Liverpool berada di jalur tepat untuk meraih trofi juara Liga Inggris seperti dua musim lalu. Mereka tampil konsisten sejauh ini berkat ketajaman trisula penyerangnya dan kembali solidnya lini pertahanan.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
AFP/OLI SCARFF
Striker Liverpool, Diogo Jota (kiri), mencetak gol pembuka timnya ke gawang Southampton pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Sabtu (27/11/2021) malam. Liverpool menang telak, 4-0, pada laga tersebut.
LIVERPOOL, MINGGU — Liverpool menunjukkan diri sebagai salah satu kandidat kuat peraih gelar juara Liga Inggris pada musim ini. Konsistensi permainan positif, baik saat menyerang maupun bertahan, menjadi modal ”Si Merah” untuk mengulangi kegemilangan pada dua musim lalu.
Seusai gagal mempertahankan gelar juara liga itu pada musim lalu akibat tampil inkonsisten yang disebabkan badai cedera pemain bertahan, Liverpool mulai kembali tampil menakutkan saat ini. Dalam dua laga terakhir di liga, Liverpool menang dengan keunggulan telak, yaitu 4-0, atas Arsenal dan Southampton.
Dua kemenangan itu selalu diwarnai peran vital tiga penyerang utama Liverpool pada musim ini, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota. Pada laga kontra Arsenal, masing-masing dari mereka mencetak gol. Lalu, ketika melawan Southampton, Sabtu (27/11/2021), di Anfield, Jota menyumbang dua gol. Sementara Salah membuat satu asis.
Berkat penampilan produktif trisula penyerang itu, ”The Reds” menjadi tim paling produktif di Liga Inggris musim ini dengan koleksi 39 gol atau rata-rata 3 gol per laga. Belum ada tim-tim lainnya di era Liga Primer, yaitu sejak 1992, yang bisa menyamai torehan gol itu pada 13 laga awal.
AFP/OLI SCARFF
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah (kiri), menggiring bola saat menghadapi Southampton pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Sabtu (27/11/2021) malam. Liverpool menang telak, 4-0, pada laga tersebut.
Jumlah gol itu bahkan lebih banyak daripada dua musim lalu, yaitu ketika Liverpool terakhir kali menjuarai Liga Inggris. Ketika itu, mereka mencetak 30 gol di 13 laga awal.
Dari jumlah 39 gol, trisula Salah, Mane, dan Jota telah menyumbangkan 25 gol. Salah mencetak 11 gol, sementara Mane dan Jota masing-masing menciptakan tujuh gol. Ketiga pemain itu pun kini menempati barisan teratas pencetak gol terbanyak di Liga Inggris.
Musim ini, mereka menjelma menjadi mesin serangan mematikan bagi The Reds. Jumlah gol trisula itu bahkan melampaui koleksi gol 17 tim lainnya di Liga Inggris saat ini. Seluruh pemain West Ham United, tim peringkat keempat, misalnya, mengemas 23 gol. Adapun jumlah gol dua pesaing Liverpool, yakni Chelsea dan Manchester City, masing-masing adalah 30 dan 25 gol, hingga Minggu malam.
Liverpool kini sejajar dengan Chelsea dan Manchester City dalam upaya perebutan gelar juara.
Trisula Liverpool itu hampir selalu mengoyak jala gawang lawan di setiap laga. Hanya sekali mereka gagal membuat gol, yaitu ketika Liverpool dibekap West Ham United, 2-3, pada November lalu.
AFP/ANTHONY DEVLIN
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah (kiri), merayakan golnya ke gawang Porto pada laga babak penyisihan Grup B Liga Champions Eropa di Stadion Anfield, Inggris, 24 November 2021. Liverpool menang, 2-0, pada laga itu.
Tiga calon juara
Paul Merson, pengamat sepak bola Sky Sports, menilai, level permainan Liverpool jauh di atas mayoritas tim Liga Inggris lainnya pada musim ini. Menurut dia, Si Merah kini sejajar dengan Chelsea dan Manchester City dalam upaya perebutan gelar juara.
”Tanpa memainkan permainan terbaiknya, mereka (Liverpool) tetap bisa menang, 4-0 (saat melawan Southampton). Padahal, mayoritas tim lainnya harus menampilkan performa terbaiknya untuk bisa meraih tiga poin,” ujarnya.
Manajer Liverpool Juergen Klopp membenarkan, timnya sebetulnya belum berada pada level maksimal saat ini. Ia menyoroti kelemahan timnya yang masih terlalu mudah membiarkan lawan menyentuh kotak penalti, termasuk saat melawan Southampton.
”Saya puas dengan hasil akhir, tetapi kami bisa dan harus menampilkan permainan yang jauh lebih baik di laga selanjutnya,” tutur Klopp, dilansir laman resmi Liverpool.
AFP/OLI SCARFF
Manajer Liverpool Juergen Klopp melambaikan tangannya ke para penonton seusai menghadapi Southampton pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Sabtu (27/11/2021) malam. Liverpool menang telak, 4-0, pada laga tersebut.
Selain tampil tajam, resep utama Liverpool bisa kembali bersaing menuju tangga juara adalah membaiknya performa lini pertahanan mereka. Pada musim lalu, menyusul badai cedera barisan bek tengah, seperti Virgil van Dijk, gawang Liverpool rata-rata kemasukan 1,1 gol per laga.
Adapun hingga pekan ke-13 musim 2021-2022, gawang Liverpool hanya kebobolan rata-rata 0,84 gol per. The Reds pun hanya kebobolan di lima laga Liga Inggris musim ini.
Kiper Alisson Becker mempunyai peran krusial untuk memperbaiki performa pertahanan Liverpool pada musim ini. Ia telah mencatatkan tujuh laga tanpa kebobolan. Tidak kalah menariknya, Alisson menjadi kiper dengan catatan meninju bola terbanyak, yaitu 11 kali.
Pulihnya Van Dijk dari cedera panjang ikut berkontribusi pada membaiknya pertahanan Liverpool musim ini. Di saat yang sama, Klopp juga mulai memercayakan posisi penting di jantung pertahanan tim kepada Joel Matip dan Ibrahima Konate. Mereka bergantian jadi pendamping Van Dijk.
AFP/OLI SCARFF
Bek Liverpool, Virgil van Dijk, merayakan golnya ke gawang Southampton pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Sabtu (27/11/2021) malam. Liverpool menang telak, 4-0. Satu gol dicetak Van Dijk.
Klopp telah belajar dari kesalahannya pada musim lalu, yaitu berusaha menyiasati badai cedera di posisi bek tengah dengan menempatkan dua gelandang tengah, yakni Fabinho dan Jordan Henderson, di jantung pertahanan. Strategi itu membuat Liverpool kehilangan keseimbangannya. Hal itu lantas berimbas pada inkonsistensi penampilan mereka.
”Ketika kehilangan (pemain) bek tengah, itu seperti Anda mengalami patah kaki. Namun, saya melakukan kesalahan dengan menaruh gelandang di garis akhir pertahanan. Hal itu membuka ruang ketika bertahan, yaitu seperti melukai tulang belakang kita sendiri. Jika diibaratkan manusia, pada musim lalu, kami sudah tidak bisa berjalan,” kata Klopp. (BBC)