Duel Persipura kontra Persela berakhir sama kuat. Hasil itu membuat kedua tim gagal memenuhi ambisi untuk keluar dari zona degradasi di pekan ke-18 Liga 1 Indonesia 2021-2022.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Persipura Jayapura, pemilik lima gelar juara Liga Indonesia, masih kesulitan untuk keluar dari zona degradasi BRI Liga 1 Indonesia musim 2021-2022. Kesempatan emas untuk keluar dari papan bawah, yaitu ketika menghadapi Persela Lamongan, Kamis (6/1/2022) sore WIB, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, gagal mereka manfaatkan dengan baik.
Tim “Mutiara Hitam” hanya bermain imbang 1-1 menghadapi Persela, sesama tim yang menduduki tiga posisi terbawah Liga 1. Hasil itu membuat posisi di papan bawah klasemen di pekan ini tidak ada pergerakan. Persipura tetap menduduki peringkat ke-17 dengan perolehan 14 poin, sedangkan Persela berada di posisi ke-16 berkat koleksi 15 poin.
Padahal, seandainya meraih poin penuh atas Persela, Persipura sejatinya bisa keluar dari zona degradasi untuk pertama kali di Liga 1 musim ini. Sebab, sejak pekan perdana, Mutiara Hitam selalu berada di posisi dua terbawah Liga 1. Itu menjadi perjalanan terburuk Persipura di era Liga 1 yang dimulai sejak 2017.
Pelatih Persipura Angel Alfredo Vera mengeluhkan kondisi lapangan Stadion Kapten I Wayan Dipta yang menyulitkan timnya mengeluarkan penampilan terbaik. Menurut dia, rumput lapangan di stadion terbesar di Pulau Bali itu terlalu tinggi.
“Kondisi rumput itu menyulitkan kami untuk memainkan bola-bola pendek yang telah kami siapkan. Selain itu, kami juga perlu untuk terus memperbaiki ketajaman karena pemain gagal memanfaatkan sejumlah peluang yang seharusnya berbuah gol,” kata Vera dalam konferensi pers virtual seusai laga itu.
Keluhan yang sama juga disampaikan penyerang Persipura, Ricky Cawor. Sang pemain yang menjadi penyelamat Mutiara Hitam pada laga itu juga menganggap rumput stadion menyulitkan dirinya bermain dengan biasanya, yaitu kecepatan tinggi.
“Rumput terlalu tinggi, jadi kami tidak bisa mengeluarkan kombinasi permainan bola pendek dan kecepatan yang menjadi keunggulan kami dari lawan,” ucap Cawor yang menjalani debut di Liga 1 bersama Persipura pada laga itu.
Ironi Stadion Wayan Dipta
Keluhan itu menjadi ironi bagi Kapten I Wayan Dipta yang dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Indonesia. Stadion berkapasitas sekitar 25.000 penonton itu telah lolos verifikasi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), bahkan disiapkan untuk menjadi salah satu stadion di ajang Piala Dunia U-20 2023.
Dalam laga pembuka pekan ke-18 itu, Persipura bermain lebih bertahan dibandingkan “Laskar Joko Tingkir”, julukan Persela. Persipura berusaha memanfaatkan kecepatan dua penyerang sayap, yaitu Gunansar Mandowen dan Yohanes Pahabol, untuk membuka pertahanan Persela melalui skema serangan balik.
Kami gagal mendapatkan tiga poin karena pemain kehilangan fokus dan konsentrasi di menit-menit akhir. (Jefri Sastra)
Hanya saja, skema permainan itu sama sekali tidak mampu memberikan ancaman bagi gawang Persela yang dikawal Dwi Kuswanto. Penyerang tengah Persipura, Yevhen Bokhashvili, kembali gagal memenuhi harapan untuk menyelesaikan peluang timnya. Pada babak pertama, skuad Mutiara Hitam gagal menghasilkan satu pun tembakan tepat sasaran
Kehadiran Cawor, yang masuk pada menit ke-56 untuk menggantikan Bokhashvili, menghadirkan angin segar bagi permainan Mutiara Hitam. Baru empat menit tampil, pemain jebolan tim PON Papua itu langsung mengkreasikan tembakan ke gawang Persela.
Walakin, Persipura justru kebobolan lebih dulu berkat skema serangan balik Persela pada menit ke-61. Penyerang baru Persela, Jose Wilkson, sukses memanfaatkan umpan panjang gelandang, Gian Zola, untuk membuka keran golnya bagi Laskar Joko Tingkir.
Tersengat oleh gol Persela, Persipura langsung mengurung pertahanan tim lawan dengan menciptakan dua peluang untuk menyamakan kedudukan. Tetapi, tidak tenangnya para pemain depan Persipura membuat gol penyama kedudukan urung datang.
Kerja keras Persipura baru membuahkan hasil ketika masa perpanjangan waktu babak kedua memasuki menit kelima. Cawor sukses menaklukkan Dwi melalui sepakan keras kaki kiri di dalam kotak penalti. Itu menjadi awal yang baik bagi dimulainya petualangan pemain kelahiran Merauke, Papua, itu di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia tersebut.
Sementara itu, Pelatih Persela Jefri Sastra kecewa timnya gagal menjaga keunggulan di menit akhir pertandingan. Hasil itu membuat Persela belum bisa meraih poin penuh dalam sembilan laga terakhir. Kemenangan terakhir didapatkan Persela ketika menumbangkan Persik Kediri 1-0, 25 Oktober lalu.
“Kami gagal mendapatkan tiga poin karena pemain kehilangan fokus dan konsentrasi di menit-menit akhir. Tetapi, saya yakin para pemain akan tampil lebih baik di laga selanjutnya demi (keluar) dari zona degradasi,” katanya.
Setelah tidak ada pemenang dalam duel sesama tim papan bawah, Persela akan melawan Persita Tangerang, Selasa (11/1/2022). Adapun Persipura akan berhadapan dengan Persija Jakarta pada hari yang sama.