Momentum Membangkitkan Pembinaan Sepak Bola Putri
Di tengah kondisi yang belum setara, timnas putri memberikan kebanggaan dengan tampil di Piala Asia 2022. Momen itu seharusnya menjadi kesempatan PSSI menunjukkan keseriusan pembinaan sepak bola putri.
Penyerang timnas putri Indonesia, Zahra Muzdalifah (tengah) berusaha melewati pemain Akademi Persib Putri dalam uji coba di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Timnas putri Indonesia akan menghadapi tiga tim lawan yang lebih kuat di Grup B, yakni Australia, Thailand, dan FIlipina, di Piala Asia India 2022.
Setelah menanti selama 33 tahun, tim nasional putri Indonesia akan kembali tampil di ajang terakbar sepak bola di Benua Asia, Piala Asia edisi India 2022. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI begitu pula pencinta timnas menyambut antusias keikutsertaan”Garuda Pertiwi” di turnamen empat tahunan itu.
Akan tetapi, kita semua sepatutnya tidak pantas menuntut prestasi kepada Zahra Muzdalifah dan kawan-kawan di Piala Asia 2022. Sebab, sepak bola putri masih termarginalkan di negeri ini.
Seandainya tidak ada pandemi Covid-19, Indonesia rasanya sulit bisa mengakhiri penantian lebih dari tiga dekade untuk tampil di Piala Asia Putri. Dalam pembagian grup babak kualifikasi, Indonesia masuk ke dalam Grup C bersama Korea Utara, Irak, dan Singapura.
Baca Juga:Indonesia Pelajari Kekuatan Lawan
Dalam kondisi normal, hanya juara masing-masing grup yang mendapat tiket ke putaran final. Indonesia memang memiliki peringkat FIFA yang lebih baik dari Singapura dan Irak, tetapi Garuda Pertiwi sulit mengimbangi Korea Utara yang memegang predikat tiga kali juara Piala Asia serta empat kali tampil di Piala Dunia Putri.
Pandemi membuat Korea Utara dan Irak mundur dari persaingan sehingga Indonesia hanya menjalani dua laga menghadapi Singapura untuk memperebutkan satu tiket sebagai wakil Grup C. Indonesia menumbangkan Singapura dengan skor identik 1-0 pada dua laga yang berlangsung di Dushanbe, ibu kota Tajikstan, akhir September 2021.
Setelah memastikan tempat di India 2022, rintangan lebih besar akan dihadapi oleh Garuda Pertiwi. Tim yang diasuh Pelatih Rudy Eka Priyambada itu bergabung di Grup B bersama Australia, Thailand, dan Filipina.
Dua tim yang paling awal disebutkan itu sudah menyejajarkan diri dalam persaingan sepak bola putri dunia. Keduanya menjadi wakil Asia dalam dua edisi Piala Dunia Putri terakhir, yakni edisi 2015 dan 2019.
Australia tengah berada dalam generasi terbaik dalam satu dekade terakhir. Rutin tampil di Piala Dunia, lalu menembus semifinal Olimpiade untuk pertama kali di Tokyo 2020, serta selalu menembus partai puncak di tiga edisi Piala Asia terakhir menjadi bukti kedigdayaan tim”Matildas”.
Tidak hanya prestasi tim, Australia juga memiliki salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, yakni Samantha Kerr. Penyerang yang membela tim Liga Inggris, Chelsea, itu masuk dalam daftar tiga besar pemain terbaik putri FIFA 2021.
Berkat capaian itu, Kerr menjadi pemain Australia sekaligus zona Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pertama yang masuk dalam daftar pemain elite itu. Ia akan bersaing dengan duo Barcelona dan timnas Spanyol, Jennifer Hermoso dan Alexia Putellas, untuk memperebutkan predikat pemain terbaik dunia.
Dengan kualitas pemain kelas dunia yang dimiliki Australia, Rudy berharap timnya bisa menahan gempuran Matildas. Ia pun tidak memasang target muluk, seperti meraih poin, dari laga melawan Australia yang akan menjadi pertandingan pembuka Grup B, Jumat (21/1/2022) pukul 17.00 WIB, di Mumbai Football Arena, India.
”Australia adalah lawan tertangguh, tetapi kami tidak boleh terlalu terlena dengan Australia. Kami memiliki dua laga melawan Thailand dan Filipina yang menjadi peluang untuk meraih poin,” ujar Rudy dalam sesi latihan terbuka terakhir timnas putri, Kamis (13/1/2022), di Stadion Madya Senayan, Jakarta.
