Tim Pertamina berhasil menyatukan gelar juara putaran pertama PLN Mobile Proliga 2022. Tim putra Pertamina Pertamax menyusul sukses tim putri Pertamina Fastron menjadi juara, usai menekuk Bhayangkara Samator, 3-2.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Setelah tim putri Jakarta Pertamina Fastron memastikan diri sebagai juara putaran pertama pada seri ketiga PLN Mobile Proliga 2022 pekan lalu, giliran tim putra Jakarta Pertamina Pertamax mencatat prestasi serupa. Tim Pertamina mengawinkan gelar paruh musim itu usai Pertamina Pertamax menaklukkan Surabaya Bhayangkara Samator 3-2 (25-19, 19-25, 25-15, 21-25, 15-9) pada laga seri keempat Proliga di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Sabtu (29/1/2022).
”Tidak ada tekanan dari manajemen agar kami bisa mengikuti jejak tim putri yang menjadi juara putaran pertama. Hanya saja, keberhasilan tim putri menjadi motivasi kami untuk keluar sebagai yang terbaik. Dengan begitu, kami hanya perlu minimal dua kemenangan lagi untuk mengunci tiket ke babak empat besar. Setelah itu, saya bisa merotasi pemain agar semuanya siap bertanding di final four,” ujar pelatih Pertamina Pertamax Pascal Wilmar.
Laga ini menjadi pertemuan dua tim terbaik Proliga musim ini. Pertamina Pertamax berstatus pemimpin klasemen dengan 9 poin dari empat laga, sedangkan juara bertahan Bhayangkara Samator berada di urutan kedua dengan poin dan jumlah laga yang sama. Laga penuh gengsi pun tersaji.
Kedua tim menurunkan semua pemain terbaiknya sejak awal. Bhayangkara Samator juga bisa kembali diperkuat salah satu outside hitter terbaik nasional saat ini, Rendy Febriant Tamamilang yang sempat absen.
Dengan materi sama-sama mumpuni, laga pun dipenuhi dengan atraksi servis lompat kencang mematikan, smes-smes membunuh, dan blok-blok rapat.
Namun, Pertamina Pertamax punya mental yang jauh lebih baik pada poin-poin kritis. Selain berupaya menjaga puncak klasemen, mereka juga bersemangat untuk bangkit setelah kalah mengejutkan 0-3 dari tim debutan Kudus Sukun Badak pada seri ketiga, Jumat (21/1/2022).
”Dengan kekalahan kemarin, kami bersemangat lagi untuk menang di pertandingan ini,” kata setter sekaligus kapten Pertamina Pertamax Jasen Natanael Kilanta.
Tetap waspada
Kemenangan itu membuat putra Pertamina Pertamax kokoh di urutan pertama dengan 11 poin dari lima laga, sedangkan Bhayangkara Samator di peringkat kedua dengan 10 poin. Tim debutan Bogor Lavani menyusul di tempat ketiga dengan 8 poin dari lima laga.
Di atas kertas, Pertamina Pertamax berpeluang terbesar lolos ke final four. Namun, Pascal mengatakan, timnya tidak boleh lengah. Mereka harus waspada karena persaingan sulit ditebak pada putaran kedua yang dimulai pada 11 Februari.
Apalagi, timnya dinilai belum optimal dalam blok. Selama ini, mereka mengandalkan flying block yang kerap bobol atau terpental keluar jika lawan bermain cepat dan memiliki spiker dengan smes keras. Hal itu terlihat ketika mereka kalah 0-3 dari Sukun Badak, dan menang tipis 3-2 atas Bhayangkara Samator.
Tidak ada tekanan dari manajemen agar kami bisa mengikuti jejak tim putri yang menjadi juara putaran pertama. Hanya saja, keberhasilan tim putri menjadi motivasi kami untuk keluar sebagai yang terbaik.
Pascal pun mencoba untuk mengubah teknik blok statis dalam beberapa hari terakhir, tetapi belum berjalan dengan sempurna. ”Yang jelas, kami bukan tim yang sempurna. Masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi, terutama dari blok. Selebihnya, teknik pemain sudah bagus. Saya tinggal menjaga mereka untuk bisa bermain senyaman mungkin agar kemampuan terbaik mereka muncul,” kata Pascal.
Jasen menambahkan, dirinya bersyukur tim Pertamina sempat kalah telak 0-3 dari Sukun Badak. Hasil itu menyadarkan mereka, bahwa mereka belum memenangi apa pun dan perjalanan menuju tangga juara masih panjang.
”Intinya, kami harus tetap membumi. Dari seri ke seri, permainan tim lain terus meningkat dan punya motivasi untuk mengalahkan kami. Agar bisa mempertahankan posisi, kami juga harus menjaga dan meningkatkan motivasi di laga-laga berikutnya, khususnya dalam situasi krusial yang bisa menyebabkan mental turun,” ungkap Jasen.
Belum berakhir
Sementara itu, asisten pelatih Bhayangkara Samator Affan Priyo Wicaksono menegaskan, kompetisi belum berakhir. Walaupun Pertamina Pertamax keluar sebagai juara putaran pertama, mereka belum merebut trofi apa pun.
”Di setiap musim, semua pesaing pasti ingin mengalahkan Bhayangkara Samator. Kalau menang atas kami, seolah mereka telah juara. Padahal, juara itu ada di akhir kompetisi dan kami akan berbenah untuk menjadi juara musim ini,” tuturnya. Semasa masih bermain, Affan adalah salah satu middle blocker andalan Samator, tim tersukses di Proliga dengan koleksi tujuh gelar juara dan lima kali runner-up.
Affan mengutarakan, timnya akan mempersiapkan diri lebih baik untuk menyambut putaran kedua. Mereka ingin melakukan evaluasi besar-besaran pada pemain lokal maupun asing.
”Evaluasi yang dimaksud bukan berarti ada pergantian pemain, tetapi lebih kepada permainan pemain yang ada sekarang, khususnya dalam pengembalian bola pertama, blok, dan variasi serangan,” pungkasnya.
Pada laga sebelumnya, Palembang Bank Sumsel Babel mengalahkan Bogor Lavani, 3-2, (19-25, 18-25, 25-17, 25-19, 15-10), dalam laga yang berlangsung selama dua jam 20 menit.