Untuk pertama kali dalam dua dekade Barcelona gagal melaju ke fase gugur Liga Champions. Skuad Barca mengalihkan fokus untuk meraih trofi ”hiburan” di Liga Europa.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
MUENCHEN, KAMIS — Barcelona diprediksi akan mengalami masa-masa sulit di musim ini seiring tidak lagi diperkuat Lionel Messi. Gejala itu terlihat ketika ”Blaugrana” kesulitan bersaing di papan atas La Liga Spanyol. Masa kemunduran itu semakin dipertegas dengan kegagalan Barca melaju ke fase gugur Liga Champions.
Setelah terseok-seok di awal musim 2021-2022, Barca mengakhiri kerja sama dengan Ronald Koeman. Legenda hidup tim, Xavi Hernandez, diboyong kembali ke Stadion Camp Nou dari Qatar untuk mengisi kursi juru taktik. Akan tetapi, mantan pelatih Al Sadd itu masih terlalu hijau untuk membantu Barca keluar dari lubang jarum di kompetisi antarklub Eropa.
Xavi memiliki kesempatan untuk memimpin Barca di dua laga terakhir Grup E melawan Benfica dan Bayern Muenchen. Sayangnya, pelatih berusia 41 tahun itu gagal mempersembahkan hasil positif bagi Barca. Memphis Depay dan kawan-kawan ditahan imbang 0-0 oleh Benfica, kemudian dilibas 0-3 oleh Bayern Muenchen, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB, di Stadion Allianz Arena.
Dengan kekalahan dari Bayern, Barca mengakhiri petualangan di Grup E dengan menduduki peringkat ketiga. ”Blaugrana” hanya mengemas tujuh poin dari enam laga. Mereka tertinggal satu poin dari Benfica yang pada saat bersamaan menumbangkan Dinamo Kiev, 2-0, di Stadion da Luz.
Hasil itu membuat Xavi kecewa. Meski begitu, ia mengakui level permainan Barca di musim ini sudah tertinggal dari tim-tim raksasa Eropa lainnya, salah satunya Bayern.
”Kenyataan ini sangat mengecewakan saya karena kami sudah tidak memiliki kualitas yang seharusnya dimiliki tim sekelas Barcelona. Setelah pertandingan ini, saya katakan kepada pemain bahwa era baru harus segera dimulai dan kami harus bekerja sangat keras untuk mengejar tujuan lain di sisa musim ini,” kata Xavi dilansir Mundo Deportivo.
Kenyataan ini sangat mengecewakan saya karena kami sudah tidak memiliki kualitas yang seharusnya dimiliki tim sekelas Barcelona.
Terakhir kali Barca gagal melaju dari babak penyisihan Liga Champions terjadi pada musim 2000-2001. Setelah tersingkir dari Liga Champions, Barcelona akan bertarung di babak playoff babak 16 besar Liga Europa, awal Februari mendatang. Adapun Xavi masih menjadi pemain ketika Barca terakhir kali tampil di Liga Europa (Piala UEFA) di edisi 2003-2004.
Lebih lanjut, Xavi menegaskan, Barca harus menjadikan hasil buruk di musim ini sebagai pelajaran. Ia bertekad bahwa di musim depan ”Blaugrana” akan kembali tampil di Liga Champions.
Barca bisa memenuhi ambisi Xavi itu dengan dua acara. Pertama, menjuarai Liga Europa musim ini untuk menyegel tiket otomatis ke Liga Champions musim 2022-2023. Kedua, menembus empat besar La Liga.
Hanya saja Barca kesulitan bersaing di papan atas La Liga karena masih terpaku di posisi ketujuh. Mereka tertinggal enam poin dari Atletico Madrid yang berada di peringkat keempat atau batas akhir zona Liga Champions.
”Bermain di Liga Europa itu tidak boleh terjadi lagi. Kami harus berkompetisi di Liga Champions, bukan Liga Europa,” ujar Xavi.
Presiden Barcelona Joan Laporta berencana berbicara kepada skuad Barca pada sesi latihan, Kamis ini. Meskipun kecewa langkah Barca terhenti di fase grup Liga Champions, ia mengingatkan, seluruh pihak harus tetap tenang untuk bangkit di musim ini.
”Kami harus bersatu dan menyamakan tujuan di musim ini. Kami sedih, tetapi harus terus berusaha dan bekerja keras,” ucap Laporta yang menyaksikan langsung laga kontra Bayern di tribune naratama Stadion Allianz.
Tak berdaya
Dalam pertandingan melawan Bayern, skuad Barca gagal keluar dari tekanan tim tuan rumah. Di bawah guyuran hujan salju, Barca tidak berdaya meredam serangan tim tuan rumah.
Bayern mencatatkan tembakan tepat sasaran pertama di menit ke-32 melalui sundulan gelandang muda, Jamal Musiala, pada menit ke-32. Dua menit berselang, Thomas Mueller mencetak gol pertama Bayern ke gawang Barca yang dikawal Marc-Andre Ter Stegen.
Kemudian, pemain sayap, Leroy Sane, membantu Bayern menutup babak pertama dengan keunggulan dua gol. Tendangan keras Sane dari luar kotak penalti di menit 43 tidak bisa diantisipasi Ter Stegen.
Pesta gol Bayern ditutup oleh Musiala ketika laga telah berjalan 62 menit. Bayern mencatatkan kemenangan yang serupa, 3-0, dalam dua kali duel melawan Barca di Grup E.
Ronald Araujo, bek Barca, mengatakan, gol pertama Bayern melalui Mueller meruntuhkan moral timnya. Kegagalan Barca lolos ke fase gugur, katanya, disebabkan kehilangan poin di laga sebelumnya ketika bermain imbang dengan Benfica.
”Sekarang tujuan kami adalah memenangkan Liga Europa. Kami harus bekerja keras untuk bersaing di kompetisi itu,” kata Araujo.
Sementara itu, Pelatih Bayern Julian Nagelsmann senang dengan penampilan anak asuhannya. Ia mengatakan, Bayern membuat Barca gagal mengembangkan permainan.
”Kami bisa meredam dengan baik lawan yang memiliki nama besar. Seandainya kami bisa bermain lebih tenang dan kompak, saya yakin kami bisa mencetak lebih dari tiga gol,” ujar Nagelsmann kepada DAZN. (AFP)