Marc Marquez masih memiliki satu pertanyaan, apakah dirinya mampu kembali bersaing di papan atas MotoGP musim ini. Juara dunia enam kali MotoGP itu, berusaha menemukan jawaban dalam tes pramusim di Sepang dan Mandalika.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, RABU – Marc Marquez telah melalui dua musim yang sangat berat menyusul cedera tulang lengan atas (humerus) kanan disusul dengan diplopia atau penglihatan ganda. Retak tulang humerus pada seri pembuka MotoGP 2020 telah menjauhkan Marquez dari balapan selama sembilan bulan.
Dia baru kembali balapan pada seri ketiga musim 2021, memenangi tiga seri, tetapi kembali absen pada dua seri terakhir karena diplopia yang dideritanya pada 2011 kambuh. Kini, Marquez telah pulih, kondisi fisiknya pun bugar, tetapi apakah dia bisa kompetitif, masih menjadi tanda tanya.
Marquez akan mencari jawaban dalam tes pramusim di Sepang, Malaysia, 5-6 Februari dan Mandalika, Indonesia, 11-13 Februari. Dua tes ini sangat krusial untuk mengonfirmasi, apakah dirinya bisa kembali bersaing dalam perburuan gelar juara MotoGP, serta memastikan motor baru RC213V tidak memiliki masalah pengendalian seperti motor 2020 dan 2021.
Momentum ini telah sangat lama dinantikan oleh Marquez, karena musim lalu dia tidak bisa menjalani tes pramusim. Dia pun menjadikan beberapa balapan awal musim lalu sebagai tes pramusim. Hasilnya memang tidak maksimal, tetapi Marquez bisa mengendalikan RC213V jauh lebih baik dibandingkan dengan tiga pebalap Honda lainnya, Pol Espargaro, Takaaki Nakagami, dan Alex Marquez.
Dia menemukan celah pengendalian RC213V berkat pengetahuannya yang sangat dalam tentang motor Honda itu, jauh melampaui pemahaman pebalap lain. Masalah pengendalian itu, yang disebabkan oleh bagian front end, menjadi fokus pekerjaan Honda selain pengembangan mesin. Jika masalah itu berhasil diselesaikan, Marquez bisa lebih mudah mencari limit pengendalian motor barunya.
Berbagai pertanyaan itu akan terjawab seiring tes pramusim yang dijalani Marquez. Dia mengungkapkan itu dalam blog di laman boxrepsol. Marquez mengawali dengan melihat kembali kondisi cederanya, yang membuat dia ragu apakah karier balapnya bisa berlanjut.
"Hai semua! Sudah beberapa bulan sejak terakhir saya mengirim sesuatu, dan kemudian banyak hal terjadi sejak itu. Jika saya harus memilih satu kata untuk mendefinisikan musim dingin, saya tidak tahu yang mana untuk dipilih. Kenyataannya adalah, keadaan naik dan turun, kadang kacau, tetapi mungkin itu bisa dirangkum sebagai musim dingin lain yang sulit. Kadang saya tidak tahu kapan bisa berkompetisi lagi, atau apakah saya akan bisa melakukan itu, karena saya mengalami diplopia lagi," tulis Marquez, Rabu (2/2/2022).
Marquez menlanjutkan, dr Sanchez Dalmau, yang telah membantunya menjalani operasi pada 2012 setelah didiagnosis menderita diplopia, setahun sebelumnya, memintanya untuk menjalani perawatan konservatif yang memerlukan waktu dan kesabaran. “Dan saya melakukan itu. Terimakasih atas saran dia, proses pemulihan telah sukses dan saya bisa mengembalikan penglihatan saya," lanjut Marquez.
Enam kali juara dunia MotoGP itu mengucapkan terima kasih pada para dokter dan fisioterapis yang merawatnya, serta kepada tim Honda dan keluarga yang membantunya dalam melewati masa-masa sulit. Dia menilai, bantuan itu telah membawanya kembali ke kondisi puncak menjelang uji coba pramusim.
"Pada musim dingin ini, saya melakukan perjalanan empat hari ke Granada bersama beberapa teman, keputusan mendadak yang membantu saya terputus dari segala hal. Kami bangun suatu hari dan berpikir 'ayo berangkat'. Saya mulai sedikit frustasi di rumah, tetapi teman-teman saya tahu apa yang harus dilakukan," ujar pebalap berusia 28 tahun itu.
Tak maksimal
Selama menjalani proses pemulihan diplopia, Marquez tidak bisa berlatih dengan maksimal, khususnya mengendarai motor. Dia pun merasa jenuh dengan rutinitas harian yang didominasi latihan kebugaran dan fisioterapi, khususnya rasa sakit pada bahu sebagai dampak lanjutan cedera lengan atasnya.
Dalam pekan-pekan itu saya berlatih motokros, mengendarai CBR600, gokar. Pada awalnya terasa nyeri, tetapi saya telah merasa lebih baik
"Saya tidak bisa berlatih dengan semestinya dalam beberapa bulan terakhir tersebut, tetapi ketika Dr Sanchez memberi saya lampu hijau untuk kembali mengendarai motor, yaitu pada pertengahan Januari, saya mulai sedikit menaikan latihan saya, karena saya perlu mengejar kekurangan jam berkendara yang saya rindukan. Dalam pekan-pekan itu saya berlatih motokros, mengendarai CBR600, gokar. Pada awalnya terasa nyeri, tetapi saya telah merasa lebih baik," ujar juara dunia delapan kali di semua kelas itu.
Marquez kini telah dalam kondisi prima untuk menjalani tes pramusim. Kondisi penglihatan ganda telah pulih dan tidak mengalami masalah saat tes dalam kecepatan tinggi, serta fisiknya bugar. Cedera humerus pun telah pulih, dan otot tangan kanannya sudah kuat untuk mengendalikan motor bertenaga besar. Kondisi fisik dan penglihatan yang sudah pulih itu menjadi modal penting untuk menjalani tes pramusim dan mengetahui sejauh mana dia bisa kompetitif.
"Tes di Sepang akan membantu saya memahami dengan lebih baik bagaimana saya secara fisik dan membandingkan bagaimana lengan saya membaik sejak tahun lalu. Hal itu juga akan berguna untuk melihat pekerjaan yang telah dilakukan HRC dengan motor baru, dan melihat di mana kami berada," ujar pebalap tim Repsol Honda itu.
"Saya juga menantikan cuaca panas Malaysia karena saya benci dingin, jadi saya tidak sabar untuk berangkat. Saya sangat menantikan untuk kembali ke atas motor MotoGP saya, memikirkan momen itu saja saya merinding," jelas pebalap yang akan genap berusia 29 tahun pada 17 Februari mendatang itu.
"Untungnya tidak lama lagi untuk mengawali itu dan mulai bersenang-senang. Doa terbaik dan terimakasih atas dukungan anda!" pungkas Marquez.