Luka lama kekalahan telak dua musim lalu menyapa Barca jelang laga versus Muenchen. Barca, dalam era baru tanpa Messi, bertekad menghapus memori buruk itu di Camp Nou.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN — Skuad Barcelona tak akan pernah lupa tragedi pada perempat final Liga Champions 2019-2020, ketika diremukkan Bayern Muenchen dengan skor telak, 2-8. Baru semusim berselang, ”Blaugrana” kini harus berhadapan lagi dengan luka lama yang meninggalkan trauma itu.
Barca akan menjamu Muenchen di Stadion Camp Nou dalam laga pembuka Grup E Liga Champions, Rabu (15/9/2021) dini hari WIB. Tim tuan rumah tidak hanya kedatangan skuad asuhan pelatih Julian Nagelsmann, tetapi juga beban memori buruk pada dua musim lalu.
Saat itu Barca yang masih dipimpin Lionel Messi takluk dari Muenchen dengan selisih enam gol. Kekalahan memalukan itu berujung revolusi besar-besaran dalam tubuh ”Blaugrana”. Mereka mengusir pelatih dan banyak pemain veteran yang membuat tim masih dalam fase transisi hingga saat ini.
Kapten Barca Sergio Busquets tidak memungkiri kembalinya memori buruk tersebut menjelang laga. Namun, dia memastikan luka itu sudah tidak relevan karena kondisi saat ini jauh berbeda. Meskipun banyak pemain yang masih sama, termasuk dirinya, ”jiwa” kedua tim berubah karena punya pelatih baru.
Barca sekarang bersama Pelatih Ronald Koeman yang merupakan bagian dari revolusi tim pada musim lalu. Muenchen juga datang dengan Nagelsmann yang baru saja menggantikan Hansi Flick pada musim ini. Lebih lagi, ”Blaugrana” akan tampil di Liga Champions tanpa Messi untuk pertama kali sejak musim 2004-2005.
Kami siap untuk membuat perbedaan dengan kondisi kedua tim yang juga sudah berbeda saat ini.
”Mereka adalah klub yang komplet dan akan datang untuk memulai babak grup dengan kemenangan. Hasil 2-8 adalah sebuah fakta (masa lalu) meski sulit diterima. Tetapi, dalam sepak bola hasil baik dan buruk adalah hal biasa. Kami siap untuk membuat perbedaan, dengan kondisi kedua tim yang juga sudah berbeda saat ini,” ucap Busquest dalam konferensi pers.
Tanpa sosok Messi, Barca punya alasan lebih untuk melupakan tragedi pertemuan sebelumnya. Mereka datang dengan wajah baru. ”Sangat mengejutkan ketika Leo pergi. Keadaan itu berat bagi kami. Namun, kami sudah mengubah pola pikir, mulai terbiasa bermain tanpa Leo,” tambah gelandang asal Spanyol tersebut.
Nagelsmann mengatakan, semestinya semua tim akan lebih baik ketika ada Messi di dalamnya, termasuk juga Barca. Meski begitu, dia melihat potensi kejutan dari tim lawan. Barca akan lebih sulit dibaca karena tidak lagi memegang prinsip Messi-sentris.
”Mereka tidak punya gaya mengandalkan seorang pemain luar biasa lagi, tetapi sulit bagi saya mengatakan mereka lebih kuat atau lemah. Mereka punya banyak pemain muda, (Frenkie) de Jong dan Pedri, yang bisa mengambil peran itu dengan kebebasan lebih banyak. Semua itu akan terjawab besok,” ucap pelatih 34 tahun tersebut.
Salah satu yang paling dicermati Nagelsmann adalah sistem pertahanan Barca. Tanpa Messi, Koeman bisa memainkan gaya bertahan intens dengan seluruh pemain, kecuali kiper. Mereka selalu aktif menekan tinggi lawan dengan dimotori dua gelandang muda, Pedri (18) dan de Jong (24).
Barca juga punya dua pilihan formasi, 4-3-3 dan 3-5-2, yang sama-sama menampilkan pertahanan agresif. Formasi ini bisa berubah tergantung siapa lawannya. Dengan modal itu, mereka punya kans untuk mengimbangi ”gegenpressing” ala Muenchen yang punya keunggulan fisik.
Di sisi lain, laga terakhir kedua tim raksasa ini berlangsung di stadion kosong tanpa penonton. Barca punya keuntungan saat ini karena akan bermain di depan sekitar 40.000 pendukung. Laga dengan penonton ini sudah pasti akan menciptakan atmosfer yang jauh berbeda.
”Semua pemain, kami atau mereka, pasti akan bahagia dengan kehadiran pendukung. Laga ini akan sangat spesial karena dua tim ini punya sejarah hebat. Apalagi, kami akan bermain di stadion bersejarah dan kota indah mereka. Tentu tidak akan mudah. Saya hanya berharap pemain kami bisa menjalankan ide yang sudah direncanakan,” tutur Nagelsmann.
Nagelsmann datang ke Camp Nou dengan pendekatan gaya main agak berbeda dibandingkan Flick. Dia memang meneruskan formasi 4-2-3-1 ala Flick. Namun, ketika menyerang, formasi ini sering berubah menjadi 3-1-4-2.
Formasi tersebut memungkinkan Muenchen bermain sabar, membangun serangan dari bawah. Thomas Mueller dan Leon Goretzka yang diberikan kebebasan bergerak, punya peran sangat penting. Mereka menjadi perusak fokus pertahanan lawan lewat pergerakan dinamisnya.
Alhasil, Muenchen begitu bertaji dalam serangan. Mereka menghasilkan rata-rata 7 gol per laga dalam tiga pertandingan teranyar di seluruh kompetisi. Hujan gol itu tidak terlepas dari semakin matangnya performa striker andalan, Robert Lewandowski.
Tim tuan rumah sedikit diuntungkan dalam hal kebugaran pemain. Skuad Barca mendapatkan waktu istirahat lebih banyak berkat ditundanya laga versus Sevilla akibat keterlambatan pulang para pemain Benua Amerika Selatan dari jeda internasional, pada akhir pekan lalu.
Koeman sudah menyiapkan kejutan untuk tim tamu. Dia kemungkinan akan menurunkan penyerang baru yang dipinjam dari Sevilla, Luuk de Jong. Striker jangkung setinggi 1,88 meter ini bisa jadi jawaban ”Blaugrana” untuk kekosongan di posisi penyerang murni.
”Ketika ada umpan silang yang datang, Luuk adalah pemain yang lebih berbahaya dibandingkan Neymar. Dia menjadi pemain bertipe beda yang kami miliki. Saya pikir semua tim akan senang untuk punya satu pemain sepertinya,” ucap Koeman.
Meskipun hanya bernilai tiga poin, kemenangan dalam laga nanti akan sangat berarti untuk Barca. Mereka bisa menanggalkan luka pada masa lalu sekaligus menatap era baru yang lebih baik tanpa Messi. Semua itu akan dipertaruhkan di Camp Nou, Rabu dini hari. (AFP/REUTERS)