Sumsel Ditunjuk sebagai Sentra Pembinaan Atlet Muda Wilayah Sumbagsel
Sumsel ditunjuk sebagai tempat pembinaan bibit dan talenta atlet kelompok usia dini dan remaja di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Hal ini disebabkan kontribusi Sumsel menghasilkan atlet nasional dan sarana yang lengkap.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Sumatera Selatan ditunjuk sebagai tempat pembinaan bibit dan talenta atlet kelompok usia dini dan remaja. Penunjukan ini disebabkan kontribusi Sumsel sebagai penghasil talenta atlet sejak puluhan tahun lalu dan adanya dukungan sarana olahraga yang memadai.
Hal ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali saat menyosialisasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional, Selasa (14/12/2021). Dia menyampaikan, setelah dilakukan pengkajian oleh para tim ahli, pihaknya memilih 10 provinsi yang dianggap mampu menghasilkan atlet-atlet potensial, salah satunya adalah Sumsel.
Ada dua alasan mengapa Sumsel dijadikan salah satu sentra penghasil atlet potensial. Pertama adalah dari rekam jejak sejak puluhan tahun lalu, di mana Sumsel kerap kali menghasilkan atlet potensial. Selain itu, Sumsel juga memiliki sarana olahraga yang cukup memadai dengan adanya Kompleks Olahraga bertaraf internasional Jakabaring, Palembang.
Zainudin mengatakan, Sumsel akan menjadi sentra penghasil atlet di wilayah Sumatera Bagian Selatan, seperti Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Jambi. Sementara untuk Sumatera Bagian Utara akan berada di Sumatera Utara. Dengan terpilihnya Sumsel sebagai salah satu sentra penghasil atlet potensial, juga akan dibangun fasilitas sport science (pengetahuan olahraga) dengan melibatkan Universitas Sriwijaya.
Karena kita tidak bisa juara di semua cabang, tetapi pilahlah beberapa cabang yang memang menjadi andalan.
Ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 untuk membenahi sistem pembinaan olahraga nasional mulai dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu adalah menciptakan kebugaran masyarakat, di tengah adalah sinergitas antarinstansi, dan akan bermuara pada prestasi.
Penetapan perpres ini bermula dari kegelisahan Presiden Joko Widodo yang menilai prestasi olahraga Indonesia yang tidak optimal, bahkan kalah dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dari Indonesia, baik dari sisi kesejahteraan maupun populasi. ”Tolak ukur keberhasilan dari pembenahan sistem ini adalah prestasi di kancah Olimpiade,” katanya. Pada 2045, Indonesia diharapkan bisa masuk di lima besar Olimpiade dan Paralimpiade.
Dalam proses pembinaan, dirinya akan berfokus pada 12 cabang olahraga yang mengedepankan akurasi dan teknik. Beberapa di antaranya bulu tangkis, panahan, atletik, sepeda, dayung, dan angkat besi.
Penentuan 12 cabang olahraga ini atas dasar jumlah medali yang disumbangkan dan juga perbandingan dengan negara lain. Namun, yang utama adalah menjaga kebugaran masyarakat agar dapat seleksi atlet bisa kompetitif. Tingkat kebugaran rata-rata masyarakat Indonesia sangatlah minim. Dari hasil pemeriksaan 2.000 siswa SMK di salah satu daerah di Jawa Tengah menunjukkan hanya lima orang yang tingkat kebugarannya di atas standar.
Hal ini terjadi dari kurangnya gaya hidup berolahraga. Misalnya dari jumlah langkah saja, di mana rata-rata langkah orang Indonesia hanya sekitar 3.500 per hari. Jauh dari standar kebugaran, yakni 7.000 langkah per hari.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berkomitmen akan menjadikan perpres ini sebagai pedoman untuk pengembangan olahraga di Sumsel. Aturan ini akan disebarluaskan ke semua daerah. Dari awal, dirinya memang sudah mengarahkan setiap daerah untuk fokus dalam melakukan pembinaan. ”Karena kita tidak bisa juara di semua cabang, tetapi pilahlah beberapa cabang yang memang menjadi andalan,” katanya.
Namun, langkah awal yang akan dilakukan adalah menggalakan kembali senam kesegaran jasmani dan menggeliatkan budaya berolahraga agar warga Sumsel dapat menghasilkan atlet potensial.
Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaf berharap agar Unsri dapat dilibatkan dalam program ini. Langkah awal adalah diciptakannya Fakultas Olahraga. Selama ini, olahraga hanya dijadikan program studi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan program ini dirinya berharap agar olahraga bisa menjadi fakultas di Unsri. ”Saya akan mengajukan usulan ini di akhir tahun 2021, harapannya tahun depan sudah bisa terealisasi,” ucapnya.