Mental juara yang sangat kuat dari Kevin Sanjaya/Marcus Gideon membuat mereka mengalahkan rasa lelah dan mampu menjuarai Indonesia Terbuka 2021.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi bagian dari pebulu tangkis yang harus menjalani agenda sangat padat sejak pekan terakhir September. Mental juara mengalahkan rasa lelah hingga akhirnya mereka menjuarai turnamen SimInvest Bulu Tangkis Indonesia Terbuka BWF World Tour Super 1000.
Dalam final yang digelar di Bali International Convention Center, Minggu (28/11/2021), ganda putra nomor satu dunia itu mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, 21-14, 21-18. Ini menjadi pembalasan kekalahan dari pasangan Jepang tersebut setelah kalah pada final Daihatsu Indonesia Masters Super 750, pekan lalu, di tempat yang sama.
Gelar dari salah satu turnamen level tinggi pada struktur kejuaraan BWF ini menjadi gelar ketiga beruntun Kevin/Marcus dari Indonesia Terbuka setelah 2018 dan 2019. Pada 2020, kejuaraan bulu tangkis terbesar di Indonesia ini tak digelar karena pandemi Covid-19.
Sementara ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, kalah dari pasangan Jepang lainnya, Nami Matsuyama/Shiharu Chida (Jepang), 19-21, 19-21. Matsuyama/Chida pun menjadi salah satu wakil dengan gelar juara beruntun setelah Indonesia Masters selain tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (ganda campuran Thailand). Adapun gelar juara tunggal putra didapat Viktor Axelsen (Denmark).
Final Indonesia Terbuka menjadi pertandingan ke-28 bagi Kevin/Marcus sejak 26 September. Mereka menjadi bagian dari tim Indonesia pada kejuaraan beregu, Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber. Setelah itu, ganda berjulukan ”Minions” itu tampil dalam kejuaraan individu, yaitu Denmark Terbuka, Perancis Terbuka, dan Hylo Terbuka di Jerman. Total, Kevin/Marcus dan skuad Indonesia lainnya berada di Eropa selama delapan pekan sebelum bersaing di Bali.
Penampilan mereka belum begitu maksimal ketika tampil dalam Piala Sudirman, Piala Thomas, dan Denmark Terbuka setelah tersingkir di perempat final Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus 2021. Keduanya mulai bangkit di Perancis Terbuka, 26-31 Okober, hingga bisa menembus final, lalu mencapai tahap yang sama dalam tiga turnamen berikutnya. Gelar juara didapat dari Hylo dan Indonesia Terbuka.
”Kami memang sangat lelah, tetapi tetap mencoba bermain dengan kemampuan terbaik, apalagi kami bermain di negara sendiri,” komentar Marcus.
Kondisi tubuh yang tidak fit membuat irama permainan mereka menjadi lambat pada hampir sepanjang Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka. Padahal, Kevin/Marcus dikenal memiliki karakter permainan sangat cepat.
Sejak semifinal Indonesia Masters hingga lima pertandingan berikutnya, mereka selalu bermain tiga gim. Baru pada semifinal dan final Indonesia Terbuka ganda putra nomor satu dunia sejak September 2017 itu memperlihatkan kembali pola permainan cepat pada final Indonesia Terbuka.
Mental juara yang luar biasa dan selalu ngotot setiap kali bertanding itulah yang membawa mereka bisa bertahan.
Setiap kali ditanya kunci kemenangan dalam kondisi tubuh letih, keduanya selalu menjawab karena mereka menikmati pertandingan. Sementara, pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi menilai, Kevin/Marcus bisa bertahan karena mereka memiliki mental juara yang tangguh. Faktor tersebut mengalahkan kekurangan kondisi fisik yang tidak terlalu fit. Herry mengatakan, kondisi anak didiknya hanya sekitar 60 persen dari kondisi normal.
“Saya pernah bicara pada mereka, kalau terlalu letih, pertandingan dilepas saja karena masih ada kejuaraan besar yang harus diikuti, tetapi mereka tidak mau. Mereka selalu menjawab, ‘kami coba saja dulu’. Mental juara yang luar biasa dan selalu ngotot setiap kali bertanding itulah yang membawa mereka bisa bertahan,” kata Herry.
Jaga motivasi
Setelah ini, para juara Indonesia Terbuka akan tampil pada turnamen Final BWF World Tour di tempat yang sama, 1-5 Desember. Ini adalah turnamen yang diikuti delapan wakil terbaik dari turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) sepanjang 2021. Termasuk di antara delapan wakil tersebut adalah Greysia/Apriyani sebagai peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Ini sesuai peraturan BWF yang menentukan bahwa para juara Olimpiade berhak lolos langsung ke Final BWF.
Greysia/Apriyani pun memelihara motivasi mereka meskipun kalah di final Indonesia Terbuka. ”Kami akan bersiap kembali. Memulihkan fisik dan mental karena persaingan dalam Final BWF akan ketat sejak awal. Kami belajar dari penampilan di Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka, memperbaiki apa yang masih kurang,” kata Apriyani.
Selain ganda putri peringkat keenam dunia itu, pemain Indonesia lainnya yang lolos ke final BWF adalah Kevin/Marcus dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan pada ganda putra, serta Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di ganda campuran.