Timnas sepak bola putri Indonesia menunjukkan semangat juang meski belum pulih sepenuhnya dari keterpurukan seusai kalah telak dari Australia. Mereka menggagalkan ambisi Thailand mencetak banyak gol.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MUMBAI, KOMPAS — Timnas sepak bola putri Indonesia menunjukkan semangat juang kala meladeni timnas Thailand dalam babak penyisihan Grup B Piala Asia Putri 2022, Senin (24/1/2022) malam WIB. Skuad ”Garuda Pertiwi” mampu menepis beban dan tekanan atas hasil buruk menghadapi Australia di laga sebelumnya. Timnas Thailand pun gagal menjadikan Indonesia sebagai lumbung gol.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion DY Patil, Mumbai, India, timnas putri Indonesia takluk 0-4 dari Thailand. Menghadapi tim berperingkat 38 dunia sekaligus kontestan Piala Dunia Putri 2019, Garuda Pertiwi mencoba bangkit dari sisa-sisa keterpurukan seusai dihancurkan Australia, 0-18, di pertandingan pembuka Grup B.
Dampak kekalahan itu tidak mudah dilupakan Helsya Maeisyaroh dan rekan-rekannya. Selain terluka karena dibantai Australia, para pemain timnas putri Indonesia juga mendapat serangan dari masyarakat Indonesia atas penampilan kurang maksimal tersebut. Hujatan dan cacian mereka terima sebagai akibat dari kekalahan besar sepanjang sejarah timnas putri tersebut.
Bangkit dari kekalahan telak dan cacian bukan hal yang mudah bagi skuad besutan Pelatih Rudy Eka Priyambada. Namun, mereka berupaya tampil dengan semangat juang tinggi kala meladeni Thailand. Segala beban coba disingkirkan pemain timnas putri demi menampilkan yang terbaik bagi Indonesia.
Berbekal semangat juang, Garuda Pertiwi mampu bertahan dari gempuran Thailand sejak awal hingga pertengahan babak pertama. Rudy menggunakan formasi 4-4-2 dengan Ade Mustikiana Oktaviani dan Vivi Oktavia Riski dipasang sebagai palang pintu. Di lini depan, Marsela Yuliana Awi berduet dengan Baiq Amiatun Shalihah untuk meneror gawang Thailand.
Akan tetapi, kualitas antara kedua tim yang terlampau jauh menjadi pembeda. Indonesia menghadapi Thailand yang bermain agresif sejak babak pertama.
Sepanjang laga, pemain timnas putri Thailand mengepung lini pertahanan timnas Indonesia. Kiper timnas putri Indonesia, Fani Supriyanto, harus jatuh bangun dan berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Para pemain timnas putri Indonesia hanya mampu sesekali keluar dari tekanan. Namun, serangan yang mereka bangun dengan sangat mudah terbaca dan kemudian dipatahkan pemain Thailand.
Kesalahan-kesalahan mendasar, seperti operan yang tidak akurat, masih dilakukan pemain Garuda Pertiwi. Hal itu memudahkan pemain Thailand merebut bola dan kemudian balik membangun serangan.
Kualitas kontrol bola juga belum begitu meningkat seusai kekalahan dari Australia. Akibatnya, pemain Thailand bisa dengan leluasa menekan pemain Indonesia dan merebut bola secara mudah.
Menahan serangan
Walau mampu menahan serangan Thailand hingga pertengahan babak pertama, gawang Indonesia pada akhirnya bobol melalui trigol Kanyanat Chetthabutr yang dicetak di menit ke-27, menit ke-36, dan menit ke-71. Irravadee Makris menggenapi keunggulan Thailand menjadi 4-0 berkat sepakan jarak jauhnya di menit ke-76.
Rudy mengakui keunggulan Thailand. Menurut Rudy, Thailand memiliki keunggulan dari segi teknik, mental, dan stamina. Walau tersingkir, Rudy berharap pengalaman tampil di Piala Asia Putri setelah 33 tahun absen menjadi pelajaran berharga bagi timnya.
Pelajaran berharga itu akan berguna bagi timnas putri Indonesia untuk menyongsong turnamen selanjutnya. Garuda Pertiwi direncanakan untuk mengikuti ajang SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam, pada Mei 2022.
Saya mengapresiasi usaha mereka. Masalahnya adalah mental dan kami lemah di kontrol bola. Kami tidak punya banyak kesempatan untuk menjajal laga internasional sebelum ini sehingga pemain menjadi gugup. Kami harus membangun timnas putri yang tangguh dalam jangka panjang.
”Saya mengapresiasi usaha mereka. Masalahnya adalah mental dan kami lemah di kontrol bola. Kami tidak punya banyak kesempatan untuk menjajal laga internasional sebelum ini sehingga pemain menjadi gugup. Kami harus membangun timnas putri yang tangguh dalam jangka panjang,” kata Rudy dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan.
Laga melawan Indonesia amat penting bagi timnas putri Thailand yang mengincar kemenangan besar. Itu karena di laga sebelumnya, ”Chaba Kaew”, julukan Thailand, secara mengejutkan takluk 0-1 dari Filipina.
Setelah menghadapi Indonesia, Thailand akan ditantang favorit juara Australia di laga pamungkas Grup B. Oleh sebab itu hanya dengan menjadikan Indonesia lumbung gol, Thailand berkesempatan mendapatkan momentum melaju ke babak delapan besar.
”Tidak ada waktu untuk menyesali hasil melawan Filipina. Kami harus memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas melawan Indonesia. Kami harus melakukan segalanya untuk menang besar,” kata pelatih timnas putri Thailand Miyo Okamoto.
Piala Asia Putri 2022 diikuti 12 negara yang dibagi ke dalam tiga grup. Tim yang menempati dua peringkat teratas di masing-masing grup serta dua peringkat tiga terbaik berhak melaju ke babak selanjutnya.
Kemenangan 4-0 terasa kurang banyak bagi Thailand yang berambisi mencetak banyak gol. Sepanjang laga, Thailand membukukan 12 peluang emas, tetapi hanya empat tembakan yang menjadi gol.
Kegagalan Thailand mencetak banyak gol salah satunya karena penampilan kiper Indonesia, Fani Supriyanto, yang melakukan sejumlah penyelamatan gemilang.
Ia sempat beberapa kali mendapatkan perawatan karena terkena banyak tembakan serta terbentur pemain lawan. Fani kemudian tidak kuasa membendung rasa sakit akibat cedera. Ia kemudian digantikan Riska Aprilia.
Sementara itu, pada pertandingan lainnya di Grup B, timnas putri Australia kembali menunjukkan dominasinya dengan menaklukkan Filipina, 4-0. Gol Australia dicetak Samantha Kerr, Emily van Egmond, Mary Fowler, dan gol bunuh diri Dominique Jaylin Randle. Berkat kemenangan tersebut, Australia mengukuhkan posisinya di puncak Grup B.
Dari dua laga, Australia sudah mengumpulkan enam poin. Tim berjuluk ”Matildas” itu sejauh ini telah mencetak 22 gol dan belum kebobolan satu gol pun.
Indonesia terpuruk di dasar klasemen Grup B dengan poin 0. Thailand menghuni peringkat kedua dan Filipina peringkat ketiga klasemen Grup B dengan masing-masing mengantongi 3 poin.