Persaingan juara Liga Inggris pada musim ini mulai mengerucut ke tiga tim ”raksasa”, yaitu Chelsea, Manchester City, dan Liverpool. Juaranya diprediksi adalah tim-tim yang mampu menembus lebih dari 90 poin.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
WATFORD, KAMIS — Mendekati berakhirnya putaran pertama Liga Inggris musim 2021-2022, tiga tim teratas, yaitu Chelsea, Manchester City, dan Liverpool, belum menemui kendali berarti dalam perburuan gelar juara. Ketiga tim itu kompak menang pada laga pekan ke-14, Kamis (2/12/2021) dini hari WIB, sehingga perolehan poin mereka kian menjauhi tim-tim lainnya.
Meskipun Liga Inggris masih panjang dengan menyisakan 24 pekan laga, ketiga tim raksasa itu nyaris mustahil keluar dari persaingan juara apabila mampu menjaga performa saat ini. Posisi puncak klasemen masih ditempati Chelsea dengan 33 poin. Adapun City dan Liverpool menguntit di posisi kedua dan ketiga dengan koleksi masing-masing 32 dan 31 poin.
Chelsea dan City mampu menang walaupun tampil di bawah performa terbaiknya, kemarin. Chelsea, misalnya, susah payah mengalahkan Watford, 2-1, di Stadion Vicarage Road.
”Kami beruntung bisa memenangi laga ini. Kami tampil dengan performa tidak biasa. Saya berharap kami tampil lebih baik pada laga selanjutnya,” ujar Manajer Chelsea Thomas Tuchel yang tidak puas dengan penampilan timnya, dilansir laman resmi Chelsea.
Ia menjelaskan, timnya tampil buruk ketika mengatasi bola pertama, kedua, dan tekanan dari Watford. ”Si Biru” pun lantas kecolongan gol dari tim tuan rumah menyusul blunder gelandang Ruben Loftus-Cheek. Gol Watford itu adalah kebobolan pertama Chelsea melalui skema permainan terbuka pada laga tandang di liga musim ini.
Selain itu, pada laga itu, Chelsea juga mencatatkan akurasi operan terendah dari 52 laga bersama Tuchel, yaitu hanya 71 persen. Angka itu jauh dari angka rata-rata akurasi operan mereka di liga musim ini, yaitu 86 persen. Pada laga itu, Chelsea tampil tanpa tiga gelandang terbaiknya, yakni Jorginho, N’Golo Kante, dan Mateo Kovacic.
Ketiga tim itu terlihat memainkan sepak bola memesona. Maka, saya menilai persaingan gelar juara musim ini akan ditentukan dengan koleksi lebih dari 90 poin.
Penampilan kurang sempurna juga diperlihatkan juara bertahan, Manchester City, ketika bertandang ke Villa Park, markas Aston Villa. Sempat mencetak dua gol di babak pertama lewat sumbangan gol duo Portugal, Ruben Dias dan Bernardo Silva, City gagal keluar dari tekanan Villa di babak kedua.
Villa lantas membalas gol lewat striker Ollie Watkins pada awal babak kedua. Namun, pertahanan City yang dipimpin Ruben Dias masih terlalu tangguh untuk kembali dibobol. Alhasil, City pun memberikan kekalahan pertama Villa di era manajer Steven Gerrard.
”Kami bereaksi dengan baik seusai kebobolan di awal babak kedua. Kami tahu laga di Villa Park bakal sulit. Tiga poin yang kami raih sangat penting,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola yang meraih kemenangan ke-150 di Liga Inggris.
Tidak ada pilihan
Disinggung terkait kans timnya untuk menjaga persaingan gelar juara, manajer asal Spanyol itu menjawab, ”Apakah kami punya alternatif lain selain menjadi kandidat juara? Tidak. Jadi, kami harus siap menghadapi tantangan itu”.
Ketika Chelsea dan City tampil kurang istimewa, calon juara lainnya, Liverpool, terus menjaga eksplosivitasnya. ”Si Merah” menggilas rival sekotanya, Everton, 4-1, kemarin. Laga itu menjadi kemenangan terbesar Liverpool di kandang Everton pada era Liga Primer yang dimulai pada musim 1992-1993.
Kemenangan terbesar Liverpool di Goodison Park sebelumnya terjadi pada November 1982. Saat itu, Liverpool asuhan Bob Paisley menang, 5-0. Penyerang legendaris mereka, Ian Rush, memborong empat gol. Adapun pada laga kemarin, dua gol Liverpool dicetak penyerang terbaiknya yang tengah berapi-api, Mohamed Salah.
Menurut Manajer Liverpool Juergen Klopp, kemenangan telak timnya pada derbi Merseyside, kemarin, adalah berkat kecermatan para pemain dalam memahami instruksinya. Klopp meminta para pemainnya terus menekan lawan dan membuat sebanyak mungkin gol.
Rasa ”serakah”
Pendekatan itu membuat Liverpool tampil sangat perkasa, akhir-akhir ini. Mereka mengemas 12 gol dari tiga laga terakhir di liga itu. Empat gol di antaranya dilesakkan ke gawang Arsenal pada November lalu.
”Saya meminta pemain mengeluarkan kemarahan atau rasa serakah ketika berusaha memenangi kembali bola dan melakukan tekanan saat lawan menguasai bola. Para pemain juga harus cerdik melakukan operan untuk membongkar formasi lawan,” kata Klopp.
Ia berharap timnya mampu terus menjaga rasa ”serakah” itu dan mempertahankan bentuk permainan terbaiknya. Karakter itu pernah mengantarkan Si Merah meraih trofi Liga Inggris pada musim 2019-2020. Ketika itu, mereka tidak terkejar dengan koleksi 99 poin dan menjadi rekor baru Liverpool sepanjang penampilannya di Liga Inggris.
Kini, putaran pertama Liga Inggris 2021-2022 menyisakan lima pekan laga. Chelsea, City, dan Liverpool, tidak akan saling bertemu. Maka itu, mereka perlu tampil konsisten meraih hasil positif agar tidak tersandung dalam ”maraton” menuju trofi juara liga terbaik di dunia itu.
”Ketiga tim itu terlihat memainkan sepak bola memesona. Maka, saya menilai persaingan gelar juara musim ini akan ditentukan dengan koleksi lebih dari 90 poin. Agar juara, tidak ada toleransi untuk penampilan buruk,” kata Gerard Brand, analis Liga Inggris, di Sky Sports.
Pada musim 2018-2019, City menjadi juara dengan 98 poin, disusul Liverpool yang finis kedua dengan 97 poin. Itulah kali pertama sekaligus yang terakhir lebih dari satu tim meraih poin di atas 90. (REUTERS)