Borobudur Marathon Usung Misi Jadi Agenda Internasional
Elite Race Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng sukses digelar. Keberhasilan ajang tersebut memicu penyelenggara agar ajang lomba tahunan itu masuk agenda maraton internasional.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelari elite putra, Atjong Tio Purwanto, bersujud setelah menyelesaikan lomba lari Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (27/11/2021).
MAGELANG, KOMPAS — Borobudur Marathon, ajang lari jarak jauh, mengusung misi masuk dalam agenda maraton internasional. Butuh kesiapan semua pihak, terutama sumber daya manusia untuk mewujudkannya.
Elite Race Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng yang digelar pada Sabtu (27/22/2021) kembali menebalkan jejak lomba ini di ajang maraton nasional. Digelar di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jateng, acara ini tetap digelar dengan protokol kesehatan ketat.
Jumlah peserta lomba dibatasi. Tahun ini, hanya 42 pelari elite yang ikut terlibat. Mereka diwajibkan masuk ke gelembung sebelum lomba demi menghindari penularan Covid-19. Kondisi kesehatan mereka juga dipastikan lewat tes reaksi berantai polimerase (PCR).
Pelari kelas elite putri, Odekta Elvina Naibaho, disambut meriah saat mendekati garis finis lomba lari marathon kelas elite Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). Odekta finis di urutan pertama dengan catatan waktu 3 jam 2 menit 48 detik.
”Dalam masa pandemi, kita bisa membuktikan konsistensi aktivitas. Tentu belum sempurna, tetapi semangat kegairahan itu harus kita jaga,” kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno seusai lomba di Candi Borobudur, Sabtu.
Ke depan, Supriyatno menginginkan lomba tahunan ini naik kelas. ”Kita harus cantumkan (Borobudur Marathon) menjadi bagian dari event maraton internasional. Misalnya, kita tahu Tokyo Marathon, Berlin Marathon, dan lain-lain. Kita mengarah ke sana,” kata Supriyatno.
Akan tetapi, Supriyatno tidak mematok berapa lama ajang lomba tahunan ini masuk ke agenda maraton internasional. Ada berbagai standar yang harus dipenuhi. Salah satu yang terpenting ialah sumber daya manusia pendukung acara.
KOMPAS/Ferganata Indra Riatmoko
Pelari kelas elite putra, Agus Prayogo, memacu kecepatan saat mengikuti lomba lari marathon kelas elite Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021). Agus finis pertama dengan catatan waktu 2 jam 32 menit 21 detik.
”Sumber daya manusia harus kita pikirkan. Bahkan, sampai ke penyapu jalan, mungkin itu juga akan diatur. Misalnya, sekarang menyapu membutuhkan waktu 3 menit, barangkali ke depan untuk kepentingan maraton, menyapu harus diselesaikan 1 menit,” kata Supriyatno.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali mengatakan, kehadiran Borobudur Marathon sangat diharapkan para atlet. Semangat atlet untuk menunjukkan prestasinya akan semakin terpacu.
”Kompetisi ini harapan para atlet. Mereka berlatih sepanjang tahun kalau tidak ada kejuaraan itu percuma. Dengan adanya ajang ini, hendaknya menjadi penyemangat bagi para atlet,” ujar Zainuddin di tempat yang sama.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Pelari Irma Handayani (kanan) mengambil botol minum saat tampil di Borobudur Marathon 2021 powered by Bank Jateng di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (27/11/2021).
Zainuddin menambahkan, ketatnya prokes yang diterapkan juga menjadi contoh baik. Penapisan kesehatan dilakukan terhadap semua pihak yang terlibat dalam acara. Prokes ketat, katanya, mendukung langkah pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, Zainuddin menyatakan, Borobudur Marathon juga menjadi ajang yang dinilai bakal mendorong geliat wisata kebugaran (sport tourism). Banyaknya potensi keindahan alam dapat dimanfaatkan lewat ajang wisata kebugaran. Apalagi, wisata kebugaran sudah masuk desain besar olahraga nasional yang dipayungi Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional.
”Dalam aturan itu, sport industry dan sport tourism menjadi bagian yang harus kita garap ke depan. Kita tidak kurang-kurang potensi sport tourism. Fasilitas lokasi, di Jateng, misalnya, mau ke mana saja ada. Saya kira ini menjadi pendorong bagi pemerintah daerah mendukung sport tourism,” kata Zainuddin.