Euforia klub-klub baru di IBL masih sebatas berada di luar lapangan. Para tim debutan itu belum tampil maksimal karena masih membangun keharmonisan antarpemain pada musim 2022 ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran empat klub baru di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Tokopedia 2022 sempat membawa euforia besar sebelum musim baru mulai. Namun, euforia ini berubah menjadi antiklimaks saat musim ini berlangsung. Mayoritas klub pendatang baru itu belum mampu berbicara banyak di seri 1 Jakarta.
Belenggu para klub debutan ini tecermin dalam laga Rans PIK Basketball versus Bumi Borneo Basketball Pontianak di Hall Basket Senayan, Jumat (21/1/2022) sore WIB. Mereka sama-sama mengincar hasil positif setelah tiga kali kalah beruntun.
Rans akhirnya mencicipi kemenangan pertama di IBL 2022 lewat laga dramatis hingga bel berbunyi. Mereka menang 70-65 atas Bumi Borneo meskipun tampil ceroboh dengan membuat 29 kali turnover. Unggul 17 poin di akhir kuarter ketiga, Rans nyaris saja membuang kemenangan di depan mata akibat kesalahan sendiri secara beruntun di akhir laga.
Rans menutup seri pembuka dengan raihan 5 poin (1 menang 3 kalah). Hasil ini jauh dari ekspektasi dan euforia yang datang sebelum musim ini dimulai. Klub milik selebritas Raffi Ahmad ini diperkirakan bisa mengusik persaingan tim lama. Mereka punya skuad cukup lengkap dengan mendatangkan pemain veteran, seperti Valentino Wuwungan dan Nuke Tri Saputra.
Nyatanya, tim asuhan pelatih Koko Heru ini menjadi sasaran empuk klub-klub veteran. Seperti pada laga sebelumnya, mereka takluk dengan skor dua kali lipat lebih rendah dari sang juara bertahan, Satria Muda Pertamina Jakarta, 32-64. Adapun mereka selalu kalah dalam tiga laga menghadapi klub lama.
”Tentunya kami masih terus bertumbuh dari gim pertama sampai sekarang. Memang tidak mudah karena pemain kami datang dari beberapa tim besar. Jadi harus menggabungkan chemistry. Belum juga ada pemain asing. Pastinya tidak mudah,” ucap forward Rans, David Nuban, yang baru dua bulan pindah dari Satya Wacana Salatiga.
”Turnover” terbanyak
Belum harmonisnya David dan rekan-rekan terlihat jelas dalam laga tadi. Jumlah turnover yang diciptakan mereka merupakan yang terbanyak dalam satu pertandingan IBL musim ini. Pemain asing mereka, Hal Shane Heyward, bahkan membuat 10 kali turnover seorang diri. Mereka seperti bertarung bukan sebagai satu kesatuan. Ketika ditekan, para pemain Rans yang membawa bola kebingungan karena tidak mengetahui posisi rekan-rekannya.
Asisten pelatih Rans, Parna Abrizalt Hasiolan, menilai para pemain masih belum sempurna menjalankan sistem yang sudah dilatih. Selain belum menyatu sebagai tim, para pemain cadangan juga kurang cepat beradaptasi saat masuk lapangan. ”Jadi, ketika si A menggantikan si B, ia tidak bisa langsung bersaing, seperti yang kami harapkan. Tidak langsung beradaptasi. Ini akan menjadi evaluasi,” ucapnya.
Di sisi lain, Bumi Borneo melanjutkan rentetan hasil tanpa kemenangan. Tim yang mayoritas diisi pemain muda ini kalah empat kali beruntun. Selain dari Rans, mereka juga takluk dari tim veteran yang punya persentase kemenangan di atas 50 persen, yaitu Prawira Bandung, Pelita Jaya Bakrie Jakarta, dan NSH Mountain Gold Timika.
Inkonsistensi penampilan pemain asing menjadi salah satu masalah terbesar Bumi Borneo. Sebagai tim dengan kualitas pemain lokal di bawah rata-rata klub lain, mereka sangat mengandalkan pemain asing. Namun, Austin Mofunanya dan Randy Bell belum mampu tampil konsisten bersamaan dalam satu laga.
Satu-satunya tim debutan yang bisa meraih rekor kemenangan di atas 50 persen hanyalah Hawks (2 menang-1 kalah). Tim asuhan Pelatih Efri Meldi ini menjadi cahaya di tengah redupnya para pendatang baru.
Seperti saat melawan Rans, Mofunanya, yang diturunkan sebagai pemain mula, baru panas pada kuarter terakhir. Dia hanya menyumbang 12 poin dan 6 rebound dengan akurasi lemparan sangat rendah, yaitu 23 persen (4-17). Bell, yang masuk dari bangku cadangan, justru lebih konsisten lewat sumbangan 23 poin dan 5 rebound.
”Harapannya dua (pemain) impor kami bisa bermain dengan baik setiap laga. Tetapi, problem-nya, selalu ada satu yang baik, satunya tidak. Kami masih menunggu dua-duanya bisa siap,” ucap asisten pelatih Bumi Borneo, Rimbun Sidahuruk.
Adapun Bumi Borneo menargetkan dua kemenangan di Seri Jakarta. ”Target kami lepas semua. Kami akan evaluasi semua kekalahan ini. Semoga bisa berbenah di Seri Bandung. Apa pun masalahnya nanti, kami ingin mengambil kemenangan di sana,” ujar Rimbun.
Semua klub baru IBL, termasuk Tangerang Hawks dan Evos Thunder Bogor, punya rekor kurang baik melawan tim veteran. Total mereka hanya menang dua kali dari 10 pertandingan. Dua kemenangan itu dihasilkan Evos saat bertemu DNA Bima Perkasa Jogja, lalu Hawks saat berhadapan dengan Bali United.
Meskipun mengalahkan tim veteran, Evos baru meraih satu kemenangan dari tiga laga musim ini. Satu-satunya tim debutan yang bisa meraih rekor kemenangan di atas 50 persen hanyalah Hawks (2 menang-1 kalah). Tim asuhan pelatih Efri Meldi ini menjadi cahaya di tengah redupnya para pendatang baru.
Mental juara
Dari laga lain, juara bertahan Satria Muda sukses menggapai tren tiga kemenangan beruntun seusai menang atas Prawira Bandung, 68-66, PadaJumat malam. Arki Wisnu dan rekan-rekannya memperlihatkan mental juara dengan membalikkan keadaan setelah tertinggal 19 poin.
Arki, kapten Satria Muda, memimpin timnya lewat sumbangan 21 poin, 5 rebound, dan 6 asis. Dia memenangi pertarungan melawan dua guard lawan yang tampil impresif, Abraham Damar Grahita (14 poin, 6 rebound) dan Yudha Saputera (17 poin, 4 asis).
”Kamu dari dulu di Satria Muda diajarkan tidak boleh menyerah sebelum pertandingan selesai. Harus fight sampai detik terakhir. Saat tertinggal 19 poin, itulah yang kami lakukan. Terus fight. Kemenangan ini berkat kemauan anak-anak,” ucap Arki.
Lewat hasil ini, Satria Muda menutup seri Jakarta sebagai pemimpin klasemen Divisi Merah. Mereka memiliki 7 poin dari hasil tiga kali menang dan sekali kalah. Satu-satunya kekalahan sang juara bertahan dialami saat melawan Pelita Jaya pada laga pembuka.