Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu kian dekat ke gelar juara Indonesia Terbuka. Mereka ingin mempersembahkan yang terbaik dari diri mereka untuk Indonesia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Greysia Polii/Apriyani Rahayu selangkah lagi meraih gelar juara dari turnamen yang mereka damba, SimInvest Indonesia Terbuka BWF World Tour Super 1000. Energi positif dibawa ke lapangan hingga berbuah kemenangan, lalu diberikan untuk tanah kelahiran mereka, Indonesia.
Kesempatan mendapat gelar juara Indonesia Terbuka untuk pertama kalinya tersebut didapat Greysia/Apriyani setelah mengalahkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand) pada semifinal yang berlangsung di Bali International Convention Center, Sabtu (27/11/2021). Mereka menang 21-18, 21-14.
Kemenangan yang didapat dalam waktu 58 menit itu lebih cepat dibandingkan dengan pertemuan terakhir mereka yang terjadi saat Indonesia berhadapan dengan Thailand pada perempat final kejuaraan Piala Uber, di Denmark, sebulan lalu. Indonesia kalah 2-3, tetapi Greysia/Apriyani menang 21-17, 17-21, 21-19, selama satu jam 32 menit.
Menjadi nomor yang paling sedikit menyumbangkan gelar bagi pemain tuan rumah sejak Indonesia Terbuka digelar pada 1982, yaitu 13 gelar, ganda putri memperoleh kesempatan menambahnya melalui peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu. Greysia bahkan mendapat kesempatan kedua setelah mencapai final 2015 bersama Nitya Krishinda Maheswari, tetapi enam tahun lalu, mereka dikalahkan Tang Jinhua/Tian Qing, 11-21, 10-21. Sementara untuk Apriyani, ini menjadi final pertamanya pada Indonesia Terbuka.
Greysia/Apriyani pernah menjadi juara di negeri sendiri, yaitu dari Indonesia Masters 2020. Maka, menambah gelar juara dari Indonesia Terbuka akan sangat berarti bagi mereka, apalagi ini akan menjadi Indonesia Terbuka terakhir Greysia.
Indonesia adalah rumah kami. Kami ingin membawa yang terbaik dari diri kami ke lapangan dan mempersembahkannya untuk negara. Dalam situasi sulit pada masa pandemi (Covid-19) ini, kami sebagai atlet juga mengalaminya, jadi kami ingin memberi energi positif untuk Indonesia.
”Indonesia adalah rumah kami. Kami ingin membawa yang terbaik dari diri kami ke lapangan dan mempersembahkannya untuk negara. Dalam situasi sulit pada masa pandemi (Covid-19) ini, kami sebagai atlet juga mengalaminya, jadi kami ingin memberi energi positif untuk Indonesia,” kata Greysia dalam wawancara dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Meski demikian, seperti beberapa kali dikatakannya, dia dan Apriyani tidak menjadikan juara Indonesia Terbuka sebagai keharusan. Pola pikir ini dibawa sebagai kontrol agar ganda putri peringkat keenam dunia itu tidak memiliki ekspektasi berlebihan.
”Faktor yang lebih penting adalah kesiapan, bagaimana bisa berkomunikasi dengan baik dan menjaga ikatan di antara kami. Kami juga harus menjaga rasa kompetitif. Itu lebih penting karena saya percaya kalau persiapan bagus dan kami kompak, otomatis itu bisa mengantarkan kami pada kemenangan. Saya bersyukur mendapat kesempatan ke final dan ingin mengambil kesempatan itu dengan baik,” tutur Greysia.
Dalam final, Minggu, mereka akan berhadapan dengan pasangan Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, yang ke final setelah mengalahkan Baek Ha-na/Lee Yu-rim (Korea Selatan), 21-19, 21-18. Pertemuan tersebut akan menjadi yang ketiga kali setelah Greysia/Apriyani mengalahkan Matsuyama/Shida pada babak kedua Selandia Baru Terbuka 2017 dan perempat final Indonesia Masters 2020. Ketika itu, mereka terhenti pada perempat final.
Selain Greysia/Apriyani, Indonesia juga memiliki Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dalam final pada Minggu. Untuk pertama kalinya dalam Indonesia Terbuka kali ini, ganda putra nomor satu dunia itu memenangi pertandingan dalam dua gim. Mereka menang atas Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) 21-16, 21-18.
Ini menjadi final keempat beruntun Kevin/Marcus dalam sebulan terakhir. Pekan lalu, mereka tampil di final Daihatsu Indonesia Masters Super 750, yang juga berlangsung di Bali, tetap kalah dari pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Ganda berjulukan ”Minions” itu juga tampil di final pada dua turnamen terakhir di Eropa, sepekan sebelum tampil di Bali, yaitu di Perancis dan Jerman. Mereka membawa gelar dari Jerman pada turnamen Hylo Terbuka Super 500.
Jonatan tersingkir
Keinginan Jonatan Christie untuk menjuarai turnamen BWF World Tour level tinggi belum juga tercapai. Tunggal putra peringkat kedelapan itu kalah dari Viktor Axelsen 19-21, 15-21 pada semifinal.
Jonatan menilai, dirinya tak bisa mempertahankan pola permainan yang telah ditetapkan sejak awal, yaitu membuat Axelsen banyak bergerak, lalu menanti terbukanya peluang mendapat poin. Itu sebenarnya bisa dipraktikkan pada gim pertama ketika Jonatan berusaha membuat perebutan setiap poin berjalan panjang, tetapi dia kesulitan mempertahankan taktik itu karena masih sering kehilangan poin dengan mudah. Jonatan pun mengatakan, itu akan menjadi salah satu bahan evaluasi dengan pelatih untuk Kejuaraan Dunia yang akan berlangsung di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
Dengan kekalahan tersebut, Jonatan pun belum bisa menambah gelar juara dari turnamen BWF World Tour, yang formatnya diperkenalkan pada 2018, selain Australia dan Selandia Baru Terbuka Super 300 pada 2019. Format ini terdiri atas turnamen Super 300, 500, 750, dan 1000.