Pelatih tim nasional putri Indonesia Rudy Eka Priyambada (kedua dari kiri) memipin pemusatan latihan timnas putri di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Jumat (7/1/2022). Timnas putri disiapkan untuk bertarung di Piala Asia Putri 2022 di India, 20 Januari hingga 6 Februari 2022. Indonesia bergabung di Grup B bersama Australia, Thailand, dan Filipina.
Setelah menghadapi Australia, Indonesia akan berhadapan dengan Thailand, Senin (24/1/2022) pukul 19.00 WIB, lalu menutup fase grup dengan melawan Filipina, Kamis (27/1/2022) pukul 21.00 WIB.
Ratu Asia Tenggara
Sementara itu, Thailand adalah ratu sepak bola Asia Tenggara. Empat trofi Piala AFF Putri dan lima emas di ajang SEA Games menjadi legitimasi predikat itu. Tim berjuluk”Chaba Kaew” itu selalu tampil dalam delapan pergelaran Piala Asia Putri terakhir sejak edisi Filipina 1999.
Pemain timnas putri Indonesia pemanasan saat akan uji coba dengan Akademi Persib Putri di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Timnas putri Indonesia akan menghadapi tiga tim lawan yang lebih kuat di Grup B Piala Asia India 2022, yakni Australia, Thailand, dan FIlipina,
Performa Thailand di Asia kian membaik setiap edisi. Setelah selalu gagal lolos dari fase grup pada enam edisi Piala Asia, Pitsamai Sornsai dan kawan-kawan mampu menembus babak gugur di dua edisi terakhir. Capaian itu membuat mereka mendapat tiket ke putaran final Piala Dunia.
Alhasil, dari tiga calon lawan di Piala Asia 2022, Filipina bisa dikatakan sebagai pesaing yang berada di level yang sejajar dengan Garuda Pertiwi. Dalam duel terakhir di Piala AFF 2018, Indonesia bisa menahan imbang Filipina 3-3.
Baca Juga:Timnas Putri Babak Belur di Palembang
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, dirinya berharap timnas putri bisa memberikan hasil yang maksimal. Ia ingin menyaksikan Garuda Pertiwi lolos dari babak penyisihan.
”Tidak ada yang tidak mungkin meski Australia dan Thailand adalah tim kuat. Saya berharap tim Indonesia bisa maju ke babak selanjutnya,” kata Iriawan.
Ketua PSSI Mochamad Iriawan memberikan pengarahan setelah uji coba timnas putri Indonesia dengan Akademi Persib Putri di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Timnas putri Indonesia berada di Grup B bersama Thailand, Filipina, dan Australia dalam pergelaran Piala Asia Putri 2022 yang akan diadakan di India.
Tak hanya pernyataan optimistis ke kalangan media, Iriawan juga memberikan motivasi kepada skuad Garuda Pertiwi agar tidak kalah sebelum bertanding menghadapi pesaing di fase grup Piala Asia.
”Jangan takut dengan mereka (tiga lawan di Grup B). Kalian makan makanan yang sama. Jadi, apa pun hasilnya, yang penting kalian menampilkan perjuangan terbaik. Kalau perlu, istilahnya mati di lapangan hijau,” ujarnya di hadapan skuad timnas putri, pekan lalu.
Tidak ada kompetisi
Harapan yang dilambungkan Iriawan itu sejatinya tidak sesuai dengan realita pembinaan sepak bola putri di Tanah Air. Indonesia belum memiliki kompetisi sepak bola putri yang konsisten dan berkesinambungan diselenggarakan setiap tahun.
Para pemain tim nasional putri Indonesia berlatih operan pendek pada pemusatan latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Jumat (7/1/2022). Timnas putri disiapkan untuk bertarung di Piala Asia Putri 2022 di India, 20 Januari hingga 6 Februari 2022. Indonesia bergabung di Grup B bersama Australia, Thailand, dan Filipina.
Musim perdana Liga 1 Putri pada 2019 tidak dilanjutkan dalam dua tahun terakhir akibat pandemi. Bahkan, pada 2021, ketika tiga kasta kompetisi sepak bola putra dan kompetisi yunior telah dijalankan, Liga 1 Putri tetap tidak berjalan. Itu menunjukkan federasi belum menganggap kompetisi putri memiliki kepentingan yang setara dengan kompetisi putra.
Satu-satunya ajang pesepak bola putri berkompetisi hadir di ajang PON Papua 2021. Itu adalah momen perdana sepak bola putri diselenggarakan di PON.
Baca Juga:Tonggak Bersejarah ”Garuda Pertiwi”
Kondisi itu membuat tidak ada klub profesional putri yang aktif melakukan pembinaan secara berkala. Pembentukan tim hanya terjadi jelang kompetisi.
