Sebanyak 42 pelari elite nasional yang berkompetisi di Borobudur Marathon kembali ke kediaman masing-masing. Meskipun tidak terjadi penularan kasus, penapisan berlapis harus mereka lalui sebelum pulang.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelari elite putra Atjong Tio Purwanto bersujud setelah menyelesaikan lomba lari Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (27/11/2021).
MAGELANG, KOMPAS — Para pelari elite Borobudur Marathon Powered by Bank Jateng kembali ke kediaman masing-masing pada Minggu (28/11/2021) atau sehari seusai mengikuti lomba. Meskipun lomba telah usai, panitia tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat terhadap mereka.
Panitia Borobudur Marathon mewajibkan para pelari elite menjalani tes usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR). Tes dilakukan malam hari setelah para pelari mengikuti lomba pada Sabtu (27/11/2021) karena mereka sudah berangkat menuju bandara pada Minggu pagi.
Penerapan protokol kesehatan (prokes) sudah dilakukan panitia kepada pelari elite jauh-jauh hari sebelum mereka tiba di Kota Magelang, Jawa Tengah. Selama 14 hari sebelum keberangkatan, para pelari elite dikontrol kondisi kesehatannya. Salah seorang pelari elite, Octavianus E Beke, mengatakan, dirinya diwajibkan mengisi formulir laporan kondisi kesehatan setiap hari dan menyerahkannya kepada panitia.
”Itu untuk mengetahui kondisi kesehatan kami. Jadi, setiap hari memang harus melaporkan apakah ada keluhan sakit atau bagaimana. Saya belum pernah ikut lomba lari dengan prokes seketat ini,” kata Octavianus di Hotel Puri Asri, Magelang, sebelum kepulangannya.
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Pelari elite Borobudur Marathon meninggalkan kamar hotel tempat mereka menginap, Minggu (28/11/2021). Sebelum pulang ke kota asal masing-masing, mereka menjalani penapisan berlapis, termasuk menjalani tes usap PCR, untuk memastikan tidak tertular Covid-19.
Suasana haru
Kepulangan para pelari elite diwarnai suasana haru karena mereka telah bersama selama sekitar tiga hari di dalam sistem ”gelembung”. Sesaat sebelum naik bus yang akan mengantar mereka ke bandara, para pelari elite menyempatkan diri berfoto bersama panitia.
Pelari elite lainnya, Vanny Vanessa Cristian, menyampaikan, setibanya di hotel, pelari tidak diarahkan untuk langsung menjalani tes usap. Setelah hasil tes dinyatakan negatif, dia baru bisa mendapatkan kamar dan beristirahat.
Kami juga tidak diperbolehkan pesan makanan dari luar. Semuanya harus mengonsumsi apa yang disediakan pihak hotel untuk menjaga higienitas.
Panitia menerapkan sistem gelembung kepada para pelari elite. Selama berada dalam sistem gelembung itu, mereka dilarang berinteraksi atau menjalani kontak fisik dengan orang luar, selain yang berada di dalam gelembung.
”Kami juga tidak diperbolehkan pesan makanan dari luar. Semuanya harus mengonsumsi apa yang disediakan pihak hotel untuk menjaga higienitas,” ucapnya.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelari elite putri Vanny Vanessa Cristian menjalani tes usap PCR sebagai syarat mengikuti Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di Hotel Puri Asri, Magelang, Kamis (25/11/2021).
Menurut Vanny, penerapan prokes oleh panitia Borobudur Marathon memang sangat ketat. Namun, dia menilai hal itu tidak terlalu berlebihan karena untuk tujuan bersama mencegah penularan Covid-19.
Berada dalam sistem gelembung selama hampir empat hari, tidak ada satu pelari pun yang tertular Covid-19. Meski begitu, saat kepulangan, mereka diwajibkan menjalani tes usap kembali demi benar-benar memastikan tidak ada penularan virus korona baru dan variannya. Kebijakan ini diberlakukan panitia untuk menjamin para pelari elite tiba di rumah masing-masing dalam kondisi negatif Covid-19.
Tidak terganggu
Peraih peringkat ketiga di Borobudur Marathon 2020, Hamdan Syafril Sayuti, merasa tak terganggu atau terbebani dengan penapisan berlapis yang diberlakukan panitia Borobudur Marathon sebelum hingga kepulangan pelari usai berlomba.
Menurut dia, hal itu justru wajib dilakukan penyelenggara ajang lari di tengah pandemi Covid-19. Ia berterima kasih karena Borobudur Marathon tetap terlaksana di tengah tertundanya sejumlah ajang lari luar ruangan di Indonesia.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Para pelari elite putra meninggalkan garis start saat dimulainya Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (27/11/2021). Sebanyak 26 pelari elite putra nasional turun di ajang maraton ini.
Direktur Medis Borobudur Marathon dr Andi Kurniawan menjelaskan, penerapan prokes di Borobudur Marathon dirancang berlapis untuk mengontrol agar tidak terjadi penularan Covid-19. Meski ketat, langkah tersebut mesti ditempuh agar pelaksanaan Borobudur Marathon bisa berjalan lancar dan tanpa kasus Covid-19.
”Kami punya tujuan menekan kasus muncul seminimal mungkin. Sebisa mungkin kami mampu melakukan penanganan dengan baik,” kata Andi.