Kedewasaan Liverpool Terpancar di Stadion Emirates
Kedewasaan penampilan menjadi pembeda dalam laga klasik Arsenal versus Liverpool. Liverpool keluar sebagai pemenang karena lebih dewasa dalam memanfaatkan momen krusial.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AP Photo/Ian Walton
Penyerang Liverpool Diogo Jota (tengah) merayakan golnya ke gawang Arsenal dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Inggris, Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Gol ke-13 Jota di Liga Inggris membuat Liverpool menang dengan skor 2-0.
LONDON, KAMIS — Kedewasaan skuad Liverpool terpancar jelas di Stadion Emirates saat menaklukkan Arsenal. Tim asuhan Manajer Juergen Klopp ini tampil di bawah standar performa mereka, tetapi masih mampu meraup tiga poin. Mereka hanya butuh dua peluang kecil dari kesalahan lawan untuk menghukum tim tuan rumah yang tampil agresif di depan publik sendiri.
Gol penyerang Diogo Jota dan Roberto Firmino mengantar Liverpool menang atas Arsenal, 2-0, pada Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Sepasang gol itu, yang hanya berselisih 8 menit pada babak kedua, menjadi pembeda dalam laga klasik yang berlangsung ketat sejak menit pertama tersebut.
”Pasti ini adalah tiga poin yang sangat berharga karena didapatkan saat melawan tim seperti Arsenal. Apalagi, poin ini datang dari laga (ketat) seperti tadi. Hasil ini semakin spesial. Kami tidak terlalu baik di babak pertama, tetapi bisa mengubah permainan di babak kedua,” ucap Klopp.
Hasil positif ini diraih Liverpool berkat kedewasaan para pemain pada momen krusial. Seusai turun minum, klub berjuluk ”Si Merah” ini nyaris ketinggalan lebih dulu. Gelandang Arsenal Martin Odegaard berhadapan satu lawan satu dengan kiper Alisson Becker akibat kesalahan umpan Thiago Alcantara.
AP Photo/Ian Walton
Gelandang Arsenal Thomas Partey (kiri) berusaha meraih bola yang dikuasai penyerang Liverpool Diogo Jota dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Inggris, Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Strategi Arsenal efektif meredam agresifitas Liverpool pada babak pertama.
Beruntung, tendangan itu masih bisa ditepis sang kiper. ”Itu adalah penyelamatan sensasional dari Alisson. Saya melihat peluang itu akan menjadi gol. Alisson tidak membiarkan itu terjadi,” kata Klopp yang bisa memaklumi kesalahan umpan dari Thiago.
Beberapa menit berselang, Thiago menebus dosanya. Dia memberikan umpan jarak jauh kepada Jota yang terbebas dari jebakan offside Arsenal. Jota pun mencetak gol lewat tendangan keras ke tiang dekat gawang yang dijaga kiper Aaron Ramsdale. Selain karena kecerdikan Jota, gol ini terjadi akibat kesalahan Ramsdale yang meninggalkan ruang terlalu lebar di tiang dekat.
Klopp langsung mengganti susunan lini depan mereka setelah gol pembuka. Sang manajer kurang puas dengan performa trio starter di lini serang, yaitu Jota, Luis Diaz, dan Sadio Mane. Klopp memasukkan penyerang utamanya, Mohamed Salah dan Roberto Firmino, untuk mengganti Jota dan Diaz.
Dengan trio klasik Firmino-Mane-Salah, Liverpool langsung menambah gol 8 menit berselang. Gol dicetak Firmino yang tinggal menyontek bola di depan muka gawang. Gol tersebut kembali terjadi akibat kesalahan pertahanan Arsenal.
Pasti ini adalah tiga poin yang sangat berharga karena didapatkan saat melawan tim seperti Arsenal.
AFP/IKIMAGES/IAN KINGTON
Wasit Andre Marriner memberikan kartu kuning kepada penyerang Liverpool Roberto Firmino saat melawan Arsenal dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Inggris, Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Firmino mendapat kartu kuning setelah melakukan selebrasi bersama pendukung Liverpool.
Penyerang sayap tuan rumah, Bukayo Saka, gagal melewati bek Liverpool Andrew Robertson di daerah pertahanan sendiri. Robertson merebut bola itu kemudian memberikan umpan silang kepada Firmino. Lagi-lagi Si Merah dengan cerdik memanfaatkan peluang kecil akibat kesalahan lawan.
Menurut Robertson, mereka bisa menang karena lebih tajam di depan. ”Kami tahu bisa bermain lebih baik dan bisa menemukan ruang lebih lagi. Itu berhasil. Kami jauh lebih dominan di babak kedua dan lebih klinis,” ujarnya.
Di sisi lain, Arsenal tampil begitu agresif dengan kombinasi umpan pendek dan umpan panjang. Mereka beberapa kali merepotkan Liverpool lewat aksi penyerang sayap Gabriel Martinelli. Martinelli dengan teknik dribel dan kecepatan sprint menaklukkan Trent Alexander-Arnold dalam duel di sisi kiri.
Namun, aksi Martinelli bisa diredam solidnya pertahanan Liverpool yang sudah tidak kemasukan dalam empat laga terakhir. Tim asuhan Manajer Mikel Arteta itu tidak mampu menembus duo bek lawan, Virgil van Dijk dan Joel Matip.
AFP/ADRIAN DENNIS
Bek Liverpool Joel Matip (kiri) berjibaku dengan penyerang Arsenal Eddie Nketiah dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Inggris, Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Arsenal berinisiatif melakukan permainan terbuka untuk mencegah Liverpool mendominasi laga.
Kombinasi gelandang Thomas Partey dan Odegaard tidak terlihat dalam laga ini. Kombinasi yang membuat Arsenal menang dalam lima laga terakhir itu tertutup oleh gegenpressing tim tamu. Mereka tidak menemukan celah untuk berkreasi dari lini tengah.
”Dari segi permainan, kami berada dalam level untuk mengimbangi mereka. Namun, mereka punya dua peluang dan mencetak gol dari situ, sedangkan kami tidak. Selain itu, kami tidak bisa memungkiri, mereka adalah tim terbaik di liga saat ini,” tutur Arteta.
Lewat penampilan dewasa itu, Liverpool sukses menghentikan tren lima kemenangan beruntun Arsenal, sementara mereka melanjutkan laju sembilan kemenangan berturut-turut di liga. Salah dan rekan-rekan juga mempertipis jarak hanya tertinggal satu poin dari pemuncak klasemen sementara, Manchester City.
”Saya sangat senang dengan tim ini dan situasi yang kami hadapi. Namun, itu tidak mengubah segalanya. Kami perlu terus melaju dan memenangkan pertandingan. Persaingan juara ini sulit. Kami harus menjaga pola pikir yang tepat untuk itu,” kata Klopp tentang kans Liverpool menjuarai liga. (AP/REUTERS)