Di tahun ini sejumlah klub, seperti Arema FC dan Persib Bandung, mulai mengumpulkan kembali pemain putri seiring rencana dilangsungkannya Piala Pertiwi 2022, Februari mendatang. Turnamen itu akan menjadi ajang pemanasan sebelum Liga 1 Putri 2022 dimulai pada Agustus 2022.
Ketiadaan kompetisi membuat hanya empat pemain dari 23 pemain Indonesia di Piala Asia Putri 2022 yang terdaftar memiliki klub. Mereka adalah Sabrina Mutiara (Arema FC), Octavianti Dwi Nurmalita (Persiba Balikpapan), Riska Aprilia (PS Sleman), dan Shalika Aurelia (Roma Calcio Femminile).
Kondisi itu tentu kontras dengan tiga kontestan lain di Grup B. Mayoritas pemain Australia berkarier di Eropa. Begitu pula skuad Thailand dan Filipina yang berisi kombinasi pemain yang tampil di liga domestik dan luar negeri.
”Saya telah berdiskusi dengan tim kepelatihan dan PT Liga Indonesia Baru untuk menghidupkan kembali Liga 1 Putri di tahun ini,” kata Iriawan terkait komitmen PSSI untuk pembinaan sepak putri.
Baca Juga:Indonesia Percaya Diri Bisa Bersaing di Piala Asia Putri
Penyerang Indonesia, Zahra Muzdalifah, mengakui, lawan-lawan di Piala Asia memiliki kualitas dan pengalaman lebih baik dari Indonesia karena rutin mengikuti kompetisi. Oleh karena itu, ia berharap dua kompetisi putri yang direncanakan pada tahun ini bisa benar-benar terlaksana.
”Seiring kondisi pandemi yang semakin bisa dikendalikan, saya rasa tidak ada alasan lagi untuk tidak menyelenggarakan kompetisi. Saya berharap liga bisa kembali berjalan di tahun ini seperti di negara lain,” ujar Zahra yang telah mencetak tiga gol dari 19 kali membela Garuda Pertiwi.
Meski berharap liga bisa bergulir, Zahra mengungkapkan, telah berencana untuk berkarier di luar negeri di tahun ini.”Setelah Piala Asia saya akan mengikuti jejak Shalika ke Eropa,” ucapnya.
Adapun Shalika menjadi pemain putri Indonesia pertama yang dikontrak tim Eropa. Ia akan tampil bersama Roma Calcio Femminile di putaran kedua Serie B Italia musim 2021-2022.
Kurang maksimal
Jelang Piala Asia Putri, persiapan timnas sejatinya juga kurang maksimal. Meskipun melakukan pemusatan latihan lebih dari satu bulan yang bertujuan untuk melakukan seleksi dan penguatan taktik, hal itu tentu tidak ideal untuk menghadapi lawan berkualitas dunia di Piala Asia.
Selama melakukan pemusatan latihan di Jakarta, skuad Garuda Pertiwi hanya melakukan uji tanding melawan tim lokal, salah satunya tim Akademi Persib. Lawan uji coba itu tentu tidak sebanding untuk menguji kekuatan tim jelang bersaing di level Asia.
Penyerang timnas putri Indonesia, Carlo Bio Pattinasarany bersiap melepaskan tendangan dalam uji coba melawan Akademi Persib Putri di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Timnas putri Indonesia berada di Grup B bersama Thailand, Filipina, dan Australia dalam pergelaran Piala Asia Putri 2022 yang akan diadakan di India.
Sebagai gambaran, Australia, yang menargetkan menjadi juara di Piala Asia 2022, sempat menjalani uji coba menghadapi Brasil dan Amerika Serikat pada agenda pekan laga internasional, Oktober-November lalu. Selain itu, Matildas melakukan pemusatan latihan selama sepekan di Dubai, Uni Emirat Arab, sebelum bertolak ke India, awal pekan ini.
Di sisi lain, timnas putra Indonesia mendapat kesempatan menjalani pemusatan latihan selama tiga pekan di Turki sebelum berjuang di Piala AFF Singapura 2020. Padahal, tim Garuda hanya menghadapi tim di level Asia Tenggara.
Kalian makan makanan yang sama. Jadi, apa pun hasilnya, yang penting kalian menampilkan perjuangan terbaik. Kalau perlu, istilahnya mati di lapangan hijau. (Mochamad Iriawan)
Fakta itu menunjukkan perhatian terhadap sepak bola putri belum setara dengan sepak bola putra. Namun, ajang Piala Asia 2022 bisa menjadi momentum untuk menggiatkan kembali pembinaan sepak bola putri.
Jadi, jangan terburu-buru menuntut Garuda Pertiwi meraih hasil positif di India 2022. Biarkan mereka menjadi bagian dari sejarah karena membantu untuk melecut kebangkitan sepak bola putri di Tanah Air…. (M IKHSAN MAHAR)