Motivasi Pol Espargaro berkobar setelah meraih podium di Qatar dan mampu memimpin sebagian besar balapan pertama itu. Dia kini mengincar kemenangan di Mandalika, di mana dia menjadi pebalap tercepat saat tes pramusim.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LUSAIL, MINGGU — Pol Espargaro menikmati balapan di Qatar dan memetik optimisme yang tinggi meskipun akhirnya finis ketiga setelah memimpin dalam 18 putaran dari total 22 lap. Balapan di Sirkuit Losail, Lusail, Doha, Qatar, itu menjadi penegas bahwa motor baru Honda bisa diandalkan untuk meraih kemenangan oleh pebalap selain Marc Marquez dengan gaya membalap yang berbeda.
Espargaro pun ingin menuntaskan pembuktian itu dengan meraih kemenangan dan dia mengincar itu di Mandalika, Nusa Tengara Barat, pada 20 Maret mendatang. Dia mendapatkan sensasi positif di Mandalika saat menjadi pebalap tercepat, juga mencetak waktu tiap putaran (pace) yang bagus, dalam tes pramusim di sana. Di Mandalika pula, pebalap tim Repsol Honda itu merasa yakin dengan potensi RC213V yang bisa disetel sesuai dengan gaya membalapnya yang berkarakter pengereman keras.
Sensasi manis yang dia dapatkan di Mandalika itu terkonfirmasi setelah dia mampu memimpin balapan pembuka musim 2022 di Qatar sejak start hingga akhir lap ke-18. Namun, rekan setim Marc Marquez itu kemudian kehilangan posisi terdepan dari pebalap Gresini Racing, Enea Bastianini. Espargaro akhirnya finis ketiga karena bannya sudah habis dan tak kuasa membendung pebalap KTM, Brad Binder, yang mendahuluinya.
Meskipun finis ketiga, Espargaro memiliki perasaan positif, bahwa dirinya bisa lebih baik di balapan berikutnya, di Mandalika, juga balapan-balapan lainnya. Apalagi, dia bisa memaksimalkan RC213V saat tes pramusim di sirkuit Indonesia itu pada 11-13 Februari. Dia menjadi pebalap tercepat pada hari pertama dengan catatan waktu 1 menit 32,466 detik, dan pada hari ketiga mencetak lap tercepat 1 menit 31,060 detik. Dia pun mencetak pace yang konsisten di rentang 1 menit 32 detik menengah.
"Ya, saya dalam posisi yang bagus dan pace yang bagus di Malaysia dalam pramusim, dan saya tercepat di Mandalika, feeling pada race pace cukup cepat. Saya pun mengatakan, 'tunggu sampai balapan pertama dan lihat apa yang terjadi di sana'. Kemudian kami berada di balapan pertama, dan saya memimpin di sebagian besar balapan, saya merasa sangat kuat dengan motor dan saya merasa bisa melakukan itu di semua balapan," ungkap Espargaro saat konferensi pers di Lusail, Minggu (6/3/2022).
Espargaro mengatakan, dia mengawali musim di Qatar dengan feeling dan posisi yang sangat bagus, dengan akhirnya meraih 16 poin. “Kami kini menuju Mandalika, tempat saya bisa cepat, dan semoga pada akhirnya kami bisa meraih sesuatu yang selalu saya mimpikan, menjadi juara dunia. Saya akan berjuang meraih itu bersama Honda," ungkap Espargaro.
Dia mengaku sangat bersemangat menuju Mandalika. “Saya akan menikmati malam ini, kemudian melihat ulang balapan dan berusaha memperbaiki beberapa masalah yang dialami untuk bisa lebih cepat di balapan berikutnya. Semua ditargetkan menjadi akhir pekan yang sangat bagus, bukan hanya di Mandalika. Saya ingin berada di posisi itu di setiap akhir pekan dan bertarung untuk gelar juara di akhir musim," ujar mantan pebalap KTM itu.
Honda dan saya, mengirimkan pesan malam ini, bahwa bukan hanya Marc Marquez yang bisa menang bersama Honda. Ini sesuatu yang bagus, setelah bertahun-tahun Honda hanya memiliki satu pebalap yang bisa menang.
Pebalap asal Spanyol itu mendapatkan kejutan di Qatar karena ternyata dirinya bisa langsung memimpin balapan sejak start. Padahal, strategi yang direncanakan bukan itu, tetapi bertahan di rombongan pebalap dan baru melakukan serangan di lap-lap akhir. Dia justru mendapati motor RC213V bisa dia pacu sesuai karakter balapnya, dan kesempatan itu dia manfaatkan untuk menunjukan potensi motor barunya juga kemampuan yang dia miliki.
"Ini sangat menyenangkan, meskipun pada akhirnya finis nomor tiga. Setelah memimpin hampir sepanjang balapan dan kemudian finis ketiga, itu bukan yang Anda harapan. Tetapi, kami, Honda dan saya, mengirimkan pesan malam ini, bahwa bukan hanya Marc Marquez yang bisa menang bersama Honda. Ini sesuatu yang bagus, setelah bertahun-tahun Honda hanya memiliki satu pebalap yang bisa menang, ini sangat bagus bagi seluruh grup Honda," ujar Espargaro.
"Ini berarti motor bisa menang bersama pebalap yang berbeda, dengan gaya membalap berbeda, dan di berbagai tempat, dan bagi sebuah pabrikan ini sangat bagus," lanjut Espagaro.
Terkait dengan potensi dirinya bisa menang di Qatar jika tidak terlalu keras memacu motor, Espargaro mengaku terlalu bersemangat. Dia bahkan merasa tidak peduli dengan apa yang akan terjadi di akhir balapan, karena ingin menjadikan balapan itu sebagai pembuktian bahwa Honda telah kembali dan dirinya pun layak menjadi pebalap tim pabrikan itu.
"Ya, saya kehabisan ban. Balapan itu tidak sesuai rencana, strateginya bukan yang itu, sangat berkebalikan, seperti kami berharap hitam tetapi ternyata putih," ungkap Espargaro.
Semula dia berharap akan ada kelompok besar pebalap dan berencana tetap di belakang hingga menjelang akhir balapan untuk menjaga ban tetap dingin dan menjaga konsumsi bahan bakar.”Namun, kemudian saya berada dalam balapan yang berbeda, lalu memimpin, saya cepatdan membakar bahan bakar, menghabiskan ban, tetapi saya bisa menahan para pebalap lain tetap di belakang saya untuk waktu yang lama," lanjut Espargaro.
"Saya merasa nyaman, saya cepat, dan merasa tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kemudian. Saya ingin memimpin sampai ada sesuatu yang meledak, ingin menunjukan bahwa saya cepat dan bisa berada di sana. Saya bisa menunjukan, saya punya talenta dan layak menjadi pebalap tim pabrikan Honda. Jadi hari ini lebih tentang itu, tentang menikmati balapan dan menunjukan pada dunia bahwa Honda telah kembali, begitu juga saya," pungkas pebalap berusia 30 tahun itu.