Tajam sekaligus kokoh menjadi dua kata yang menggambarkan performa lini belakang Chelsea pada musim ini. Berkat kekuatan komplet itu, “Si Biru” menghadirkan kekalahan terburuk bagi Juventus di Liga Champions Eropa.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
LONDON, RABU — Lini pertahanan Chelsea menampilkan peran komplet pada musim ini. Mereka tidak hanya membendung serangan lawan dan melindungi gawang ”The Blues”. Di bawah asuhan Pelatih Thomas Tuchel, barisan bek klub Inggris itu juga menjadi pundi-pundi gol.
Hal itu terlihat saat mereka menggilas Juventus, 4-0, pada lanjutan penyisihan Grup H Liga Champions Eropa di Stadion Stamford Bridge, London, Rabu (24/11/2021) dini hari WIB. Dua dari empat gol Chelsea dicetak barisan bek, yaitu Trevoh Chalobah dan Reece James.
Selain itu, tuan tumah juga membuat barisan penyerang dan lini tengah Juve tidak berkutik dan kesulitan mengembangkan permainan. Juve pun dipaksa menelan kekalahan terburuk sepanjang partisipasinya di kompetisi antarklub Eropa itu. Berkat hasil itu, The Blues mengggusur Juve dari puncak klasemen Grup H.
Chelsea unggul rekor pertemuan dan selisih gol dari wakil Italia itu. ”Tidak Tahu Malu”, bunyi judul halaman muka koran Italia, Tuttosport, mengkritik Juve yang tampil kontras dengan Chelsea.
”Chelsea bermain sabar saat mengalirkan bola dan membangun serangan dari lini belakang. Di Italia, cara bermain itu tidak lagi ada. Jika tim-tim Italia tidak cepat beradaptasi dengan taktik itu, mereka akan selalu kesulitan saat menghadapi lawan dengan permainan seperti Chelsea,” ujar Fabio Capello, mantan Pelatih Juve, dikutip Sky Sports.
Bermain sabar
Seperti disampaikan Capello, Chelsea tampil superior di laga itu. Mereka bermain sabar, menguasai bola, dan rajin menekan dari berbagai sektor. Tidak heran, mereka bisa menciptakan 21 tembakan. Adapun Juve hanya delapan tembakan. Chelsea pun mencatatkan 55 persen penguasaan bola, berbanding 45 persen milik Juventus.
”Kami tahu betapa sulitnya menghadapi Juve seperti ketika kami tumbang 0-1 di Turin (Italia) pada duel pertama. Namun, pada laga kali ini, kami menunjukkan penampilan jauh lebih baik dalam bertahan. Hal itu menular ke permainan menyerang kami,” kata Chalobah, salah satu bek pencetak gol Chelsea, dikutip UEFA.com.
Musim ini, peran bek seperti Chalobah sangat vital di Chelsea. Tak hanya dalam bertahan, mereka juga rajin berkontribusi dalam menyerang. Barisan bek ”Si Biru” telah mencetak 16 gol dan 10 asis pada musim ini.
Jumlah gol itu setara 38 persen dari total 42 gol yang telah dihasilkan skuad Chelsea. Tidak ada tim lain di Eropa yang mencatatkan dua digit gol dan asis dari para pemain belakang.
Sumbangsih akademi
Chalobah, pemain muda binaan akademi Chelsea, misalnya, telah menyumbang tiga gol di seluruh ajang musim ini. Adapun James, jebolan akademi Chelsea lainnya, telah berkontribusi ke 10 gol Chelsea di tiga ajang pada musim ini, yaitu Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala Liga Inggris.
Chelsea bermain sabar saat mengalirkan bola dan membangun serangan dari lini belakang. Di Italia, cara bermain itu tidak lagi ada. (Fabio Capello)
James, yang tampil sebagai bek sayap, telah menghasilkan total lima gol dan lima asis. Catatan produktivitasnya itu membuat sang pemain kelahiran London kini menjadi pencetak gol terbanyak sementara Chelsea pada musim ini. Jumlah golnya itu melampaui Kai Havertz dan Romelu Lukaku yang masing-masing dengan empat gol.
Dalam 50 laga bersama Tuchel, gawang Chelsea tidak kebobolan di 31 laga. Gawang mereka baru kemasukan 24 gol di era Tuchel. Tidak heran, Tuchel menyandang predikat manajer terbaik sepanjang sejarah Chelsea dalam hal rekor pertahanan di 50 laga pertama.
Tidak hanya itu, dari 20 laga yang telah dijalani di musim ini, Chelsea baru kebobolan tujuh gol di tujuh laga. Tidak ada tim yang bisa mencetak lebih dari satu gol ketika menghadapi Chelsea. Gawang Chelsea pun selalu terbebas dari gol-gol lawan pada 13 pertandingan lainnya.
”Kami ingin tetap sabar dan tidak terlena, baik ketika menyerang maupun bertahan. Melawan Juventus tidak cukup hanya mendominasi, tetapi kami perlu meningkatkan ritme dan intensitas untuk membuat banyak peluang dan gol. Ini (kemenangan 4-0) adalah performa luar biasa dan hasil yang fantastis,” tutur Tuchel, mengomentari pemainan timnya, seperti dilansir laman Chelsea.
Adapun Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengakui, timnya bermain kurang ngotot. ”Target kami lolos dari penyisihan grup telah tercapai. Di Turin, kami tampil dengan penuh perhatian pada aspek bertahan selama 90 menit. Sedangkan di London kami hanya bertahan baik selama 45 menit awal,” ucapnya.
Posisi puncak Grup H akan ditentukan di pekan pamungkas penyisihan grup, yaitu 9 Desember mendatang. Juve akan menjamu Malmo di Stadion Allianz Turin, sedangkan Chelsea akan bertandang ke markas Zenit Saint Petersburg di Rusia. (Reuters)