahu ada masalah apa, tetapi saya merasa sedikit pusing karena sakit. Ini adalah sakit yang membatasi saya untuk berbuat banyak,” tutur Nadal.
”Namun, saya bukan orang yang akan terus menyesali ini. Saya akan segera mencari penyelesaian masalah sebelum kompetisi tanah liat berlangsung,” ujarnya.
Setelah ini, Nadal akan absen pada Miami Masters, 23 Maret-3 April, untuk memulihkan kondisi fisiknya. Dia akan kembali ke persaingan di lapangan tanah liat yang berlangsung April-Juni dengan Grand Slam Perancis Terbuka sebagai puncaknya.
Saya bukan orang yang akan terus menyesali ini. Saya akan segera mencari penyelesaian masalah sebelum kompetisi tanah liat berlangsung.
Sementara gelar dari Fritz menjadi yang pertama bagi petenis tuan rumah dari Indian Wells dalam rentang 21 tahun. Petenis AS terakhir yang menjuarai salah satu turnamen putra profesional level tertinggi ini adalah Andre Agassi pada 2001.
Fritz meraih gelar pertamanya dari turnamen Masters 1000 dalam kondisi cedera engkel kanan, yang dialami saat semifinal melawan Andrey Rublev. Seperti disebutkan salah satu pelatihnya, Paul Annacone, tiga orang dalam tim pelatih Fritz menyarankan agar dia tidak bertanding di final.
”Saya, Wolfgang Oswald, dan Mike Russell (pelatih fisik) menyuruhnya agar tidak bermain. Namun, dia bilang, ’Saya akan main, saya bisa melakukannya. Saya ingin bermain melawan Rafa’,” kata Annacone dalam laman resmi ATP.
Cedera engkel itu membuat Fritz tak begitu nyaman dalam melakukan servis. Namun, dia bisa mengontrol pertandingan dengan pukulan bersudut lebar hingga sulit dijangkau Nadal. Fritz juga mampu mengejar bola dropshot yang jatuh pelan di dekat net.
”Ini adalah salah satu mimpi saya sejak kecil, menjuarai turnamen terutama di Indian Wells,” kata Fritz sambil menahan tangis di depan 10.000 penonton di stadion.
Gelar beruntun Swiatek
Pada tunggal putri, gelar juara yang diraih Iga Swiatek akan menaikkan posisinya dalam peringkat dunia, dari keempat menjadi kedua. Swiatek, yang mengalahkan Maria Sakkari, 6-4, 6-1, di final akan berada di bawah petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty.
Seperti pada beberapa hari sebelumnya, kedua petenis bertanding dengan angin kencang. Swiatek mampu menghadapi situasi ini dengan lebih baik dari Sakkari.
”Sungguh gila, saya tak menduga bisa lolos ke final, apalagi setelah juara pada turnamen sebelumnya. Saya tidak menduga bisa bermain konsisten dalam dua turnamen beruntun, apalagi dengan cuaca yang sulit untuk dihadapi,” tutur petenis Polandia berusia 20 tahun itu.
Sebelum bersaing di Indian Wells, Swiatek tampil pada turnamen yang juga berlevel WTA 1000, yaitu di Doha, Qatar, 20-26 Februari. Dia juga mengalahkan Sakkari pada semifinal, sebelum menang atas Anett Kontaveit di final.
Dengan kemenangan tersebut, juara Perancis Terbuka 2020 itu tak pernah kalah dalam tiga final turnamen WTA 1000. Gelar pertama didapat dari turnamen tanah liat WTA Roma 2021. (AFP/REUTERS)