Adaptasi Baru ”Setan Merah”
Manchester United mulai mengadaptasi gaya bermain sesuai keinginan Ralf Rangnick. ”Setan Merah” lebih berani memberikan kesempatan kepada pemain muda dan tampil lebih agresif selepas ditinggal Ole Gunnar Solskjaer.
MANCHESTER, RABU — Ralf Rangnick, manajer interim Manchester United, memang belum akan menjalani debut memimpin anak asuhannya dari pinggir lapangan saat menjamu Arsenal, Jumat (3/12/2021) pukul 03.15 WIB, pada laga pekan ke-14 Liga Inggris di Stadion Old Trafford. Namun, hal itu tidak akan menghalangi juru taktik asal Jerman itu untuk memberikan warna baru bagi permainan skuad ”Setan Merah” yang ingin mengakhiri rentetan tiga laga tanpa kemenangan di kompetisi domestik.
Dalam satu dekade terakhir, Rangnick lebih dikenal sebagai sosok di balik keberhasilan klub RB Leipzig di Liga Jerman serta Red Bull Salzburg dengan menjabat sebagai direktur sepak bola. Ia mengantarkan RB Leipzig menjadi kekuatan baru di Jerman dan rutin lolos ke Liga Champions dalam tiga musim terakhir, kemudian menghadirkan era emas bagi Red Bull Salzburg yang mendominasi Liga Austria dengan raihan sembilan trofi dalam 10 musim terakhir.
Walaupun belum hadir di pusat latihan MU di Carrington, Rangnick sudah rutin mengamati permainan MU sejak akhir pekan lalu. Cara itu dilakukan manajer berusia 63 tahun itu untuk memberikan saran taktis kepada tim pelatih MU yang akan bekerja sama dengannya di sisa musim ini.
Oleh karena itu, ketika caretaker MU Michael Carrick tidak menurunkan Cristiano Ronaldo dari menit pertama pada laga melawan Chelsea, Minggu (28/11/2021), keputusan itu dianggap ada campur tangan Rangnick. Tanpa Ronaldo, Carrick menduetkan dua penyerang cepat, yaitu Jadon Sancho dan Marcus Rashford, tampil dalam daftar 11 pemain utama.
Kolaborasi keduanya sempat berbuah gol bagi Setan Merah pada menit ke-50. Meskipun laga itu berakhir imbang, duet Sancho dan Rashford menghadirkan harapan baru bagi lini depan MU yang amat bergantung pada gol-gol Ronaldo. Dari tiga kompetisi di musim ini, Ronaldo menyumbangkan 10 gol dari 31 gol yang telah diceploskan skuad MU.
Carrick menegaskan, dirinya tidak dipengaruhi orang lain dalam menyusun pemain inti dan rencana permainan selama menjabat sebagai caretaker MU. Sebelum menyingkirkan Ronaldo dari daftar 11 pemain utama, Carrick sempat pula menepikan Bruno Fernandes, gelandang serang, dari susunan pemain inti kala MU membenamkan Villarreal, 2-0, di laga Liga Champions, 24 November lalu.
Baca juga : Warisan Baik Carrick untuk Rangnick
”Perubahan (daftar pemain utama) yang saya lakukan murni berdasarkan penilaian saya. Kami hanya menurunkan pemain yang sesuai dengan hasil analisis kami terkait permainan apa yang akan diterapkan, bagaimana cara melukai lawan, serta memperhatikan pula kebutuhan untuk penyegaran skuad,” ujar Carrick dilansir BBC.
Lebih lanjut, Carrick menyatakan, dirinya masih akan memiliki kewenangan penuh terhadap skuad MU di laga kontra Arsenal. Meskipun MU telah meresmikan penunjukan Rangnick sebagai manajer interim, Senin (29/11/2021), mantan Direktur Sepak Bola dan Pembinaan Lokomotiv Moskwa itu masih perlu merampungkan persyaratan administrasi terkait permohonan izin kerja di Inggris. Ia baru akan memimpin MU pada laga pekan ke-15 Liga Inggris kontra Crystal Palace, Minggu (5/12/2021) mendatang.
Carrick memang telah membantah campur tangan Rangnick. Namun, mengandalkan pemain muda, seperti Sancho dan Rashford, sebagai poros utama serangan dan sumber gol tidak berbeda dengan kegemaran Rangnick yang tidak segan memberikan kepercayaan kepada pemain di bawah usia 25 tahun.
