Para pebalap MotoGP menilai musim 2022 akan menghadirkan persaingan juara paling ketat karena semua motor dalam level setara. Para pebalap pun perlu memeras kemampuan terbaik mereka untuk meraih takhta MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LOSAIL, KAMIS – MotoGP musim 2022 akan bergulir Jumat (4/3/2022) ini di Sirkuit Losail, Qatar, diawali dengan sesi latihan bebas pertama pada pukul 17.40 WIB. Sesi itu akan membuka persaingan juara musim ini yang dinilai para pebalap akan menjadi yang paling ketat karena tim-tim satelit pun menggunakan motor spesifikasi pabrikan. Selain itu, pengembangan motor menyejajarkan performa motor, sehingga hasil akan ditentukan oleh detail-detail kecil dalam setelan motor serta adaptasi gaya membalap.
Sinyal bakal terjadinya persaingan ketat musim ini muncul dalam tes pramusim di mana selisih waktu tercepat para pebalap sangat rapat. Dalam tes hari terakhir di Sirkuit Mandalika, 13 Februari lalu, ada 19 pebalap dalam rentang selisih waktu satu detik. Di antara mereka ada para pebalap tim independen, seperti Luca Marini, Takaaki Nakagami, Andrea Dovizioso, Alex Marquez, dan dua pebalap rookie, Marco Bezzecchi serta Fabio Di Giannantonio. Selain kedua rookie itu serta Enea Bastianini, para pebalap lainnya memacu motor 2022 spesifikasi pabrikan.
Juara dunia bertahan, Fabio Quartararo, menilai, hidupnya akan jauh lebih sulit pada musim ini karena persaingan yang sangat ketat menuntut pebalap tidak melakukan kesalahan sekecil apapun. Namun, pebalap tim Monster Energy Yamaha itu menilai, balapan akan jauh lebih menyenangkan bagi pebalap maupun penggemar MotoGP.
"Itu akan membuat hidup saya lebih sulit. Tetapi, sebagai tontonan dan bagi semua orang, ini akan menyenangkan dengan tidak ada (lagi) perbedaan yang besar. Saya ingat mungkin 10 tahun lalu kita hanya memiliki beberapa pebalap (yang bersaing juara) dan yang lain melengkapi. Akan tetapi, sekarang, pada dasarnya semuanya sangat ketat dan level para pebalap sangat tinggi," ungkap Quartararo dalam konferensi pers, Kamis (3/3/2022) malam.
Quartararo berharap bisa mendapatkan perbaikan kecepatan puncak YZR-M1 musim ini, tetapi pengembangan yang dilakukan oleh Yamaha kurang memuaskan. Itulah mengapa dia perlu memacu M1 dalam limit secara terus menerus untuk bisa kompetitif. Akhir pekan ini, dia akan menguji apakah kompromi gaya membalap serta setelan motor, termasuk elektronik, bisa mengantarnya ke podium tertinggi.
Tahun gila
Sedangkan pebalap tim pabrikan KTM, Brad Binder, menilai, musim ini akan membuat balapan mirip dengan kelas Moto3 di mana ada banyak pebalap di rombongan terdepan. "Ini akan menjadi tahun yang gila. Catatan waktu lebih ketat dari sebelumnya dan semuanya super kompetitif. Saya menduga pada Minggu akan sedikit mirip dengan gaya balapan Moto3. Akan sangat menyenangkan untuk disaksikan. Jadi, kita lihat saja akan jadi seperti apa ini," ungkap pebalap asal Afrika Selatan itu.
Musim ini juga dinilai akan lebih ketat oleh runner-up musim lalu, Francesco "Pecco" Bagnaia. Pebalap tim pabrikan Ducati itu bahkan dikabarkan kembali menggunakan mesin 2021 yang dipasang di motor 2022 karena mesin GP22 terlalu agresif. Kompromi yang dipilih oleh Pecco serta Ducati itu diharapkan membuat dia bisa sekompetitif musim lalu.
Seperti disampaikan Fabio, ini akan membuat hidup kami sedikit lebih sulit. Tetapi, kami di sini untuk itu (persaingan). Lebih baik seperti ini karena kami akan lebih menikmatinya. (Joan Mir)
Pecco memang kurang menonjol dalam tes pramusim di Sepang dan Malaysia karena waktu lap-nya tidak berada dalam tiga besar. Akan tetapi, dia memiliki pace yang cukup kompetitif. Namun, pace yang kompetitif memerlukan posisi start bagus, hal yang hanya bisa diraih jika time attack untuk mencetak waktu tercepat satu putaran bisa kompetitif.
"Sekarang, Anda harus melakukannya (time attack). Saya merasakan yang terjadi beberapa tahun lalu. " ungkap Bagnaia.
Setali tiga uang, pebalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, pun menilai, dirinya perlu bekerja lebih keras musim ini untuk bisa bersaing meraih podium. Setelah juara pada 2020, Mir mengalami musim yang mengecewakan pada 2021. Meskipun finis di posisi ketiga klasemen akhir pebalap pada musim lalu, Mir tidak pernah memenangi balapan.
Dia berharap musim ini bisa jauh lebih baik karena GSX-RR meningkat dalam kecepatan puncak. Suzuki pun kini memiliki manajer baru yang sangat berpengalaman, Livio Suppo. "Seperti disampaikan Fabio, ini akan membuat hidup kami sedikit lebih sulit. Tetapi, kami di sini untuk itu. Lebih baik seperti ini karena kami akan lebih menikmati dari dalam dan para penggemar dari luar," ungkap pebalap asal Spanyol itu.
Target Marquez
Sedangkan bagi Marc Marquez, tes pramusim memang sering menunjukan hasil yang sangat ketat. Tetapi, itu masih gambaran awal yang perlu dikonfirmasi melalui balapan. Pebalap tim Repsol Honda itu yakin, dalam beberapa balapan awal, akan mulai terlihat siapa saja yang konsisten dalam persaingan papan atas.
"Seperti yang Anda katakan, di dalam tes memang sangat ketat. Tetapi, ini bukanlah tahun pertama di mana dalam tes (catatan waktu) sangat ketat. Kita lihat saja dalam empat atau lima balapan pertama. Kita akan memahami siapa saja para pebalap unggulan. Apa pun itu, akan menyenangkan dengan motor-motor yang setara, level di antara para pebalap setara. Itu membuat semuanya menjadi lebih menarik ," ungkap juara enam kali MotoGP itu.
Marquez kini dalam optimisme tinggi karena kondisi fisiknya sudah bisa untuk memacu motor dalam potensi terbaiknya. Selain itu, dia juga sudah menemukan kunci awal mengendalikan Honda RC213V yang memiliki karakter baru.
"Saat ini sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu dan itu penting. Setelah tes di Mandalika, saya merasa lebih baik dengan kondisi fisik saya. Kita lijat seperti apa saat mengawali balapan pertama di 2022. Saya ingin bertarung dengan semua pebalap untuk meriah gelar juara," ujar pebalap Spanyol berusia 28 tahun itu.
Terkait dengan motor baru, Marquez merasa kini sudah bisa menemukan kunci pengendalian. "Mereka (HRC) melakukan langkah besar pada motor. Jujur, saya seperti berganti merek motor karena motor ini sepenuhnya berbeda," ujar dia.
"Sejak saya bersama Honda, selalu ada perbaikan. Akan tetapi, karakter motor selalu mirip. Sekarang, perubahannya besar. Di Malaysia, saya sedikit kesulitan. Di Mandalika, saya sudah membawa motor ke dalam gaya berkendara saya dan saya pun merasakan langkah maju," ungkap Marquez kemudian.