Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2021 melahirkan bakat baru menjanjikan. Potensi besar itu ada dalam diri perenang asal Cimahi, Kaisar, yang memecahkan dua rekornas kelompok umur.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Perenang belia asal klub Tirtamerta Cimahi, Kaisar Hansel Putra Franciscus (13), datang tanpa ekspektasi berlebih ke Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2021. Debutan yang datang dari Kabupaten Bandung Barat ke Jakarta bersama ayahnya itu hanya berharap bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.
Tak disangka, kemampuan terbaik Kaisar ternyata mengguncang Stadion Akuatik GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (12/12/2021). Tribune stadion yang dipenuhi atlet, pelatih, dan ofisial menyambutnya dengan tepuk tangan seusai lomba di nomor 50 meter gaya bebas putra kelompok umur (KU) 3.
Atlet berwajah polos ini mengeluarkan ”insting buasnya”" saat mulai memasuki kolam. Dengan lengan panjangnya, Kaisar yang tampil di lintasan lima melesat begitu cepat, meninggalkan para pesaing. Dia mencapai titik finis kurang dari 50 kali kayuhan tangan.
Berkat penampilan hebat itu, Kaisar meraih emas sekaligus memecahkan rekor nasional KU3 (12-13 tahun) dengan catatan waktu 25,08 detik. Dia meruntuhkan rekornas yang telah bertahan 11 tahun, 25,88 detik, diciptakan oleh Kenny Lisan Putra di Semarang pada 2010.
”Tidak menyangka sebenarnya. Saya mencoba berenang secepat mungkin. Saya, kan, datang jauh-jauh bersama bapak dan pelatih. Jadi biar ke Jakarta juga tidak sia-sia,” ucap atlet yang sekarang duduk di kelas II SMP tersebut.
Kaisar menjadi bintang paling bersinar di antara 583 perenang yang datang dari seluruh daerah di Indonesia Terbuka. Dia total menghasilkan 7 emas, 1 perak, dan 2 perunggu dalam penyelenggaraan ajang pada 9-12 Desember.
Tak hanya itu, atlet yang mengidolakan perenang Amerika Serikat, Caeleb Dressel, ini juga mendominasi daftar pemecahan rekornas. Dia memecahkan 2 dari 5 rekornas selama ajang tersebut. Sebelumnya, Kaisar memecahkan rekornas 100 meter gaya bebas KU3 pada hari pertama Indonesia Terbuka.
Munculnya Kaisar mendapat sorotan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI). Menurut Wakil Ketua Umum II PB PRSI Harlin E Rahardjo, bakat Kaisar belum pernah terpantau sebelumnya. Perenang belia ini muncul tiba-tiba, lalu langsung menciptakan kejutan.
Pengaruh obesitas
Potensi besar yang diperlihatkan Kaisar tidak jatuh dari langit. Kehebatannya di kolam renang berasal dari latihan keras yang menjenuhkan sehari-hari. Siswa SMPN 2 Cimahi ini harus berlatih di klub setiap pukul 04.00-06.30 sebelum berangkat ke sekolah. Setelah berlatih, dia melanjutkan rutinitas di sekolah.
Tidak hanya itu, mantan atlet finswimming ini juga berlatih tiga kali seminggu pada sore hari. Jadi sering kali waktu sekolahnya diapit oleh sesi latihan renang. ”Lumayan capek, tetapi saya senang menjalaninya,” ucapnya.
Kaisar melakukan segala usaha tersebut untuk bisa menjadi atlet nasional. Dia ingin membawa bendera Merah Putih berkibar di panggung internasional. Dia juga ingin mencapai titik prestasi tertinggi di Olimpiade layaknya sang idola, Dressel.
Selama ini kendalanya memang pembibitan dan regenerasi di lapis kedua dan ketiga. Itu akan kita mulai Januari nanti. Kami melihat ada beberapa potensi perenang, putra dan putri, untuk tim pelapis.
Perenang spesialis gaya bebas dan kupu-kupu ini belajar renang pada usia 8 tahun. Ketika itu, dia diajak berenang untuk mengurangi berat badannya yang mencapai 50 kilogram, cukup berat untuk anak seusianya.
”Awalnya memang buat menguruskan badan. Saya masih takut air pada awalnya, karena latihan di kolam 3 meter. Itu benar-benar pertama kali saya berenang. Sebelumnya tidak pernah karena bapak juga tidak bisa berenang,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, Kaisar mulai mencintai renang. Aktivitas olahraga rutin tersebut juga membawa berkah untuknya. Tidak hanya berat yang turun, tinggi tubuhnya juga melesat cepat. Tingginya mencapai 1,72 meter di usia 13 tahun. Di Stadion Akuatik, dia tampak menjulang daripada perenang seusianya.
Kaisar, dengan postur ideal, memberikan asa besar untuk regenerasi perenang nasional pada masa mendatang. Renang adalah olahraga terukur. Butuh proses pembinaan panjang untuk menghasilkan sosok perenang hebat. Dengan bakat yang sudah terlihat, PB PRSI sebenarnya tinggal melanjutkan pembinaan tersebut.
Para perenang muda bisa sedikit tersenyum. PB PRSI berencana membentuk pemusatan latihan nasional lapis kedua dan ketiga untuk membina atlet muda secara berjenjang. Adapun tingkatan usia yang direncanakan mulai dari U-16 sampai U-20.
”Selama ini kendalanya memang pembibitan dan regenerasi di lapis kedua dan ketiga. Itu akan kita mulai Januari nanti. Kami melihat ada beberapa potensi perenang, putra dan putri, untuk tim pelapis,” kata manajer tim nasional renang, Wisnu Wardhana.
Lewat gemercik regenerasi di Indonesia Terbuka, harapannya Indonesia bisa kembali menghadirkan perenang-perenang level Olimpiade. Tidak lagi mengandalkan tiket undangan atau wildcard yang biasanya hanya untuk penambal kompetisi.