Tiga tim yang ditangani Rangnick dalam durasi 15 tahun terakhir, yaitu Schalke 04, 1899 Hoffenheim, dan RB Leipzig, telah membuktikan kecenderungan Rangnick untuk mengandalkan ”senjata” muda. Di tiga klub itu, Rangnick memiliki kebijakan untuk tidak membeli pemain baru di atas usia 24 tahun. Alhasil, usia rata-rata skuad ketiga tim itu di era Rangnick tidak lebih dari 25 tahun.
Baca juga : Buah Manis Perjudian Carrick
”Skuad (MU) ini dipenuhi talenta serta memiliki keseimbangan antara pemain muda dan berpengalaman. Saya akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik dalam enam bulan ke depan untuk membantu pemain mengeluarkan potensi maksimal, baik secara individu maupun, yang terpenting, untuk tim,” kata Rangnick dilansir laman klub.
Saya akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik dalam enam bulan ke depan untuk membantu pemain mengeluarkan potensi maksimal, baik secara individu maupun, yang terpenting, untuk tim.
Lebih agresif
Selain berani memberikan istirahat kepada dua pemain penting di musim ini, Carrick juga telah menampilkan permainan MU yang jauh lebih agresif dibandingkan ketika masih ditangani Ole Gunnar Solskjaer. Sebagai perbandingan, MU di bawah asuhan Solskjaer hanya mencatatkan rata-rata 16,5 tekel per gim. Adapun pada dua laga bersama Carrick, Setan Merah melakukan rata-rata 24,5 tekel per laga.
Pada laga melawan Chelsea, misalnya, MU mencatatkan 29 kali tekel. Itu menjadi catatan tekel tertinggi yang dilakukan MU pada pertandingan di Liga Inggris edisi 2021-2022.
”Kami belum memiliki waktu banyak untuk mempelajari taktik agar tampil lebih agresif ketika bertahan. Meski begitu, para pemain telah menampilkan keinginan untuk konsisten menekan lawan dan menciptakan intersep yang krusial,” ucap Carrick.
Satu pemain yang tampil penting bagi penampilan agresif MU ialah Fred. Gelandang tim nasional Brasil itu menunjukkan etos kerja tinggi untuk selalu menekan lawan di lapangan tengah.
Baca juga : Carrick Ingin Hadirkan Perpisahan Manis
Tak heran, Fred selalu mencatatkan diri sebagai pemain yang paling banyak melakukan intersep dalam dua laga terakhir. Ia pun menjadi gelandang MU yang paling banyak menyentuh bola pada dua pertandingan MU di bawah kendali Carrick.
”Sebuah momen yang luar biasa saat saya dua kali merebut bola dari lawan yang mengawali dua gol kemenangan kami ke gawang Villarreal. Saya bertekad menjaga level permainan ini ketika melawan Arsenal karena hal itu menghadirkan sumbangan penting bagi tim,” tutur Fred seperti dikutip Manchester Evening News.
Adapun gaya permainan agresif itu menjadi ciri khas yang selalu ditampilkan tim asuhan Rangnick. Sebagai pelatih yang disebut sebagai mahaguru Gegenpressing, gaya bermain dengan agresivitas tinggi, Rangnick selalu menuntut skuadnya untuk bisa merebut bola dalam waktu 8 detik setelah lawan menguasai bola. Kemudian, Rangnick juga ingin anak asuhannya bisa mencetak gol hanya dalam 10 detik setelah merebut penguasaan bola.
Sementara itu, Manajer Arsenal Mikel Arteta sudah mengantisipasi pola permainan berbeda yang akan ditampilkan MU di Old Trafford. Ia yakin Setan Merah akan tampil lebih menyerang dibandingkan ketika tampil bertahan ketika melawan Chelsea.
Baca juga : Ralf Rangnick Merapat ke MU
”Tentu mereka (MU) akan menghadirkan rencana permainan yang berbeda karena melakukan laga tandang melawan Chelsea, Anda perlu bijak menentukan cara bermain. Oleh karena itu, dengan kualitas yang dimiliki skuad MU, saya berharap laga kami nanti akan menghadirkan atmosfer yang lebih hidup karena kedua tim ingin tampil menyerang,” kata Arteta kepada Sky Sports. (AFP)